Kunci Brankas Balla Lompoa Bertahun-tahun Hilang, Raja Gowa ke-38 Minta Bupati Gowa Duduk Bersama
Hilangnya kunci brankas Balla Lompoa membuat penundaan ritual pembersihan benda pusaka atau accera kalompoa yang biasanya digelar tiap tahunnya.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Raja Gowa ke-38, Andi Kumala Idjo Daeng Sila Karaeng Lembang Parang berharap Pemkab Gowa bisa menyelesaikan polemik pengelolaan Istana Balla Lompoa.
Khususnya hilangnya kunci brankas penyimpanan benda pusaka.
Polemik ini mencuat setelah belasan mahasiswa mempertanyakan pengelolaan dan kunci brankas Balla Lompoa beberapa hari lalu.
Andi Kumala Idjo menilai apa yang dituntut mahasiswa beberapa waktu yang lalu mesti ditanggapi dengan baik oleh semua pihak baik keluarga kerajaan termasuk Pemkab Gowa.
"Saya anggap tuntutan mahasiswa itu wajar. Artinya mahasiswa memberikan penyadaran kepada kita. Mereka menuntut dimana sebenarnya kunci (brankas balla lompoa) berada," ujarnya kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Jumat (19/07/2024).
Hilangnya kunci brankas Balla Lompoa membuat penundaan ritual pembersihan benda pusaka atau accera kalompoa yang biasanya digelar tiap tahunnya.
Pelaksanaan accera kalompoa tersebut terakhir digelar pada 2019.

Sementara 2020 hingga 2023 tidak digelar karena covid-19.
Sehingga, 2024 Andi Kumala menyurat ke Pemda Gowa untuk pelaksanaan accera kalompoa namun karena tidak adanya kunci brankas tersebut sehingga dilakukan penundaan.
Menurutnya, acara itu sakral dan mesti digelar. Hanya saja, saat ini pemerintah tidak menemukan kunci brankas tersebut.
"2024 baru mau digelar tetapi pada saat mau dilakukan membersihkan bilik penyimpanan brankas kunci dipertanyakan kepada mantan sekda dan menunggu beberapa orang termasuk saya," jelasnya.
"Terakhir Andi Sura (almarhum) selaku Kadisperindag kita tanyakan ke kabid kebudayaan dan istrinya saya menjawab tidak pernah melihat kunci," tambah Andi Kumala Idjo.
Dia berharap kunci itu bisa ditemukan oleh Pemkab Gowa sebagai pemegang terakhir kunci tersebut. Dan membuka ruang diskusi dengan Lembaga Adat Kerajaan Gowa.
"Tentunya kita berharap kepada pemerintah daerah agar bisa nantinya menemukan kunci itu kembali dan duduk bersama dan kita buka dan insya allah pelaksanaan accera kalompoa yang tidak sempat digelar 2024 ini bisa kita lakukan di 2025," jelasnya.
Dia juga berharap Bupati Gowa bisa membuka ruang diskusi terkait masalah klaim aset Istana Balla Lompoa.
"Saya kira dalam hal membangun seperti Balla Lompoa seperti cagar budaya tentu ada persetujuan dari pihak keluarga tapi sampai sekarang tidak ada saya kira," ujarnya.
"Kalau tanah mungkin aset negara tapi tanah terletak di kawasan Balla Lompoa ini aset kami kerajaan Gowa yang telah disertifikatkan oleh pemda gowa tanpa seizin kami," tukas Andi Kumala Idjo.
Sementara itu, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyatakan Istana Balla Lompoa merupakan aset Pemkab. Pengelolaannya mesti dari pemerintah.
"Jadi begini, solusi pengelolaan ini Balla Lompoa dan Istana Tamalate ini adalah aset pemda, bukan aset bupati yah milik masyarakat yang dijaga oleh pemerintah daerah," ujarnya.
Mengenai kunci brankas yang hilang, kata dia, Kerajaan Gowa mesti bersepakat untuk mengganti brankas yang baru sehingga tidak ada lagi persoalan.
"Terus apakah hilangnya itu lalu disalahkan pemerintah. Ingat brankas itu bukan cagar budaya, bukan hal yang dilindungi jadi tinggal bersepakat saja bongkar saja brankasnya ganti dengan yang lain," pungkasnya.(*)
Annar: Saya Dimintai Rp5 Miliar agar Bebas |
![]() |
---|
Bupati Gowa Husniah Talenrang Raih Gelar Doktor di UMI Makassar |
![]() |
---|
Profil Muhammad Ihsan Kajari Gowa, Anak Buah Dituduh Annar Sampetoding Minta Rp5 Miliar |
![]() |
---|
Suporter Bakar Semangat Penggawa PSM Makassar Jelang Duel vs Persebaya |
![]() |
---|
Mubin Nasir eks Honorer UIN Alauddin Divonis 5 Tahun Penjara Kasus Uang Palsu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.