2 Remaja Gemar Ngonten Freestyle 'Ngatta-ngatta' di Makassar Terciduk Tim Perintis Polda Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua remaja yang kerap aksi freestyle di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, akhirnya terciduk polisi.

Kedua remaja berinisial RF dan MS itu, diciduk personel Perintis Presisi Direktorat Samapta Polda Sulsel, saat berpatroli.

Kanit Turjawali Ditsamapta Polda Sulsel AKP Asfada mengatakan, keduanya diciduk saat asyik nongkrong di Jl Dg Ngeppe, Makassar, Rabu (15/5/2024) dini hari.

"Pada saat tim patroli di Jl Daeng Ngeppe terlihat beberapa remaja sedang berkumpul. Saat didekati terlihat mencurigakan dan diantaranya terlihat hendak kabur namun ditahan oleh petugas," kata Asfada dikonfirmasi Tribun-Timur.com.

Setelah memperkenalkan diri dari tim patroli Perintis Presisi Ditsamapta Polda Sulsel, lanjut Asfada, anggotanya pun menggeledah badan dan motor milik para remaja tersebut.

Baca juga: Aksinya Viral Freestyle dan Pose Depan ETLE, 2 Pemuda di Makassar Rafly-AK Kena 4 Pasal Sekaligus

"Dari hasil wawancara diketahui bahwa kendaraan dan dua orang dari beberapa remaja yang ada di lokasi hendak kembali membuat konten freestyle," ujar Asfada.

Rencana pembuatan konten freestyle atau masyarakat Kota Makassar kerap menyebutnya Ngatta-ngatta, pun seketika batal karena terciduk.

"Dua dari beberapa remaja dan kendaraannya adalah pelaku yg sering membuat konten Ngatta-ngatta di Jl AP Pettarani," ungkap perwira tiga balok ini.

Dugaan rencana pembuatan konten freestyle oleh RF dan MS itu, dikuatkan dengan banyaknya konten Ngatta-ngatta di ponselnya.

"Motif dari pelaku melakukan freestyle atau ngatta-ngatta adalah untuk mendapatkan follower dan terkenal melalui sosmed," ungkap Asfada.

Kini keduanya berserta motor yang digunakan, diserahkan ke Satlantas Polrestabes Makassar untuk proses hukum lebih lanjut.

Baca juga: 2 Aktor Freestyle di Jl Mattirotasi Parepare Ditangkap, Aksinya Sengaja Direkam

"Pelaku dan kendaraannya kemudian diserahkan ke Satlantas Polrestabes Makassar untuk diproses sesuai ketentuan dan selama ini," terang Asfada.

"Untuk kasus seperti balap liar dan freestyle kendaraan diamankan antara satu sampai tiga bulan sebagai efek jera," jelasnya.

Asfada berharap kegiatan freestyle atau ngatta-ngatta sudah dapat diminimalisir sehingga tidak membahayakan dirinya dan orang lain.

"Campur tangan orang tua juga harus lebih mengawasi anak-anaknya apa lagi kalau masih di bawah umur agar tidak diberikan kendaraan dan jika sudah pukul 22.00 Wita para orang tua bisa mencari anaknya untuk pulang ke rumah jika tidak ada hal-hal yang penting dikerjakan di luar rumah," imbuhnya.(*)