Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Permainan Terbaca, Pengamat Minta PSM Makassar Terus Evaluasi

PSM Makassar kehilangan tujuh poin di kandang bahkan tak mampu mencetak gol.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
PSM Makassar
Gelandang PSM Makassar, Latyr Fall dikepung dua pemain PSIS Semarang pada pekan keenam Liga 1 2024/2025 di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (20/9/2024) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Performa PSM Makassar pasca jeda FIFA Matchday menurun drastis.

Sebelum jeda, PSM Makassar menyapu bersih tiga laga di Liga 1 2024/2025 dengan kemenangan.

Bahkan, tim berjuluk Juku Eja itu menjadi tim tersubur dengan torehan delapan gol.

Kini, kondisinya berbalik 180 derajat.

PSM Makassar tak pernah menang usai FIFA Matchday.

Baca juga: Victor Luiz Minta PSM Makassar Perbaiki Akurasi dan Final Pass

Dari tiga laga, dua kali imbang dan sekali kalah. 

Padahal laga tersebut berlangsung di kandang, Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur.

PSM Makassar pun kehilangan tujuh poin di kandang.

Tak hanya itu, tim besutan Bernardo Tavares ini tak mampu mencetak gol.

Akibat performa yang menurun, PSM Makassar harus lengser dari tahta klasemen.

Sekarang juara Liga 1 2022/2023 itu hanya menempati posisi tiga dengan 11 poin.

Pengamat Sepak Bola, Syamsuddin Umar mengingatkan PSM Makassar bahwa ini kompetisi, akan bergulir terus.

Olehnya itu, PSM Makassar harus selalu evaluasi. 

Sebab, ada 17 tim jadi kompetitor.

Pasti mereka mempelajari kekuatan dan kelemahan Laskar Pinisi.

"PSM harus selalu mengevaluasi kondisinya karena 17 klub yang jadi kompetitor, pasti menganalisa kekuatan, kelebihan dan kemampuan tim (PSM Makassar) baik secara unit atau individu dan taktik bermain," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com,  Sabtu (21/9/2024).

Syamsuddin Umar mengutarakan, PSM Makassar saat ditahan imbang 0-0 PSIS Semarang, Jumat (20/9/2024) malam, mendominasi serangan.

Namun, dalam permainan PSM Makassar tak mampu mengontrol emosi.

Padahal menurut dia kontrol emosi salah satu bagian penting dari permainan sepak bola.

Terlepas dari kualitas teknik, cara memainkan bola, penguasaan bola, menyerang bertahan dan transisi.

"Lebih penting lagi mengatur emosi kepada seluruh pemain," paparnya.

Mantan Asisten Timnas Indonesia itu melihat, permainan Yuran Fernandes cs saat ini berbeda ketika awal kompetisi.

Kala itu mereka bermain lebih sabar, sehingga penyerangannya tidak tergopoh-gopoh, unitnya berjalan baik.

Sekarang, tim besutan Bernardo Tavares meninggalkan posisi dan perannya.

Ia mencontohkan Yuran Fernandes yang sampai naik membantu penyerangan.

Lalu penyeimbang lapangan tengah, Akbar Tanjung dan Ananda Raehan tak lagi menguasai lapangan tengah yang jadi fokusnya.

Kedua pemain tersebut bergerak ke kanan dan kiri.

Kemudian bek, Aloisio Neto Soares juga sampai lari ke kanan maupun kiri.

"Itu harus kembali normal lagi (peran pemain)," tuturnya.

Syamsuddin Umar melanjutkan, pemain PSM Makassar mudah terpancing. 

Dampaknya begitu diprovokasi, permainannya mudah berubah bentuk.

Bermain tidak sabaran.

Bola yang harus dimainkan, diubah lagi. Bola belum saatnya di shooting, tapi sudah di shooting.

"Jadi timing waktunya cetak bola dan menyerang harus dikembalikan lagi. Itu yang jadi fokus dibenahi," pungkas juru taktik yang bawa PSM Makassar juara Liga Indonesia 1999/2000 ini.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved