Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta

Harapan Sederhana Ahok ke Pemenang Pemilihan Gubernur Jakarta, Berdampak Baik Bagi Warga

Ahok adalah kandidat kuat bakal calon gubernur Jakarta usungan PDIP. Sebelum pertarungan di Pilkada Jakarta, Ahok menyampaikan harapannya.

Editor: Ansar
Kompas.com
Ahok- Harapan sederhana Ahok ke pemenang pemilihan Gubernur Jakarta, berdampak baik bagi warga 

Sehingga pengendara yang hanya bermobilitas di Jalan MH-Thamrin dan Sudirman dapat memarkirkan mobil atau motornya, lalu beralih untuk menggunakan transportasi publik.

"Dulu konsep saya itu membangun (lahan parkir) di bawah Monas yang luasnya hampir 70 hektar, kalau tidak salah. Itu dibangun parkir di bawah tanah, sehingga kendaraan yang mau masuk di Jalan Sudirman Thamrin yang macet itu bisa parkir di sana," ucap Ahok.

Potensi duel Ahok dan Anies

Wacana Anies Baswedan dan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok berpasangan di Pilkada Jakarta dinilai sulit terjadi.

Anies Baswedan dan Ahok malah diprediksi berduel di Pemilihan Gubernur Jakarta 2024.

Hingga saat ini Anies Baswedan belum memutuskan akan maju Pilkada 2024 atau tidak.

Anies masih menunggu keputusan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.

Jika didorong kembali maju di Pilkada, kemungkinan besar akan bertarung.

Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menanngapi isu duet Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sulit untuk bersanding.

Menurutnya, peluang duet tersebut berada di bawah 50 persen.

Dia menyebut, keduanya lebih berpeluang untuk dihadap-hadapkan kembali di pertarungan Pilkada Jakarta.

“Kalau kita buat dalam persentase, saya kira di bawah 50 persen, agak sulit. Pertama seperti yang disebutkan tadi kan, siapa menempati posisi pertama dan yang kedua,” ucap Ray, Rabu (8/5/2024).

Dia menyebut, PDIP tempat Ahok bernaung tidak punya tradisi menempatkan kadernya di nomor dua dalam Pilkada.

Apalagi di Jakarta, posisi PDI Perjuangan di pemilu kemarin menempati posisi nomor dua sebagai partai politik yang banyak dipilih rakyat.

“PDIP tidak punya tradisi menempatkan kadernya sebagai nomor dua kalau mereka posisi suara yang sangat banyak, kan di Jakarta mereka memiliki kursi kedua terbesar setelah PKS, Jadi nggak lazim bagi PDI Perjuangan,” jelas Ray.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved