Terjawab Sosok Calon Gubernur Terkuat di Pilkada Sulteng, Paslon Nomor 1 dan 3 Bersaing Ketat

TRIBUN-TIMUR.COM - Survei elektabilitas terbaru Pilkada Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024.

Dari tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulteng, terungkap sosok terkuat.

Tiga paslon itu yakni Rusdy Mastura - Sulaiman Agusto Hambuako vs Ahmad Ali - Abdul Karim Al Jufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido.

Mereka kini berebut hati rakyat untuk dipilih pada hari pencoblosan.

Dalam hasil survei terbaru, calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 2, Anwar Hafid disebutkan terus melejit.

Pengamat Politik Citra Institute, Efriza, menilai bahwa dukungan yang semakin menguat ini menandakan posisi Anwar Hafid semakin kokoh di hati rakyat.

“Pilihan masyarakat sudah tetap, membuat Anwar Hafid nyaman bertengger di posisi puncak,” kata Efriza, Jumat (4/10/2024). 

Sebagaimana diketahui, Data survei Pilar Bangsa Research pada periode 24-30 September 2024 menunjukkan, Anwar Hafid dan Reny Lamadjido menempati urutan teratas dengan persentase 52,9 persen.

Sementara diurutan kedua terdapat pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri dengan perolehan 21,9 persen atau selisih 31,0 persen dari Anwar Hafid - Reny Lamadjido. 

Berikut hasil survei elektabilitas terbaru Pilkada Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024: Rusdy-Sulaiman vs Ahmad Ali-Abdul vs Anwar-Reni, siapa terkuat? (Instagram @kpu_provinsi_sulteng)
 
Sementata pasangan Rusdy Mastura-Sulaiman Agusto harus puas berada di posisi buncit dengan angka 19,2 persen.

Survei ini melibatkan 1.200 responden, margin of error 2,9 persen, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. 

Menurut Efriza, salah satu faktor utama yang mendorong elektabilitas Anwar Hafid adalah rekam jejaknya dalam membangun daerah selama masa jabatannya sebagai Bupati Morowali dan Anggota DPR RI. Bukti-bukti konkret terlihat jelas dan amat sangat dirasakan rakyat. 

Berkat program pendidikan dan kesehatan gratis di Morowali, beban rakyat musnah. Pemerintah Kabupaten Morowali mencatat penurunan angka kemiskinan yang signifikan.

Pada tahun 2008, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 28,27 persen, dan pada tahun 2014 turun menjadi 14,47 persen, menunjukkan penurunan sebesar 13,47 persen.

Daya beli masyarakat Morowali juga mencapai puncaknya pada tahun 2015, dengan angka tertinggi sebesar Rp10.245.000.