Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kebakaran di Makassar

Warga Makassar Merugi Rp47 Miliar Akibat Kebakaran, Danny Pomanto Minta Tetap Waspada

Kepala Seksi Operasi Damkarmat Makassar Andi Akbar Ikhsan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Abdul Azis Alimuddin
Ist
Tim Damkar Kota Makasar saat berjibaku memadamkan kebakaran. Sebanyak tiga korban meninggal dunia kasus kebakaran di Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Waspada! Sepuluh bulan terakhir, angka kasus kebakaran di Kota Makassar mencapai 253 kejadian.

Taksiran kerugian akibat kebakaran Januari-Oktober 2024 mencapai Rp47 milliar lebih.

Angka itu tercatat dalam data jumlah kebakaran di Damkarmat Kota Makassar.

Trendnya meningkat, mulai Bulan Juli hingga Oktober 2024.

Pada Januari hingga Juni, peristiwa kebakaran di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan ini, tercatat antara 5-15 kejadian.

Dengan rincian, Januari 13 kejadian, Februari lima kejadian, Maret 15, April 11, Mei 12 dan Juni 15.

Namun, pada Juli hingga Oktober, angkanya meningkat mulai dari 23 hingga 70 kasus.

Tercatat, pada bulan Juli, angka kebakaran sebanyak 23 kejadian, Agustus 57, September 70 dan Oktober 30.

Dari 253 kasus kebakaran yang terjadi, 50 diantaranya disebabkan oleh arus pendek listrik.

15 diantaranya, disebabkan oleh ledakan kompor atau tabung gas.

Dan 114 lainnya, disebabkan kebakaran alang-alang atau lahan kering.

Sementara untuk rincian objek terbakar didominasi rumah tinggal sebanyak 170 unit.

15 kios atau toko, lima perusahaan, sembilan gudang, satu pasar dan dua hotel.

Kepala Seksi Operasi Damkarmat Makassar Andi Akbar Ikhsan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Tentunya kita mengimbau masyarakat agar lebih waspada, perhatikan kompor dan instalasi kelistrikan secara rutin," harap Andi Akbar Ikhsan.

Hal utama yang kerap diabaikan kata Andi Akbar, yaitu saat masyarakat mencharger ponsel.

Biasanya, setelah charger baterai penuh, masyarakat hanya mencabut ponsel tanpa mencabut charger dari colokan.

"Jadi masyarakat mesti lebih bijak lagi dalam penggunaan listrik. Misalnya, kalau mencharger ponsel, jangan lupa dicabut setelah digunakan, begitu juga colokan lainnya," imbuhnya.

Danny Pomanto Minta Warga Waspada

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mewanti-wanti masyarakat untuk waspada terhadap kebakaran. 

Cuaca panas beberapa hari terakhir ini menjadi pemicu terjadinya kebakaran. 

Karena itu, Danny mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi, memperketat kewaspadaan terhadap potensi-potensi yang bisa menyebabkan kebakaran. 

"Dari statistik kebakaran di Makassar bahkan pernah sampai 11 kali dalam satu hari, pertama karena kenaikan suhu semakin kering, kedua kemarin gara-gara listrik yang padam," ucap Danny Pomanto, Rabu (27/8/2024). 

Di samping itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) juga diminta untuk selalu siaga dan sigap dalam menangani peristiwa kebakaran. 

Sejauh ini, Danny menilai Dinas Damkarmat Kota Makassar sudah maksimal menjalankan kerja-kerjanya.

Berdasarkan pantauannya, tim Damkarmat sudah tiba di lokasi kejadian kurang dari 12 menit. 

Selanjutnya, dari segi fasilitas juga dianggap mumpuni. 

Pemkot Makassar menyiapkan damtor (pemadam motor) di masing-masing kecamatan untuk melakukan penanganan pertama terhadap kebakaran. 

Perangkat RT/RW juga seharusnya melakukan pemantauan 24 jam layaknya siskamling (sistem keamanan lingkungan). 

"Makanya masyarakat itu diimbau untuk berhati-hati, RTRW itu mesti ada semacam siskamling untuk menjaga 24 jam kondisi masyarakat," ujarnya. 

"Walaupun ini kebakaran tapi kita masih syukur kebakarannya siang hari, paling bahaya dan berisiko kalau malam hari pada saat orang sudah tidur. Ini yg harus jadi bagian mitigasi kita," hambanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Damkarmat Makassar, Hasanuddin menyampaikan, 

memasuki musim kemarau dan kondisi cuaca yang cukup ekstrim, ia mengimbau seluruh warga untuk lebih sigap dan berhati-hati. 

"Hati-hati dalam aktivitas di dapur dan penggunaan peralatan elektronik serta kegiatan yang berpotensi menjadi penyebab kebakaran," ujarnya. 

"Disampaikan juga bagi pengguna jalan raya untuk dapat memprioritaskan jalur armada pemadam menuju ke lokasi dengan cara menepikan kendaraan anda ke daerah aman guna kelancaran operasi pemadaman," sambungnya. 

Ia mengakui, pada Agustus ini cukup banyak peristiwa kebakaran yang terjadi. 

Misalnya pada 19 Agustus lalu,  sebanyak 18 unit rumah warga dua kecamatan di Kota Makassar terbakar. 

Kebakaran terjadi di Jalan Regge, Lorong 4, Kelurahan Wala Walaya, Kecamatan Tallo. Sementara lokasi kedua di Jalan Abu Bakar lambogo (Ablam), Kelurahan Bara-Baraya Selatan, Kecamatan Makassar.

Kemudian hari ini, terjadi kebakaran di Gudang Gandum, Baddoka Kecamatan Biringkanaya dan Tallasa City Kecamatan Tamalanrea. 

"Kemarin juga ada kebakaran di Pergudangan Lantebung, makanya kita harap masyarakat tingkatkan kewaspadaannya," tutupnya.

Warga Jangan Buka Lahan dengan Membakar

Secara bertahap, Sulawesi Selatan mulai memasuki musim kemarau.

Ancaman kekeringan jadi tantangan harus dihadapi Pemprov Sulawesi Selatan.

Mitigasi bencana seperti kebakaran hutan pun harus dilakukan Pemprov Sulsel

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengimbau masyarakat lebih hati-hati melakukan tindakan pembakaran.

Apalagi melakukan pembakaran untuk pembukaan lahan.

“Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mengatasi pada memasuki kemarau agar berhati-hati untuk tidak melakukan namanya tindakan seperti pembakaran untuk pembukaan lahan," jelas Amson pada Jumat (26/7/2024)

Amson juga mengingatkan masyarakat lebih perhatian terhadap indikasi kebakaran.

"Kita juga mengimbau agar menyampaikan segera ke pemerintah setempat apabila melihat adanya potensi kebakaran,” lanjutnya.

Diperkirakan puncak musim kemarau pada agustus mendatang.

Namun baginya antisipasi dampaknya tentu sudah harus dilakukan sedini mungkin.

BPBD Sulsel mulai aktif meningkatkan koordinasi bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK). 

Tentunya untuk memperhatikan kondisi wilayah untuk dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan pengamalan masing-masing instansi.

"Kita mengaktifkan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan jajaran terkait itu bagaimana mengamankan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.

Saat ini, sejumlah wilayah di Sulsel sudah memasuki musim kemarau.

Umumnya wilayah di Sulsel bagian selatan dan barat mulai musim kemarau.

Diantaranya kabupaten Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, Barru hingga Parepare.

Sementara itu, Sulsel bagian utara dan timur masih terdapat potensi hujan.

Diantaranya Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Palopo, Wajo, Bone hingga Sinjai.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved