Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Andi Rian Pimpin Olah TKP Suami Bunuh Istri di Makassar

Aksi kekerasan yang dialami V itu, memaksa dirinya melapor ke Satreskrim Polrestabes Makassar, Sabtu kemarin.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Kloase saat Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi pimpin olah TKP penemuan sesosok mayat perempuan dalam rumah di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar, Minggu (14/4/2024) siang.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus dugaan pembunuhan Jumiati (35) menggemparkan warga Jl Kandea 2, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Makassar, Minggu (14/4/2024) siang.

Pasalnya, ibu dua anak itu tewas di tangan sosok suaminya, pria berinisial H (42).

Mirisnya, mayat sang istri ditimbun atau dikubur seadanya di tanah kosong pekarangan belakang rumah yang luasnya hanya sekitar se-meteran.

Dan pembunuhan pada 2018 silam itu baru terungkap enam tahun kemudian setelah putri Jumiati, berinisial V (17) juga dianiaya ayahnya H.

Aksi kekerasan yang dialami V itu, memaksa dirinya melapor ke Satreskrim Polrestabes Makassar, Sabtu kemarin.

Saat diinterogasi polisi, V pun menceritakan aksi kekerasan sang ayah selama ini.

Hingga akhirnya misteri hilangnya Jumiati enam tahun lalu yang disebut H pergi dengan pria lain, terkuak.

Gemparnya kasus ini, membuat Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian Djajadi turun langsung ke lokasi kejadian.

Orang nomor satu di Polda Sulsel ini, hadir mengenakan kaos kerah putih dipadupadankan jeans hitam.

Kehadiran jenderal bintang dua Polri ini, disambut Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib dan Kasat Reskrim Kompol Devi Sujana yang lebih dulu tiba.

Berbincang beberapa saat, Irjen Pol Andi Rian pun mengenakan handskun dan masker.

Mantan Dirtipidum Mabes Polri itu, pun bergegas memasuki rumah lantai dua seluas 3x8 meter tempat Jumiati dibunuh.

Bahkan, Andi Rian ke halaman belakang rumah mengecek langsung timbunan tempat Jumiati dikubur suami.

Alumnus Akpol 1991 ini, bahkan tak sungkan melintasi jalanan toilet setinggi satu meter yang membuatnya harus membungkuk.

Ia juga melihat langsung kondisi toilet di rumah yang tampak tak terawat baik itu.

Di dalam lokasi, Andi Rian terlihat berbincang dengan Kombes Ngajib dan Kompol Devi.

Devi tampak sesekali mengangguk mendengar pengarahan atau petunjuk dari Andi Rian yang malang melintang di dunia Keresersean.

Aksi Andi Rian itu, juga disaksikan personel Inafis Polrestabes Makassar dan Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.

Seusai meninjau langsung lokasi dan memberikan pengarahan atau petunjuk ke personel yang bertugas melakukan olah TKP, Andi Rian pun memberikan keterangan pers.

Dalam keterangannya, Mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini menjelaskan, bahwa kasus ini bermula dari laporan anak korban (Jumiati) V (17) di Polrestabes Makassar.

"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orangtuanya sendiri," kata Andi Rian saat doorstop.

Saat dimintai keterangan oleh penyidik, V menceritakan kejadian yang dialami hingga akhirnya mengungkap kematian ibu Jumiati di tangan sang ayah.

Yang mana, sang ayah sebelumnya membangun alibi bahwa istrinya Jumati meninggalkan rumah dengan pria lain.

"Kemudian pada saat didalami oleh penyidik, dilakukan interogasi selain keterangan dia dianiaya oleh ayahnya, dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain)," ujar Andi Rian.

"Setelah kita dalami, istrinya katanya lari dengan laki-laki lain. (Tapi) ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," bebernya.

Saat melakukan mendatangi TKP, Andi Rian mengaku sekilas melihat tulang belulang korban yang ditimbun H, enam tahun lalu.

"Sekilas ada kelihatan tulang belulang, tinggal nanti kita melihat menguji apakah itu betul itu tulang manusia," jelas Andi Rian.

Meski begitu, pihaknya mengaku akan melakukan tes DNA untuk memastikan tulang belulang yang ditemukan.

"Kemudian kita akan lakukan uji DNA karena keluarganya masih ada. Kemudian kita juga akan melihat di mana benturan itu, kalau pengakuan sementara almarhumah meninggal karena di pukul, dianiaya," tuturnya.

Pengakuan Pelaku H

H yang diwawancarai wartawan saat ditangkap Tim Jatanras Polrestabes Makassar, mengakui perbuatannya.

Ayah dua orang anak itu, mengaku cemburu butuh terhadap Jumiati yang ia curigai sempat bertemu dengan mantan pacarnya.

Namun, tuduhan H itu tidak diakui Jumiati hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.

"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.

Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.

"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.

"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.

Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.

Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.

H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.

"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor," ungkapnya.

"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved