Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Tiga Putra Sulsel Diisukan Dapat Jabatan Menteri Kabinet Prabowo, Ada Jenderal Bintang 3

Ketiganya Andi Amran Sulaiman, Supratman Andi Agtas, dan Sjafrie Sjamsoeddin.

Editor: Sudirman
Ist
Andi Amran Sulaiman, Supratman Andi Agtas, dan Sjafrie Sjamsoeddin. Tiga putra Sulsel berpeluang mengisi jabatan menteri kabinet Prabowo Subianto. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok tiga putra Sulsel berpeluang mengisi kabinet Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Ketiganya Andi Amran Sulaiman, Supratman Andi Agtas, dan Sjafrie Sjamsoeddin.

Andi Amran Sulaiman disebut-sebut akan mengisi jabatan Menteri Pertanian.

Sementara Supratman Andi Agtas akan mengisi jabatan Menteri Hukum dan HAM.

Sjafrie Sjamsoeddin akan mengisi jabatan Menteri Pertahanan (Menhan).

Baca juga: Jokowi Resmikan Istana Negara Jelang Lengser dari Presiden, Istana Garuda Tunggu Prabowo Subianto

Sjafrie akan mengisi kabinet yang ditinggalkan Prabowo Subianto.

Profil Andi Amran Sulaiman, Supratman Andi Agtas, dan Sjafrie Sjamsoeddin.

Andi Amran Sulaiman

Andi Amran Sulaiman saat ini menjabat sebagai Menteri Pertanian.

Andi Amran Sulaiman lahir di Bone, Sulawesi Selatan pada 27 April 1968. 

 Suami dari Martati ini memiliki latar belakang sebagai pengusaha.

Ia mendirikan perusahaan Tiran Group yang bermarkas di Makassar dan beroperasi sebagian besar di Indonesia Timur.

Tiran Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kelautan.

Tiran Group memiliki sejumlah anak usaha di antaranya PT Tiran Indonesia (tambang emas), PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit), PT Tiran Makassar (distributor Unilever).

Juga ada PT Tiran Bombana (emas, timah hitam), PT Tiran Mineral (tambang nikel), PT Amrul Nadin (SPBU percontohan Maros), CV Empos Tiran (produsen rodentisida).

Anak usaha lain milik Andi Amran Sulaiman adalah CV Profita Lestari (distributor pestisida), CV Empos (distributor Semen Tonasa), dan PT Bahteramas (pabrik gula di Konawe Selatan).

Dengan banyaknya perusahaan yang dipunyai, Andi Amran Sulaiman sempat disebut sebagai menteri dengan kekayaan bersih tertinggi yang dilaporkan, senilai Rp330,8 miliar pada November 2014.

Selain sebagai pengusaha, Andi Amran Sulaiman juga dikenal sebagai pendidik.

Ia tercatat sebagai dosen ilmu pertanian di Universitas Hasanuddin.

Tak heran, sebab Andi Amran Sulaiman menyelesaikan tiga jenjang pendidikan tingginya di jurusan pertanian.

Gelar S1 Sarjana Pertanian didapat pada 1993 dari Universitas Hasanuddin.

Sepuluh tahun kemudian, ia sukses 'menggondol' gelar Magister Pertanian.

Di kampus yang sama, Andi Amran Sulaiman menyelesaikan pendidikan S3 dan meraih gelar Doktor pada 2012.

Ia lulus dengan IPK maksimal dan mematenkan berbagai penemuan yang mencakup pengendalian hama.

Saat ini ia juga memegang 5 hak paten.

Andi Amran Sulaiman merupakan anak ketiga dari 12 bersaudara.

Sang ayah bernama Andi B Sulaiman Dahlan Petta Linta dan ibunya, Andi Nurhadi Petta Bau.

Supratman Andi Agtas

Supratman Andi Agtas, dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) menggantikan Yasonna Laoly, Senin (19/8/2024). 

Supratman Andi Agtas diketahui merupakan politisi Gerindra. 

Dikutip dari laman resmi fraksi Gerindra, Andi lahir di Soppeng, Sulawesi Selatan, 28 September 1969.

Sebelum dilantik menjadi Menkumham, Supratman Andi Agtas menjabat sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Gerindra dari Dapil Sulawesi Tengah. 

Berlatar belakang hukum, Andi sempat menjalani profesi sebagai Dosen selama 14 tahun (Universitas Tadulako) dan Advokat. 

Terkait riwayat pendidikan, Supratman menyelesaikan S1 jurusan hukum di Universitas Muslim Indonesia Makassar pada 1993.

Sedangkan, S2 ia menyelesaikan di Universitas Hasanuddin pada 1996 dengan jurusan hukum.

Supratman menyelesaikan S3 di Universitas Muslim Indonesia Makassar pada 2016. 

Supratman Andi Atgas diketahui memulai karier di DPR RI sejak 2014. 

Pada Pemilu 2014, Supratman Andi Agtas berhasil melenggang ke Senayan, mewakili Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah.

Kala itu, Supratman Andi Agtas memperoleh 61.500 suara.

Sjafrie Sjamsoeddin

Sjafrie Sjamsoeddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 30 Oktober 1952.

Ia berlatar belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pangkat terakhirnya di TNI ialah Komjen atau jenderal bintang tiga.

Berbagai jabatan strategis telah ia tempati.

Seperti Panglima Kodam (Pangdam) Jaya, terlibat dalam pengamanan Reformasi 1998.

Ia juga menjabat sebagai asisten Prabowo di Kementerian Pertahanan.

 Sjafrie Sjamsoeddin dan Prabowo Subianto merupakan teman lama.

Ia satu letting di Akademi Militer (Akmil) 1974.

Tak hanya itu, ia juga menjadi bagian dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) saat Presiden Soeharto masih berkuasa.

Beberapa foto juga ia unggah berisi momen kenang-kenangan saat menjadi taruna Akmil, juga ada sosok Prabowo di sampingnya.

Juga saat keduanya berdinas bersama sudah berseragam TNI.

Sjafrie adalah Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014.

Ia juga adalah mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, kedua jabatan itu tetap ia rangkap dari April 2005.

Sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005.

Setelah lulus dari Akabri, ia melanjutkan pendidikannya di bidang bisnis dan meraih gelar MBA tahun 1993.

Karier militernya dimulai di lingkungan Baret Merah dengan jabatan sebagai Danton Grup I, Danki II Grup I, Pa Intel Grup I, Dan Satlak Pengawal Pribadi Presiden RI, Wadan Yon Grup I, Danyon I Grup I, Waasops Dan Kopassus (1975-1991).

Selain itu, ia pernah bertugas sebagai pengawal pribadi Presiden Soeharto dalam setiap kunjungan ke luar negeri.

Sjafrie pernah menjabat Wakil Asisten Operasi Komandan Kopassus sejak 2 Juni 1993 dan Komandan Grup A Pasukan Pengaman Presiden.

Awal Maret 1995, Sjafrie menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 061 Suryakencana Bogor.

Kurang dari satu tahun kemudian, 1 Februari 1996, Sjafrie menjadi Kepala Staf Garnisun (Kasgar) I Ibu Kota dengan pangkat brigadir jenderal.

Pada Agustus 1996, Sjafrie menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya. Saat itu, ia menggantikan posisi Mayjen Susilo Bambang Yudoyono.

Satu tahun kemudian, Sjafrie diangkat menjadi Panglima Kodam Jaya pada tahun 1997.

Ia menggantikan posisi Mayjen TNI Sutiyoso setelah terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarata.

Sjafrie juga pernah menjabat sebagai Koordinator Staf Ahli (Korsahli) TNI pada tahun 2001.

Setelah itu, ia diangkat menjadi Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI, menggantikan Marsekal Muda Graito Usodo pada tahun 2002.

Pada 2005, Sjafrie diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan.

Namun, unjuk rasa puluhan korban pelanggaran hak asasi manusia mewarnai pelantikan Sjaffrie.

Mereka mempersoalkan diangkatnya Sjafrie yang diduga terkait dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, seperti diberitakan Harian Kompas, 16 April 2005.

Di tahun 2010, Sjafrie dipercaya menduduki jabatan Wakil Menteri Pertahanan, mendapingi Purnomo Yusgiantoro yang menjadi Menhan saat itu.

Sjafrie kemudian menjadi wakil ketua Indonesian Asian Games Organizing Committee/Inasgoc pada tahun 2018 lalu.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved