Tribun Video
VIDEO Berjuang Mendayung Sampan Susur Sungai, Kisah Bocah Sekolah Dasar di Bone
Berikut ini kisah bocah Sekolah Dasar di Kabupaten Bone, Sulawasi Selatan berjuang mendayung sampan susur sungai demi sampai sekolah di Sinjai.
Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Namanya Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki, masih duduk di kelas 2 sekolah dasar.
Tapi perjuangannya melanjutkan sekolah melampaui anak seusainya.
Bagaimana tidak, murid SD 139 Lare-rea, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini berjuang menyisir sungai dengan menggunakan sampan tanpa bantuan orang dewasa.
Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki merupakan warga asal Desa Massangkae, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone.
Tapi ia bersekolah di Kabupaten Sinjai yang bertetangga dengan Bone.
Berikat cerita perjuangan selengkapnya dari Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki!
Sosok Muhammad Ammar Ramadhan dan Muhammad Rifki menyita perhatian publik utamanya di media sosial.
Mereka yang berdomisili di Borong Kalukue harus menyeberangi Sungai Tangka setiap hari demi menuntut ilmu.
Ammar dan sepupunya Rifki bersekolah di SD 139 Lare-rea, Kabupaten Sinjai.
Kini mereka duduk di bangku kelas 2 SD.
Jarak yang cukup jauh dan terbatasnya akses jalan darat membuat kedua anak ini memilih bersekolah di Sinjai, kabupaten tetangga.
Sementara jika disekolahkan di wilayah Massangkae Bone, jarak dari kediamannya cukup jauh.
Belum lagi anak-anak harus melewati empang.
"Tidak ada jalanan karena empang semua. Dan anakku takut lewat empang, takut jatuh. Kalau di Sinjai dekat, naik sampan saja, dan tidak jauh jalan kaki,” katanya.
Namun jika anaknya sekolah di Desa Massangkae maka setiap hari mereka harus berjalan kaki sekira 5 km.
“Saya tinggal di pesisir pantai paling ujung di Bone. Sebenarnya bukan anakku saja karena semua yang tinggal di sini lebih memilih menyekolahkan anaknya di Sinjai," ungkapnya.
Faidah memiliki empat anak dan semuanya bersekolah di Sinjai.
"Anak pertama sudah selesai, anak kedua sementara kuliah, dua lainnya masih duduk di SD dan sekolah semua di Sinjai tidak ada sekolah di Bone,” jelasnya.
Menurutnya, anak-anak di pesisir Bone terutama warga Desa Massangkae sudah terbiasa menggunakan sampan sebagai alat transportasi.
Mereka tidak takut menyeberangi sungai, meski cuaca buruk.
"Anak saya tidak pernah takut, meski angin kencang atau air naik," ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Rifki mengatakan sudah terbiasa menaiki sampan ke Sekolahnya.
“Sudah hampir dua tahun, saya menggunakan sampan ke sekolah,” katanya.
Ia mengaku tidak takut terjatuh pada saat naik sampan untuk ke sekolahnya.
“Saya tidak takut, sudah terbiasa dan saya juga pintar berenang,” katanya.
Sewaktu waktu Rifki dan Ammar kehujanan pada saat perjalan ke sekolahnya.
“Kadang hujan saat pergi maupun pulang sekolah,” katanya.
Terpisah, wali kelas 2 SD 139 Larea-Rea, Mardiana ungkap sosok Rifki dan Ammar.
Menurutnya Rifki dan Ammar merupakan murid yang rajin.
“Sangat rajin orangnya, disiplin tidak pernah melanggar,” ujarnya.
Bahkan Rifki dan Ammar tak pernah terlambat datang ke Sekolah.
“Dua anak ini yang paling jauh jarak rumahnya, tapi tidak pernah terlambat dan tugas tugas yang diberikan pasti diselesaikan,” katanya. (*)
Kisah Bocah Sekolah Dasar di Bone
Berjuang Mendayung Sampan Susur Sungai
Muhammad Ammar Ramadhan
Muhammad Rifki
Sekolah Dasar
Jalan Rusak Jeneponto Viral, Warganet Sebut Pajak Tak Seimbang Kualitas Infrastruktur: Stopmi Bayar! |
![]() |
---|
VIDEO: Dedi Mulyadi Mendadak ke Kantor KPK Bahas Uang Rp5 Triliun |
![]() |
---|
VIDEO: AMA Makassar Siap Mengembangkan Profesionalisme Masyarakat Manajemen |
![]() |
---|
VIDEO: Penjualan Sapi Meningkat di Palopo |
![]() |
---|
VIDEO: Warga Makassar Antusias Donor Darah di Karebosi Link |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.