Pilkada Sumba Barat Daya
3 Sosok Calon Bupati Sumba Barat Daya NTT 2024, Pertarungan Guru Sekolah, Pengacara dan Anggota DPR
Meski datang berpasangan, DPC PDIP Sumba Barat Daya tetap memberlakukan pendaftaran perorangan sesuai keputusan partai.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pertarungan calon bupati-wakil bupati di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) periode 2024-2029 diprediksi sengit.
Calon bupati-wakil bupati Sumba Barat Daya yang mendaftar di partai yang berbeda.
Aleks Rangga Pija-Noviyanto Umbu Pati Lende sudah daftar di PDIP dan PKB.
Aleks -Noviyanto secara resmi mendaftar di Sekretariat DPC PDIP Sumba Barat Daya, Sabtu 27 April 2024.
Meski datang berpasangan, DPC PDIP Sumba Barat Daya tetap memberlakukan pendaftaran perorangan sesuai keputusan partai.
PDIP hanya menerima pendaftaran perorangan dan bukan pasangan.
Keduanya mendaftarkan masing-masing yakni Aleks Rangga Pija mendaftar sebagai bakal calon bupati dan Novriyanto Lende mendaftar sebagai bakal calon wakil.
Selanjutnya Aleks Rangga Pija-Noviyanto didampingi pendukung mendaftar lagi di DPC PKB Sumba Barat Daya.
Aleks Rangga Pija menyebutkan, keduanya resmi mendaftar di PDIP dan PKB.
Dia berharap partai PDIP dan PKB dapat mengakomodirnya untuk diusung pada pilkada 2024 ini.
"Kami berharap PDIP dan PKB dapat mengakomodir kami maju di Pilkada," kata Aleks.
Selain itu, Yohanis Bulu Dapa didampingi ratusan masa pendukung datang mendaftar di sekretariat DPC PDIP Sumba Barat Daya.
Yohanis juga mendaftar pada Sabtu 27 April 2024 sekira pukul 11.00 wita.
Yohanis adalah seorang pengacara ternama di wilayahnya.
Pendaftar terakhir di PDIP yakni Dominggus Dama.
Dominggus Dama diantar sejumlah pendukung.
Ia datang ke kantor PDIP sekira pukul 13.30 wita setelah daftar PKB sekitar pukul 10.00.
Dominggus Dama telah mendaftar di Partai Demokrat, Golkar, PDIP dan PKB.
Sedangkan Aleks Rangga Pija-Novriyanto Lende telah mendaftar di PDIP dan PKB.
Profil Aleks Pija
Setamat kuliah perjuangan Aleks belum tuntas.
Aleks harus mencari pekerjaan yang sesuai dengan ijazahnya.
Berbekal ilmu hukum, Aleks mengabdi di Komisi Justice and Peace Keuskupan Weetebula yang dimotori almarhum Pater Moses Beding.
Membantu di komisi ini bukan perkara mudah.
Luluasan Universitas Widya Mataram, Yogyakarta itu, tidak memiliki izin beracara untuk bisa mengadvokasi sebuah kasus kala itu.
“Waktu itu saya dengan Kakak Angela Lele Biri yang sekarang jadi istri Kadis PUPR SBD Pak Weli Wodalado diutus ke Kupang untuk tes pengacara, tapi sama-sama tidak lolos,” kata dia.
Aleks kemudian banting setir melamar sebagai guru di SMK Pancasila Tambolaka, kala itu dipimpin Frans Kanda Japa Ole.
Ada hal lain yang menyulut semangat Aleks untuk melamar di SMK Pancasila.
Rupanya sang pujaan hati mengajar di sekolah itu.
“Tidak munafik, saya takut kehilangan pacar jadi lebih baik bergabung juga di SMK Pancasila,” kata dia.
Ketika itu ia meminta Pater Mikael Mige Raya, SVD selalu ketua yayasan dan menghubungi Pak Frans Kanda Japa Ole yang masih keluarga.
Dua tokoh di balik keberadaan SMK Pancasila tersebut kini sudah almarhum.
“Beliau juga bilang ayo mari sudah bergabung,” kenang Aleks ketika mengungkapkan niatnya mengajar kepada Frans Kanda Japa Ole sang kepala sekolah.
Selain takut kehilangan pujaan hati, hal utama lain dalam benaknya adalah ingin mencari jati diri mendapatkan pekerjaan tetap.
Watak Aleks memang tidak suka berpangku tangan, bekerja apa saja yang penting halal sudah jadi prinsip hidupnya.
Karena itu sejak masih berkarya di Komisi Justice and Peace pun Aleks sudah membuka lahan kebun dua hektare di wilayah Humma yang setiap tahun panennya cukup berhasil.
Karyanya di SMK Pancasila baru dimulai pada tahun 2003, lima tahun setelah sang pacar yang sudah duluan mengabdi sejak tahun 1999.
Waktu itu ia dipercaya mengajar bidang studi PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) yang sebelumnya lebih dikenal dengan mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila).
“Selain PPKN, saat itu saya juga mengajar bidang studi pajak, juga ekonomi,” jelasnya lagi.
Di tangannya SMK pancasila melejit jadi favorit
Alumni SDK Bombo tahun 1985, SMPK Wona Kaka Homba Karipit 1988, dan SMAK Anda Luri Waingapu 1991 ini memang punya talenta luar biasa di dunia pendidikan.
SMK Pancasila Tambolaka yang baru saja menerima penghargaan The Best Favorite School in Education Quality Excellent of The Year 2023.
Setelah kepemimpinan diambil oper dari Frans Kanda Japa Ole yang saat itu jadi anggota DPRD Sumba Barat, di tangan Aleks perlahan SMK Pancasila melejit pamornya hingga jadi favorit sekarang ini.
Ia kemudian membangun lagi SMK Iceya Ndaha di Kodi Utara yang terlihat seperti kloning SMK Pancasila Tambolaka.
Dalam perjalanan waktu, kini sudah 7 SMK, 5 SMP, 2 SD, dan 1 TK yang dibangun dan jadi lembaga pendidikan.
SD Kadekap, dan SD Iceya Ndaha.
SMK Pancasila, SMK Iceya Ndaha, SMK Bukit Indah, SMK Kadekap, SMK Ndaha Kehe, SMK Rada Benak, meski yang lain masih dalam tahap pembangunan dan belum sebagus SMK Pancasila dan SMK Iceya Ndaha.
“Meski tidak seberapa, dari lembaga pendidikan yang ada ini teman-teman sepenanggungan bisa tertolong penghasilannya meski tidak memuaskan,” kata dia.
Setelah sekian tahun membina biduk rumah tangga dengan Margaritha Kaka Daha, sang pujaan yang mati-matian dicintainya, Aleks sudah dikaruniai dua putra dan dua putri.
Profil Yohanes
Yohanes Bulu Dappa adalah pria kelahiran Kampung Mawo,Desa Wee Paboba, Wewewa Utara,16 Juni 1962.
Dia alumni SD Katolik Palla Wewewa Utara, SMP Katolik Palla, SMA Andaluri.
Namun demikian, dirinya menuntaskan pendidikan Sekolah Menengah Atas(SMA) di SMA Swasta Manda Elu Weetebula.
Putra asli Wewewa itu, telah menamatkan Sarjana Hukum di fakultas hukum Universitas Mahasaraswati Mataram.
Serta Magister Hukum di Universitas Mataram.
Memulai karirnya di hukum sebagai ketua Persatuan Advokat Indonesia yang dilantik di propinsi Nusa Tenggara Barat-Mataram.
Selain itu, dirinya pernah menjadi Dosen fakultas hukum pembantu dekan II Universitas mahasaraswati mataram.
Skill yang dimilikinya Yohanes Bulu Dappa adalah Hukum Perdata, pidana, Hukum Tata Usaha Negara, Perizinan industri, hukum Ketenagakerjaan, korupsi.
Menurut Yohanes bahwa konsentrasi hukum yang dirinya tekuni sudah sangat lama.
Pria yang sudah berusia 59 tahun itu, menyebut dirinya cukup lama mengabdi di NTB dalam menangani berbagai jenis kasus.
Ketika dirinya melihat, mengamati, membaca situasi dan kondisi hukum di Pulau Sumba.
Khususnya Kabupaten Sumba Barat Daya, dirinya merasa terpanggil untuk harus kembali membangun tanah kelahirannya dari sisi hukum.
Sehingga, pada tahun 2012 yang silam, tepatnya bulan maret, dirinya bersama keluarga memutuskan untuk kembali ke bumi marapu.
Pada saat berada di kampung halamannya, Yohanes dipercayakan sebagai Ketua POS Bantuan Hukum Pengadilan Negeri Waikabubak sejak tahun 2013.
Dengan wilayah tugasnya di tiga kabupaten.
Diantaranya, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah.
Sedangkan kasus yang sudah ditanganinya kurang lebih ribuan kasus.
Menurut Yohanes Bulu Dappa,kasus yang paling banyak ditemukan ditangani adalah kasus kriminal.
Sehingga kehadiran dirinya sangat diharapkan untuk terus mengeluarkan semua kemampuan dalam melakukan dampingan-dampingan hukum guna menghindari pertumpahan darah.
Bantuan hukum yang dilakukannya sangat manusiawi. Pasalnya, dirinya sangat peduli memberikan perlindungan hukum terhadap masyarakat kecil.
Bahkan, dirinya melakukan pendampingan hukum tersebut tanpa pamrih.
Selama proses hukum yang ditekuninya berjalan, dirinya selalu memberikan edukasi hukum kepada masyarakat yang didampingi agar tidak segan-segan meminta bantuan hukum pada dirinya ketika mengalami persoalan yang melanggar UU.
Menurut Putra Wewewa Utara itu, perlindungan hukum di Negara ini berlaku kepada siapa saja.
Selain itu, dirinya juga berinisiatif untuk terus mensosialisasikan pentingnya hukum dalam kehidupan bersosial.
Jadi, Yohanes adalah pria yang tepat untuk menyadarkan masyarakat Sumba dengan ilmu yang dibidanginya.
Dengan demikian, masyarakat Sumba pada umumnya, khususnya masyarakat SBD dapat mentaati amanah UUD 1945 dalam memyelesaikan segala sesuatu permasalahan,”jelas Yohanes Bulu Dappa.
Profil Dominggus Dama
Profil biodata dan karier bakal calon Bupati Sumba Barat Daya (SBD) Dominggus Dama.
Saat ini Dama begitu disapa akrab merupakan anggota DPRD Provinsi NTT dapil Sumba.
Ia menjabat anggota DPRD Provinsi NTT setelah terpilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) periode 2019-2024.
D'Dama mewakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Saat ini, ia bertugas di Komisi IV Bidang Pembangunan. Sosok D'Dama yang dikenal begitu santun dan ramah serta dekat dengan semua kalangan, saat ini manjadi buah bibir masyarakat Kabupaten SBD.
D'Dama hangat diperbincangkan oleh masyarakat Kabupaten SBD lantaran ia dengan lantang menyatakan diri maju dalam kancah politik SBD 2024 nanti.
D'Dama layak dan patut diperhitungkan apabila maju calon Bupati SBD pasca kepemimpinan dr Kornelius Kodi Mete.
D'Dama lahir di Lombu, Kecamatan Wewewa Tengah (Weteng), Kabupaten SBD, Provinsi NTT, pada tanggal 27 November 1966.
Ia menjabat anggota DPRD Provinsi NTT 1 periode mewakili dapil III.
Ia mengenyam pendidikan formal pertama di SDM Mata Lombu dan melanjutkan di SMPN 2 Waikabubak.
Sesudah tamat, D'Dama menempuh pendidikan SMA Kristen Mandaelu.
Ia kemudian menyelesaikan D-3 Teknik Sipil di Akademi Teknik Kupang (ATK) dan tamat S-1 Sarjana Sains Terapan di Universitas Diponegoro (Undip).
Tak hanya sampai disitu, ternyata sosok D'Dama merupakan seseorang yang kurang puas akan dunia pendidikan, sehingga ia kemudian akhirnya meraih gelar Magister Teknik di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Diketahui, ia pernah menjadi penjabat fungsional di Departemen Pekerjaan Umum pada Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi NTT.
Selain itu, D'Dama juga saat ini sebagai Pembina Yayasan de'Dama serta Ketua Kelompok Arisan Ole Milla asal Sumba di Kota Kupang, Provinsi NTT.
Yayasan de'Dama merupakan salah satu yayasan di Kabupaten SBD yang bergerak di bidang pelayanan dan jasa berupa Jasa Ambulance, Jasa Tenda Jadi dan Jasa Kursi Plastik seraca gratis.
Walaupun pelayanan yayasan ini masih tergolong kecil, namun masyarakat Kabupaten SBD telah merasakan manfaatnya terkhususnya masyarakat kelas menengah ke bawah.
Yayasan ini ada dan melayani atas dasar niat baik dari hati yang tulus D'Dama demi membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.