Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Masih Ingat

Ingat Pak Tarno Dulu Eksis Main Sulap di TV? Kini Jualan Mainan Pakai Kursi Roda, Netizen Prihatin

Kabar terbaru, Pak Tarno ternyata berdagang mainan di depan sekolah untuk menyambung hidup sehari-hari.

|
Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Potret Pak Tarno saat masih eksis main sulap (Istimewa) dan kondisi terbaru Pak Tarno berdagang mainan di depan SDN Semper Barat 01, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat (25/10/2024) (Kompas.com/Cynthia Lova) 

“Pengalaman terus dengan adanya orang yang membodohi Pak Tarno dengan akunnya Pak Tarno, padahal itu bukan Pak Tarno. Pak Tarno diam aja dengan ketidaktahuannya dia,” ujar Slamet.

Alhasil, kini Pak Tarno masih harus bekerja meski kondisinya terkena stroke untuk keempat kalinya.

Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan Pak Tarno dan mengisi kekosongan ketika belum ada panggilan job sulap.

“Iya (buat) tambahan (uang) sambil mengisi kekosongan hari-hari Pak Tarno lah. Pak Tarno orangnya enggak bisa diam, enggak mau diam lah. Ini maunya bikin tembak-tembak dari kayu,” tutur Slamet.

Profil Pak Tarno

Sutarno, yang lebih dikenal sebagai Pak Tarno lahir 12 Mei 1950.

Dia adalah seorang pesulap, komedian, presenter, dan pemeran berkebangsaan Indonesia.

Tarno dikenal karena sering mengucapkan kalimat "dibantu ya, bimsalabim jadi apa, prok-prok-prok" ketika melakukan aksi menyulap.

Melalui ajang pencarian bakat The Master musim ketiga yang diselenggarakan pada tahun 2009, ia dianugerahi gelar "Master of Traditional Magic" oleh Deddy Corbuzier.

Sebelum mengikuti ajang tersebut, Tarno bekerja sebagai penjual martabak keliling, yang juga menyambi sebagai seorang pesulap keliling.

- Kehidupan awal

Ayah Tarno meninggal dunia, sedangkan ibu Tarno pergi meninggalkannya karena berselingkuh dengan laki-laki yang berasal dari luar desa tempat Tarno berasal.

Karena tidak mampu membeli beras, Tarno hanya bisa makan jagung.

Pada umur 10 tahun, Tarno nekat merantau ke Jakarta sendirian.

Karena tidak punya cukup uang, pada awal tahun 1970-an, Tarno pergi dengan menumpangi kereta barang pengangkut kayu dan sapi yang transit di Stasiun Losari.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved