Peran Besar Hastry Dalam Membongkar Kasus Subang, Didatangi Lewat Mimpi, Kini Jenderal Bintang 2
Polwan bernama lengkap Sumi Hastry Purwanti itu naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal atau Brigjen.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat sosok dokter forensik Sumy Hastry Purwanti atau dr Hastry?
Dokter Hastry sempat viral gara-gara kasus pembunuhan anak dan ibu di Subang.
Kini dokter Hastry naik pangkat setelah dilantik Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Polwan bernama lengkap Sumi Hastry Purwanti itu naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal atau Brigjen.
Kenaikan pangkat Hastry terungkap hadir dalam ucapan kenaikan pangkat perwira tinggi Polri.
Dikutip dari TribunBogor, dokter Hastry adalah satu dari 31 personel kepolisian yang menjalani kenaikan pangkat di Mabes Polri pada Sabtu (29/6/2024).
Saat upacara kenaikan pangkatnya, tampak dr Sumi Hastry Purwanti semringah dilantik Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Sebelumnya, dokter Hastry menjabat sebagai Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah.
Ia merupakan polwan lulusan SEPA Polri 1998 berpengalaman dalam bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Dokter Hastry adalah polwan pertama di Asia yang memiliki gelar Dokter Forensik.
Pada 2019, dokter Hastry juga pernah menjabat sebagai kepala Instalansi Forensik RS Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto.
Diketahui saat menjabat sebagai Kabid Dokkes, dokter Hastry masih berpangkat Komisaris Besar (Kombes).
Kini, setelah membongkar kasus Subang, dokter Hastry berhasil naik pangkat menjadi seorang Brigadir Jenderal atau disingkat Brigjen.
Sosok polwan kelahiran 23 Agustus 1970 itu pun sempat viral hingga jadi perbincangan lantaran menangani sejumlah kasus besar.
Sosok dokter Hastry sempat viral dan menarik perhatian publik lantaran prestasi dan kinerjanya selama ini sebagai ahli forensik menangani sejumlah kasus.
Dari rekam jejak karier dokter Hastry, ia pernah jadi sorotan setelah menangani beberapa kasus krusial di Tanah Air.
Dua di antaranya dia sempat viral menangani kasus Subang hingga kasus Sianida.
Berikut inilah kasus viral yang ditangani dokter Sumi Hastry Purwanti:
Kasus Subang
Nama dokter Hastry sempat viral beberapa tahun lalu karena vokal mengungkap fakta dari misteri kasus Subang.
Ia sempat mengaku pernah didatangi korban kasus Subang melalui mimpinya.
Hal itulah yang membuatnya tergerak untuk membantu hingga melakukan otopsi ulang terhadap jasad kedua korban ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Dari hasil otopsi ulang tersebut, dokter Hastry berhasil mendapatkan petunjuk baru soal waktu kematian kedua korban hingga jenis luka yang didapatkan korban.
Kedua petunjuk tersebut akhirnya menjadi titik terang hingga mengantarkan pada pengungkapan terduga pelaku perampasan nyawa ibu dan anak di Subang tersebut.
Bahkan dokter Sumi Hastry Purwanti sempat blak-blakan membocorkan identitas pelaku pembunuhan sadis yang menewaskan ibu dan anak, Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Seperti diketahui, kasus Subang terjadi pada 18 Agustus 2021.
Dalam kasus tersebut, dokter Hastry bertindak sebagai dokter forensik yang mengautopsi jasad mendiang Tuti dan Amalia.
Fokus menyelidiki kasus Subang, dokter Hastry pun sempat dua DNA asing di TKP pembunuhan yang beralamat di Desa Ciseuti, Jalan Cagak, Kabupaten Subang.
"D dan A ini harus diambil sampel DNA nya utk dibandingkan," kata dokter Hastry.
Tak disangka, uraian dokter Hastry soal inisial D dan A terbukti benar.
Sebab tak berselang lama, polisi menetapkan lima tersangka kasus Subang dengan dua inisialnya D dan A.
D untuk Danu dan A untuk Abi.
Sebelum mengungkap bocoran soal identitas tersangka, dokter Hastry sempat viral gara-gara mengaku pernah didatangi almarhumah Tuti.
Mimpi itulah yang akhirnya membuat dokter Hastry pantang menyerah menyelidiki kasus Subang.
"Tiba-tiba korban (jkasus Subang) datang (lewat mimpi) dan minta tolong. Akhirnya saya memutuskan ke Subang," cerita dokter Hastry.
Kasus Kopi Sianida
Dikutip dari Tribun Bogor, selain kasus Subang, sosok dokter Hastry juga disorot gara-gara pernah menangani kasus kopi sianida yang menewaskan Mirna Salihin.
Saat film dokumenter kasus kopi sianida viral, dokter Hastry tegas menyebut bahwa Mirna meinggal dunia akibat racun sianida di kopi.
Dokter Hastry juga meyakini bahwa pelaku yang meracuni Mirna adalah Jesica Wongso.
Bahkan dokter Hastry berani men-skakmat seniornya, dr Djaja yang menyebut Mirna meninggal bukan karena sianida melainkan gara-gara maag kronis.
"Saya bilang ya memang (Mirna) meninggal karena sianida dan pelakunya Jessica," tegas dokter Hastry.
Dalam uraiannya, dokter Hastry pun menjelaskan soal proses pengawetan jenazah Mirna alias embalming.
Diungkap dokter Hastry, dokter biasanya memasukkan cairan embalming itu sesuai berat badan jenazah, termasuk dalam kondisi jenazah Mirna.
Lebih lanjut, dokter Hastry pun sempat menceritakan proses dirinya saat menganalisa jenazah Mirna.
"Keadaan jenazah sudah diawetkan terus kita ambil kesimpulan bersama tetap dibuka, terus ambil beberapa organ yang bisa diperiksa siapa tahu ketemu suatu zat penyebab kematian."
"Waktu itu sempat menunggu persetujuan keluarga, saya selalu bilang kita berburu sama waktu kematian," kata dokter Hastry.
Saat menangani kasus kopi Sianida yang menewaskan Mirna, dokter Hastry pun gerak cepat agar bukti tidak hilang.
"Jangan sampai suatu kelakuan terhadap jenazah dapat menghilangkan petunjuk atau barang bukti yang bisa menjadi alat bukti pada jenazah ini," ujar dokter Hastry.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Brigjen Sumy Hastry
Sumy Hastry
Jenderal Sumy Hastry
masih ingat
kasus Subang terbaru
Jenderal Bintang 2
Ingat Dukun Ningsih Tinampi? Viral Ngaku Dikawal Malaikat dan Nabi saat Obati Pasien, Kabarnya Kini |
![]() |
---|
Dulu Try Sutrisno Usul Makzulkan Gibran Kini Berakhir Cium Tangan |
![]() |
---|
Dulu Tantang Hercules Kini Om Bethel Jadi Pengacara Terdakwa Uang Palsu Annar Sampetoding |
![]() |
---|
Bandara Toraja Diresmikan Presiden Jokowi, Ditutup Era Andi Sudirman Sulaiman |
![]() |
---|
Profil Wahyu Bintono Hari Bawono, Ketua Alumni Akpol 1995 Naik Pangkat Jenderal Bintang 2 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.