TNI AD
Profil Letjen Tandyo Budi Revita, Wakasad Sekampung Presiden Joko Widodo Seangkatan Panglima TNI
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letnan Jenderal (Letjen) Tandyo Budi Revita berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.
TRIBUN-TIMUR.COM- Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), Letnan Jenderal (Letjen) Tandyo Budi Revita berasal dari Surakarta, Jawa Tengah.
Ia menjabat Wakasad mulai 21 Februari 2024.
Pria kelahiran 21 Februari 1969 (55 tahun) ini adalah sekampung dari Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Kabar Peraih Adhi Makayasa 2004, Letkol Alzaki Lulusan Terbaik Sekolah Komando Amerika Serikat
Tandyo, merupakan lulusan Akademi Militer (1991) yang berasal dari kecabangan Infanteri (Kostrad).
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro.
Ia memimpin sebuah wilayah ketika, Panglima TNI, Agus Subiyanto menunjuk Mayjen TNI Tandyo Budi Revita, yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Pendidikan dan Latihan (Kabadiklat) Kementerian Pertahanan RI, sebagai Pangdam IV/Diponegoro.
Setelah itu, Agus pun menunjuk lettingnya di Akademi Militer (Akmil) 1991 ini sebagai Wakasad, awal tahun ini.
Pernah Ikut Operasi Seroja dan Konflik Papua
Letjen Tandyo Budi Revita pernah ikut tempur di Indonesia.
Meski operasi tempur dalam negeri, namun dia pernah ikut tempur operasi Seroja dan konflik Papua.
Baca juga: Kehebatan Taruna Akmil 2004 Letkol Petir Sergap Pasukan OPM Hingga Masuk ke Jantung Markas Musuh
Invasi Indonesia ke Timor Timur, lebih dikenal sebagai Operasi Seroja atau Perang Timor Timur, dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 ketika militer Indonesia masuk ke Timor Timur dengan dalih anti-kolonialisme dan anti-komunisme untuk menggulingkan rezim Fretilin yang muncul pada tahun 1974.
Penggulingan pemerintah yang dipimpin secara singkat oleh Fretilin memicu pendudukan kekerasan selama seperempat abad di mana sekitar 100.000–180.000 tentara dan warga sipil diperkirakan telah terbunuh atau mati kelaparan.
Sementara itu, Konflik Papua adalah konflik militer yang terjadi di wilayah Papua, Indonesia. diawali pada tahun 1961, muncul keinginan Belanda untuk membentuk negara Papua Barat yang terlepas dari Indonesia.
Langkah Belanda ini kemudian ditentang oleh Presiden Indonesia, Soekarno dengan mendekatkan diri pada negara komunis terutama Uni Soviet.
Sikap Soekarno ini membuat takut Belanda dan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy.
Sebab jika hal itu dibiarkan maka Indonesia kemungkinan menjadi negara komunis terbesar di Asia Tenggara.
Ketakutan itu lalu membuat Belanda mengambil sikap untuk menyerahkan masalah Papua ke PBB.
Dari dan melalui PBB, Belanda mengambil sikap untuk keluar dari Papua dan tidak jadi mengambil, merebut, dan menjajah Papua lalu Papua diserahkan "kembali" ke Indonesia dengan syarat memberi kesempatan pada rakyat Papua untuk menentukan sikap sendiri atau referendum (Penentuan Pendapat Rakyat/PEPERA).
Pendidikan Militer
Akademi Militer (1991)
Sesarcabif
Dik PARA
Dik PARA Madya
Diklapa I
Diklapa II
Dik Pemburu
Dikreg XLIV Seskoad (2006)
Susdanyon
Sesko TNI
Lemhannas RI
Riwayat Jabatan
Dan Tim Khusus Combat Intelligence (CI) Yonif Linud 330/Tri Dharma (1995)
Danyonif Linud 330/Tri Dharma (2011)
Danbrigif Linud 17/Kujang I (2011—2012)
Asops Kasdam VII/Wirabuana (2014)
Danrindam IX/Udayana (2015)
Danmentar Akmil (2015)
Danrem 142/Taroada Tarogau (2016)
Paban III/Sopsad (2017—2018)
Paban III/Latga Sops TNI (2018)
Dir Bela Negara Ditjen Pothan Kemhan (2018—2019)
Dirrah Komhan Ditjen Strahan Kemhan (2019—2021)
Kabadiklat Kemhan (2021—2023)
Pangdam IV/Diponegoro (2023—2024)
Wakasad (2024—sekarang)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.