Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BBM Langka di Sulsel

Pj Gubernur Zudan Selidiki Kelangkaan BBM di Sulsel

Kelangkaan BBM tak hanya terjadi di Kota Makassar, namun juga meluas ke hampir seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM
PJ Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Polemik kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sulsel belum juga usai. 

BBM jenis Pertalite, Pertamax, dan Solar sering kali mengalami kelangkaan, mengakibatkan antrean panjang di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). 

Kelangkaan ini tak hanya terjadi di Kota Makassar, namun juga meluas ke hampir seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

Kondisi ini menjadi keluhan bagi pengendara roda dua, roda empat, hingga sopir truk yang harus rela menginap di SPBU demi mendapatkan BBM. 

Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, angkat bicara terkait masalah ini. 

Ia menyatakan telah turun tangan untuk menyelidiki penyebab kelangkaan BBM yang meresahkan masyarakat.

"Saat ini kami sedang memantau, apakah masalah ini terjadi pada suplai atau kuota," ujar Prof. Zudan saat ditemui di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (17/10/2024).

Prof. Zudan mengaku heran dengan situasi ini, karena tidak ada momen hari raya, libur panjang, atau acara besar yang biasanya menyebabkan lonjakan permintaan BBM. 

"Seharusnya kondisi saat ini normal. Belum akhir tahun, Natal, atau Tahun Baru. Jadi kita kaji di mana titik penyebab suplai ini berkurang," lanjutnya.

Baca juga: 1 Minggu Pertalite-Solar Langka di Sinjai Sulsel, Pengendara Antre Berjam-Jam di SPBU Biringere

Ia juga menambahkan bahwa komunikasi dengan Pertamina telah terjalin, dan Pemprov Sulsel siap turun tangan untuk menangani masalah kelangkaan BBM ini.

Keluhan Sopir: Antre BBM Hingga 1 Jam

Antrean panjang kendaraan, terutama bus dan truk, terjadi di SPBU 7490222 Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (17/10/2024). 

Para sopir mengeluhkan situasi ini karena memperlambat perjalanan mereka. 

"Sangat memperlambat perjalanan, antrean panjang bisa sampai satu jam," kata Muhammad Sandi, seorang sopir truk, kepada Tribun-Timur.com.

Sandi juga mengungkapkan bahwa pembelian solar kadang dibatasi, dengan maksimal pembelian senilai Rp500 ribu.

Ia menambahkan bahwa situasi di luar Makassar bahkan lebih parah, dengan beberapa daerah mengalami kekosongan stok.

"Bukan cuma di Makassar, di luar daerah lebih parah, sampai ada yang kosong stoknya," ungkapnya.

Sopir-sopir seperti Sandi bahkan sering kehabisan uang makan di perjalanan karena harus menunggu lama, bahkan menginap di SPBU akibat stok BBM yang kosong.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved