Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

PSM Makassar Raih 2 Hasil Imbang, Pengamat Soroti Lini Tengah

PSM Makassar mendapatkan dua hasil imbang pada pekan 25 dan pekan 26 di liga 1 2023-2024.

Penulis: M Yaumil | Editor: Sukmawati Ibrahim
Kolase Tribun-Timur.com
Pengamat sepakbola dan mantan asisten pelatih PSM Imran Amirullah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar mendapatkan dua hasil imbang pada pekan 25 dan pekan 26.

Hasil ini tidak memuaskan bagi semua pihak.

PSM Makassar tampil mendominasi di dua laga itu.

Akan tetapi lini depan Juku Eja gagal mengkonversi peluang jadi gol.

Ini menjadi problem M Arfan cs saat lawan Bali United dan Persebaya Surabaya.

Eksekusi peluang yang tidak maksimal, membuat PSM Makassar tidak bisa mencetak satu gol pun.

Pengamat sepakbola, Imran Amirullah mengatakan ada krisis kreatifitas di tubuh Pasukan Ramang.

Dimana lini tengah jarang menyuplai bola ke lini depan.

Selain itu, tidak ada kreativitas dalam serangan.

Serangan Laskar Pinisi terbilang monoton.

Kegagalan penyerang menciptakan peluang juga akibat dari lini tengah yang tidak kreatif.

“Kalau tidak cetak gol berarti problem di penyerang. Cuma kita juga tidak bisa salahkan striker karena supply bola kurang,” katanya kepada tribun timur, Kamis (29/2/2024).

“Selalu direct pass ke depan tidak ada kombinasi gelandang yang kira-kira kreator lini tengah, kenapa tidak bisa ciptakan gol, karena proses hampir sama tidak ada kombinasi cuma mengandalkan kecepatan,” terangnya.

Dua laga ini skuat Ramang gagal ciptakan satu gol pun.

Lini tengah Juku Eja kehilangan kreativitas.

Karakter pemain tengah PSM Makassar memang hampir sama.

Ze Paulo yang diharapkan sebagai kreator minim kontribusi.

Pasalnya pemain asal Brasil itu cedera yang sudah absen di dua laga belakangan.

Menurut Imran, gaya direct pass yang diperagakan mulai terbaca oleh tim lawan.

Bali United dan Persebaya Surabaya membuktikan hal itu.

“Bagaimana orang kedua ketiga true pass ke depan itu yang masih tidak kelihatan. Akhirnya lawan bisa lihat bahwa dia punya taktikal umpan jauh bisa antisipasi serangan itu,” jelas mantan asisten pelatih PSM itu.

Lanjut, Imran melihat dua pertandingan Juku Eja, lini tengahnya kurang support.

Pasalnya ketika Yance atau Yakob mendapatkan bola di sayap.

Setelah itu bingung karena tidak ada support.

Victor Mansaray tidak cukup untuk membuka peluang.

Kehilangan Adilson terasa dalam dua laga ini.

“Itukan mengandalkan Sayuri bersaudara, sedangkan kalau dapat kecepatan tapi terlambat supportnya, akhirnya memang kelihatan peluang, tapi antara lini jauh, akhirnya tidak terjadi apa yang kita harapkan,” tandasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved