Warga Tewas Tersambar Petir
2 Warga Towuti Jadi Korban, Berikut Tips BPBD Luwu Timur Cara Menghindari Tersambar Petir
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Luwu Timur, Maria Claret Nita Tampa mengatakan, ada 9 cara yang bisa dilakukan agar bisa terhindar tersambar petir
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU TIMUR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Timur membagikan beberapa tips agar terhindar dari sambaran petir.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Luwu Timur, Maria Claret Nita Tampa mengatakan, ada sembilan cara yang bisa dilakukan agar bisa terhindar dari sambaran petir.
"Informasi atau tips ini hasil kerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," kata Maria, Minggu (4/2/2024).
Pertama kata Maria, segera masuk ke dalam ruangan, masuk ke dalam mobil ketika di luar ruangan mendengar suara guntur.
Kedua, saat berada kolam renang, segera naik dan menjauh, karena petir dapat menghantarkan energinya melalui air.
Ketiga, jangan berlindung di bawah pohon, ketika pohon tersambar petir, energinya bisa melompak ke tubuh.
Keempat, jauhi tiang listrik, menara atau sesuatu yang tinggi dan mudah tersambar petir.
Kelima, ketika berada di sawah, taman atau lapangan, segera menjauh, karena petir cenderung memilih tempat tinggi untuk melepaskan energinya.
Keenam, saat berkendara motor, segera berhenti dan segera cari tempat untuk berlindung.
Ketujuh, jika sedang berteduh di luar ruangan, segera, atur jarak dengan orang lain, agar tidak terkena lonkatan energi saat ada petir.
Kedelapan, ketika berada di luar ruangan, berdirilah dengan merqpatkan kaki, atau mengangkat satu kaki untuk mengurangi potensi listrik melewati tubuh saat teradi petir.
"Yang terakhir, sebaiknya matikan alat komunikasi karena sinyal yang dipancarkan dapat memancing petir untuk menyambar," ujar Maria.
Diberitakan, dua warga meninggal tersambar petir di Desa Asuli, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel), Minggu (4/2/2024).
Korban bernama Harisman (40) dan Muh Sahdan (31).
Harisman merupakan karyawan swasta, warga Jl Flores, Desa Asuli, Kecamatan Towuti.
Sementara Muh Sahdan (31), kuli bangunan, warga Jl Tosalili, Desa Nikel, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.
Kejadiaan pilu yang menimpa korban terjadi sekitar pukul 15.10 Wita di Jl Maetara, Desa Asuli.
Kasi Humas Polres Luwu Timur, Bripka Muh Taufik mengatakan Harisman dan Sahdan sedang mengerjakan sebuah rumah bersama satu kuli bangunan bernama Muh Sadat (30).
Muh Sadat warga Jl Tosalili, Desa Nikel, Kecamatan Nuha.
Ketika turun hujan, lanjut Muh Taufik, mereka berteduh di pondok yang berdekatan dengan rumah yang sedang dibangun.
"Namun tiba-tiba petir datang dan menyambar kedua korban yang masih menginjak tanah," kata Bripka Taufik.
Adapun Muh Sadat tidak tersambar petir karena sudah berada di atas pondok.
Muh Sadat kaget setelah melihat dua korban sudah tergeletak di atas tanah dan meninggal.
Sadat lalu meminta bantuan kepada warga yang berada di dekat lokasi kejadian.
Korban Muh Sahdan lalu dibawa warga ke Puskesmas Wawondula, Kecamatan Towuti.
Sementara korban Harisman dibawa ke Klinik PT Vale Indonesia di Sorowako, Kecamatan Nuha.
Bripka Taufik menambahkan, beberapa saat sebelum kejadian, saksi Muh Sadat melihat kedua korban masih di bawah pondok.
Kedua korban masih menyentuh tanah serta sedang memegang dan melihat handphone.
Pihak Puskesmas Wawondula menyatakan, korban Muh Sahdan yang tiba di puskesmas, nadinya sudah tidak berdenyut alias meninggal.
"Jasad korban di Puskesmas Wawondula dan Klinik PT Vale. Kita sedang menunggu keluarga datang menjemput," ujar Bripka Taufik.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.