Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perjalanan Panjang Indosat Ooredoo Hutchison Sejak 1993, dulunya Bernama Satelindo

Satelindo mulai mengembangkan sistem kartu SIM yang diluncurkan pada tahun 1995, dengan produk pertamanya, Satelindo Card, pada Oktober 1997.

|
Editor: Ina Maharani
internet
kartu Mentari dari Satelindo 

 

Makassar, Tribun – PT Satelit Palapa Indonesia, atau yang lebih dikenal sebagai Satelindo, didirikan pada 29 Januari 1993.

Awalnya, perusahaan ini berperan sebagai pengelola sistem Satelit Palapa yang sebelumnya dikelola oleh Telkom. 

Dilansir wikipedia Selasa (1/10) Satelindo tidak hanya berkutat di bisnis satelit, tetapi juga menjadi pionir dalam industri telekomunikasi dengan mendapatkan izin dari pemerintah untuk membangun jaringan GSM pertama di Indonesia pada tahun 1993.

Peluncuran Sistem GSM

Sistem GSM resmi diluncurkan oleh Satelindo di Jakarta pada 1 November 1994, menandai langkah penting dalam perkembangan komunikasi seluler di tanah air.

 Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Satelindo mulai mengembangkan sistem kartu SIM yang diluncurkan pada tahun 1995, dengan produk pertamanya, Satelindo Card, pada Oktober 1997.

Kemudian, pada 27 September 1998, kartu prabayar Mentari diperkenalkan, diikuti dengan kartu pascabayar Matrix pada tahun 2002.

Perubahan Kepemilikan

Setelah mengalami beberapa perubahan kepemilikan, pada Juni 2002, Indosat mengambil alih 100 persen saham Satelindo.

Pada 25 Juli 2001, PT Indosat Multimedia Mobile (Indosat-M3) didirikan sebagai operator telepon seluler bersistem GSM. Indosat-M3 kemudian dilebur dengan PT Indosat Tbk. pada triwulan akhir tahun 2003.

Transformasi Produk Indosat

Produk-produk yang diluncurkan Indosat termasuk kartu prabayar SMART (sekarang IM3 Prabayar) dan kartu pascabayar BRIGHT (sekarang IM3 Pascabayar).

Pada Februari 2013, Qtel, perusahaan telekomunikasi Qatar yang menguasai 65 persen saham Indosat, berubah nama menjadi Ooredoo.

Dua tahun kemudian, Indosat mengubah identitas dan logonya menjadi Indosat Ooredoo pada 19 November 2015.

Merger dengan Hutchison

Puncak perjalanan Indosat terjadi pada 4 Januari 2022, ketika Indosat Ooredoo resmi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia, membentuk Indosat Ooredoo Hutchison.

Rencana merger ini telah diumumkan pada 16 September 2021, dan berhasil menciptakan operator seluler terbesar kedua di Indonesia, dengan 102,2 juta pengguna pada akhir tahun 2022.

Inovasi Pascamerger

 Indosat Ooredoo Hutchison terus berinovasi dan berkembang pesat setelah resmi melakukan merger pada 4 Januari 2022. 

Dengan merger ini, Indosat menjadi operator seluler terbesar kedua di Indonesia, mencapai 102,2 juta pengguna pada akhir tahun 2022.

Pasca-merger, komposisi kepemilikan Indosat terdiri dari Ooredoo Hutchison Asia Pte. Ltd. yang menguasai 65,64 persen , diikuti oleh PT Tiga Telekomunikasi Indonesia dengan 10,8 % , PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dengan 9,63 % , dan masyarakat dengan 14 % . 

Saham pemerintah yang sebelumnya sebesar 14,29 % dialihkan ke PPA pada April 2021 dan mengalami dilusi setelah merger, meskipun pemerintah masih memiliki saham dwiwarna seri A di Indosat.

Pada 9 September 2022, Indosat Ooredoo Hutchison meluncurkan layanan internet serat optik (FTTH/Fiber-to-the-Home) dengan merek Indosat HiFi, menawarkan kecepatan hingga 100 Mbps tanpa kebijakan FUP (Fair Usage Policy). 

Peluncuran ini mengikuti penghentian operasi IndosatM2 selama hampir setahun, yang sebelumnya menyediakan layanan serupa. 

Untuk memperluas jangkauan layanannya, Indosat mengakuisisi 330.000 pelanggan MNC Play pada November 2023, menambah jumlah pelanggannya secara signifikan.

Pasca-merger, Indosat Ooredoo Hutchison fokus pada integrasi jaringan dari kedua perusahaan telekomunikasi.

Pada April 2023, mereka mengumumkan bahwa proses integrasi jaringan telah sukses dilakukan, termasuk kolaborasi dengan Tri Indonesia.

 Selain itu, Indosat juga melakukan pemadaman jaringan 3G atas perintah Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk mengoptimalkan jaringan 4G dan 5G di Indonesia, dengan proses ini rampung pada tahun 2023.

Salah seorang pengguna Indosat lama ini adalah Vera, wanita asal Tasikmalaya, Bandung. Ia menggunakan sejak tahun 2000, 24 tahun yang lalu.

Saat itu masih menggunakan nama Matrix dan Satelindo

"Selama ini pakai saya tidak pernah kecewa. Banyak inovasi-inovasi nya, dan harganya tetap terjangkau," ujarnya.

Selain itu ada juga Dewi Yulia, di mana nomornya juga sudah digunakan sejak tahun 1999. "Ini milik almarhum suami saya yang sayay teruskan. Sangat memuaskan, harga murah sinyalnya bagus," papar pengusaha ini.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved