Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dianggap Berkhianat, Ketua Harian Golkar Palopo Dikeluarkan dari Grup WhatsApp

Mudassir Hasri Gani adalah Ketua DPD II Golkar Barru. Sedangkan Nurhaeni adalah Ketua DPRD Kota Palopo.

Editor: Sudirman
DPRD Palopo
Ketua DPRD Palopo Nurhaenih. Nurhaenih dikeluarkan dari grup WhatsApp Golkar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua kader Golkar, Mudassir Hasri Gani dan Nurhaeni, segera dipanggil untuk menjalani klarifikasi di DPD Golkar Sulsel.

Keduanya dinilai melakukan maneuver politik yang bisa merugikan strategi Golkar di Pilkada 2024 mendatang.

Mudassir Hasri Gani adalah Ketua DPD II Golkar Barru. Sedangkan Nurhaeni adalah Ketua DPRD Kota Palopo.

Keduanya dianggap mengambil langkah-langkah yang tidak sesuai aturan partai karena menerima pinangan Partai NasDem jelang Pilkada serentak 2024 mendatang.

Mudassir dipaketkan dengan dr Ulfa Nurul Huda untuk bertarung di Pilkada Barru 2024 mendatang. Ulfa merupakan kader NasDem yang disiapkan menjadi Bupati Barru.

Baca juga: Punya Rekam Jejak Bagus, DPP Hanura Rekomendasikan FKJ di Pilkada Palopo

Kader lain, Nurhaeni. Ia juga dipinang oleh Partai NasDem untuk dipaketkan menghadapi Pemilihan Wali Kota Palopo.

Ia akan dipaketkan dengan Farid Kasim Judas yang juga merupakan anak mantan Wali Kota Palopo, Judas Amir. Padahal, Partai Golkar menyiapkan Nurhaeni untuk maju di Pilkada Palopo.

Sedangkan Mudassir, yang baru saja membawa kemenangan Golkar di Pemilu 2024 di Barru, juga disiapkan maju sebagai calon bupati.

“DPD I Golkar Sulsel akan memanggil keduanya Mudassir dan Nurhaeni untuk memberikan klarifikasi,” kata Sekretaris Golkar Sulsel, Andi Marzuki Wadeng kepada Tribun-Timur, Kamis (6/6).

Panggilan ini merupakan respons atas tindakan yang dianggap bisa merugikan strategi Golkar dalam menghadapi Pilkada 2024.

Menurutnya, semua kader wajib berada dalam satu garis komando dan mendukung strategi yang telah disepakati.

Andi Marzuki menegaskan bahwa rekomendasi yang diberikan oleh Partai NasDem kepada Nurhaeni dan Mudassir, merupakan keputusan pribadi dan bukan atas nama kader Partai Golkar.

Menurutnya, kedua kader tersebut belum pernah berkomunikasi langsung dengan pihak Golkar terkait pencalonan mereka melalui Partai NasDem.

“Kalau pun NasDem telah memberikan rekomendasi kepada dua kader kami, itu adalah keputusan sepihak atau pribadi, bukan atas nama kader Golkar,” tandas Andi Marzuki.

Andi Marzuki menekankan bahwa setiap keputusan politik yang diambil oleh kader harus melalui proses komunikasi dan koordinasi dengan partai.

Dikeluarkan dari Grup WA

Imbas dari sikap dua kaki yang dilakukan oleh Nuraeni, ia dikeluarkan dari grup WhatsApp Partai Golkar Palopo.

Ketua Harian Golkar Palopo itu dikeluarkan dari grup WA Golkar Palopo oleh Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Resky Mahendra.

Nurhaeni dianggap berkhianat karena diusung berpasangan dengan anak mantan Wali Kota Palopo, Farid Kasim Judas pada pemilihan Wali Kota (Pilwali) Palopo.

“Saya mengeluarkan dia karena mengkhianati Golkar. Ia memilih berpasangan dengan bacalon lain pada Pilkada nanti,” kata Resky Mahendra, Rabu (5/6).

Hal itu dikarenakan Partai Golkar juga mengusung Bacalon Wali Kota, Rahmat Masri Bandaso.

Namun Nurhaeni memilih berpasangan dengan bacalon lain.

Terkait jabatan dipegang Nurhaeni, Sekretaris AMPG menyerahkannya kepada pimpinan tertinggi Golkar.

“Untuk yang saat ini dipegang yakni ketua harian Golkar, kami serahkan semuanya ke Dewan Pimpinan Pusat Golkar,” tambahnya.

Resky mengungkap Nurhaeni belum merespon pengeluaran kontaknya dari grup WhatsApp Golkar.

Hal itu, lanjut Resky karena Ketua DPRD Kota Palopo itu tidak berkomunikasi dengannya.

Sementara, Ketua DPRD Palopo, Nurhaeni mengaku tidak mempermasalahkan hal tersebut.

“Kalau saya tidak ada masalah kalau dikeluarkan dari grup,” kata Nurhaeni kepada Tribun-Timur.com, Rabu (5/6).

Hingga saat ini, Nurhaeni belum memberikan tanggapan terkait isu yang beredar bahwa ia akan menjadi calon Wakil Wali Kota Palopo berpasangan dengan FKJ usungan Partai NasDem

Respon Mudassir

Saat dihubungi, Ketua DPD II Golkar Barru, Mudassir Hasri Gani menyambut baik rekomendasi yang diberikan Partai NasDem kepadanya.

Ia menilai bahwa rekomendasi tersebut merupakan langkah positif dalam karier politiknya.

Mudassir juga menyampaikan bahwa Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe, merespons baik atas rekomendasi tersebut.

“Rekomendasi dari DPP NasDem adalah sebuah kehormatan bagi saya. Adapun Pak Taufan Pawe memberikan respon yang baik terhadap rekomendasi ini,” kata Mudassir kepada Tribun-Timur, Kamis (6/6).

Namun, Mudassir menegaskan bahwa keputusannya untuk maju mendampingi putri Bupati Barru Suardi Saleh, Ulfah Nurul, adalah atas nama pribadi dan dorongan dari masyarakat, bukan atas nama partai.

Dukungan dari masyarakat dianggapnya sangat penting dalam pencalonannya.

“Saya jadi calon pendamping Ibu Ulfah Nurul atas nama pribadi, bukan atas nama partai. Ini juga dorongan dari masyarakat,” jelas Mudassir.

Lebih lanjut, Mudassir menjelaskan bahwa NasDem adalah partai pertama yang mengajaknya untuk menjadi calon wakil bupati.

“NasDem adalah partai pertama yang mengajak saya jadi calon wakil bupati, tentu saya menyambut baik langkah itu,” tambahnya.

Selain itu, Mudassir Hasri Gani juga mengakui bahwa Pemilu 2024, Golkar Barru berhasil mengembalikan kejayaannya.

Golkar berhasil menggeser Partai NasDem dalam perebutan kursi Ketua DPRD Barru.

Dengan sama-sama mendapatkan lima dari total 25 kursi, namun Golkar unggul dalam perolehan suara.

Terkait persaingannya dengan Bendahara Golkar Sulsel, Andi Ina Kartika dalam perebutan tiket dari DPP, Mudassir menilai bahwa ia yang seharusnya lebih berhak rekomendasi untuk diusung sebagai calon bupati.

Mengingat lima tahun terakhir, ia sukses memimpin dan bersentuhan langsung dengan kader-kader Partai Golkar Barru.

“Kalau melihat dari kasat mata, memang sayalah yang harus diusung. Namun, ada dinamika yang terjadi,” jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved