Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PON

Sosok Rizki Saputra Pemain Sulteng Pukul Wasit di PON, Erick Thohir Janji Beri Sanksi Maksimal

Muhammad Rizki Saputra viral setelah memukul wasit saat pertandingan Aceh vs Sulteng di PON 2024.

Editor: Sudirman
Ist
Muhammad Rizki Saputra pemain Sulawesi Tengah di PON 2024. Muhammad Rizki Saputra terancam sanksi setelah memukul wasit. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Muhammad Rizki Saputra pemain Sulawesi Tengah (Sulteng) Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.

Nama Muhammad Rizki Saputra viral di media sosial usai laga Aceh vs Sulawesi Tengah.

Duel Aceh vs Sulteng digelar di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam.

Laga Aceh vs Sulteng dipimpin Eko Agus Sugiharto sebagai wasit utama.

Keputusan Eko Agus Sugiharto dianggap berpihak ke tuan rumah Aceh.

Baca juga: Soroti Kepemimpinan Wasit PON Wali Kota Palu Marah-marah ‘Jangan Menangis, Bikin Malu Indonesia’

Akibatnya sejumlah pemain Sulawesi Tengah tersulut emosi.

Bahkan Muhammad Rizki Saputra membogem sang wasit.

Pukulan pemain bernomor punggun 15 itu bahkan membuat wasit Eko harus dibawa ambulans untuk mendapatkan perawatan.

Laga sempat dilanjutkan, namun tim sepak bola Sulteng memilih walkout dari pertandingan saat skor masih 1-1.

Sosok Muhammad Rizki Saputra

 Muhammad Rizki Saputra adalah pemain muda kelahiran 2 Mei 2005.

Dirinya saat ini tercatat sebagai pemain Persipal Palu.

Ia memiliki tinggi 1,58 meter dengan kaki dominan kaki kanan.

Posisinya di lapangan yakni menjadi pemain tengah atau gelandang.

Karier Muhammad Rizki Saputra pun mulai naik ketika mendapatkan kesempatan bergabung dengan tim sepak bola Sulteng di PON XXI Aceh-Sumut 2024.

Sanksi

Ketua HQ Panwasrah PON Suwarno mengatakan, Muhammad Rizku Saputra minimal dihukum enam bulan larangan bertanding.

Sementara Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan, pihaknya akan memberikan sanksi berat bagi pemain maupun wasit yang terlibat dalam insiden itu.

"Memalukan. Sangat memalukan. PSSI akan mengusut tuntas peristiwa ini dan akan menjatuhkan sanksi terberat," kata Erick Thohir dalam keterangan resminya, Minggu (15/9/2024).

Erick menyampaikan, pihaknya akan melakukan investigasi mendalam terkait insiden ini.

Termasuk mengenai kepemimpinan wasit yang dinilai kontroversial hingga aksi pemain yang tidak pantas.

"Pastinya akan dilakukan investigasi mendalam. Indikasi pertandingan yang tidak fair menjadi materi serius yang ditelaah," ujar Erick Thohir.

"Pun halnya reaksi pemain yang dipastikan berbuah sanksi yang sangat berat," tambahnya.

Menurut Erick Thohir, wasit bisa mendapatkan sanksi berat seumur hidup.

Begitu pula bagi pemain yang melakukan aksi pemukulan.

"Ini adalah tindakan kriminal yang punya konsekuensi hukum. Skandal soal keputusan wasit jadi hal lain yang juga punya konsekuensi hukum jika memang ternyata terindikasi diatur oleh oknum tertentu," kata Erick.

Erick Thohir melihat insiden tersebut telah mencoreng nama baik sepak bola Indonesia yang mulai memperlihatkan taringnya.

"Tidak ada toleransi bagi pihak yang telah dengan sengaja melanggar komitmen fair play," tegasnya.

"Sanksi bukan sekadar hukuman melainkan statement dari sepak bola Indonesia yang tidak mentolerir sedikit pun praktik di luar fair play," tutupnya.

Kontroversi Jalannya Laga

Adapun, pertandingan sepak bola antara Aceh vs Sulteng ini berlangsung panas terutama menuju menit-menit akhir.

Sulteng yang sudah unggul 1-0 dari tuan rumah mulai bermain bertahan dan cenderung keras.

Kemudian, mulai lah terjadi hujan kartu dari Eko Agus Sugiharto sebagai wasut.

Eko mengeluarkan kartu merah untuk Wahyu Alman asal Sulteng pada menit ke-74.

Kala itu, pemain bernomor punggung 25 tersebut mengangkat kaki terlalu tinggi saat mencoba membuang bola dan hampir mengenai kepala pemain Aceh.

Kemudian, kericuah mulai terjadi ketika Eko mengeluarkan kartu merah kedua untuk Sulteng kepada Moh Akbar pada menit ke-85.

Kartu merah itu menuai protes panjang dari para pemain Sulteng.

Tak berselang lama, Eko memberikan perpanjangan waktu 13 menit.

Pada menit ke-97, Eko memberikan hadiah penalti keapda tuan rumah walaupun tekel di kotak penalti terlihat bersih.

Tak ayal, aksi protes pemain Sulteng semakin meledak-ledak. 

Kepemimpinan wasit sepanjang laga dikatakan beberapa media lain berat sebelah.

Hingga tak disangka, salah satu pemain Sulteng Muhammad Rizki yang tengah naik pitam langsung memukul wasit di bagian kepala hingga tersungkur jatuh.

Wasit kemudian sampai ditandu ke luar lapangan dengan menggunakan ambulans untuk diberikan pertolongan.

Situasi itu juga sempat memancing kemarahan pendukung tuan rumah yang sempat melemparkan botol-botol ke lapangan.

Saat tensi panas tersebut, pertandingan terpaksa dihentikan. 

Hingga kemudian beberapa menit, laga kembali dimulai dengan tendangan penalti dari Aceh

Namun, eksekusi penalti tersebut gagal dimanfaatkan dengan baik. 

Rizki pun mendapat kartu merah yang menjadi kartu merah ketiga Sutleng apda laga tersebut.

Tak berapa lama kemudian, Aceh kembali mendapatkan hadiah penalti. 

Wasit memberikan hadiah penalti usai pemain Sulteng dianggap melakukan handball. 

Akmal Juanda mengambil penalti pun sukses melakukan tugasnya, dan skor menjadi imbang 1-1. 

Setelah peluit panjang dibunyikan wasit, laga seharusnya dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Namun, tim Sulteng memutuskan untuk mengundurkan diri alias WO yang membuat Aceh yang dipastikan lolos ke semifinal, sementara Sulteng harus terhenti langkahnya di babak 8 besar. 

Di semifinal, Aceh akan menghadapi Jawa Timur yang dijadwalkan berlangsung pada Senin 16 September 2024.

Tribunjabar

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved