Emas Tetap Dilirik Jadi Pilihan Investasi Paling Aman di 2023

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Emas masih dilirik jadi pilihan utama untuk investasi.

Hal itu berdasarkan data dari PT Pegadaian Kantor Wilayah (Kanwil) VI Makassar dan Butik Emas Logam Mulia Makassar.

Keduanya mencatat penjualan emas mengalami peningkatan sepanjang tahun 2023.

Kepala Departemen Bussiness Support Pegadaian Kanwil VI Makassar Iwan Darmawan mengatakan, bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, emas memang selalu bisa menjadi pilihan. 

Selain karena nilainya yang stabil, kata dia, kenaikan harga emas selalu di atas rata-rata inflasi.

Sehingga bisa dijadikan aset untuk rencana kebutuhan keuangan di masa mendatang. 

“Apalagi pilihan untuk berinvestasi emas saat ini sangatlah mudah,” kata Iwan, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Sabtu (23/12/2023).

Di Pegadaian, selain produk cicil Emas Batangan, masyarakat juga bisa menggunakan produk Tabungan Emas Pegadaian. 

Kedua produk tersebut sudah bisa dilakukan dari rumah melalui aplikasi Pegadaian Digital atau Pegadaian Syariah Digital.

Sepanjang tahun 2023, hingga tanggal 22 Desember 2023, penjualan produk cicil emas dan Tabungan Emas di Pegadaian Kanwil Makassar sebanyak 340 Kg dengan omset sekitar Rp337 miliar.

“Dengan berbagai kemudahan yang disiapkan oleh Pegadaian diharapkan masyarakat semakin mudah untuk Berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik,” jelas Iwan.

Baca juga: Rekor! Harga Emas Antam Tertinggi Sepanjang Sejarah Capai Rp 1.145.000 per Gram

Lebih lanjut, ia memaparkan secara nasional kenaikan harga emas pada 22 Desember 2023 mencapai 10 persen, jika dibandingkan harga emas pada awal Januari 2023 yakni sebesar Rp1.026.000.

Walaupun sepanjang tahun 2023 harga emas cukup fluktuatif, harga smas stabil bertahan di atas harga Rp1 juta per gramnya. 

Fluktuasi harga emas sepanjang tahun 2023 terpengaruh dari kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat terhadap penetapan suku bunga obligasi Pemerintah Amerika Serikat. 

Menurutnya, jika suku bunga obligasi pemerintah Amerika naik, maka harga emas secara global akan cenderung turun, dan sebaliknya.

Pada pertengahan Desember 2023, harga emas sempat mengalami penurunan karena adanya harapan the FED menahan suku bunganya yang juga didukung oleh kenaikan index harga belanja personal (PCE) di Amerika Serikat dibanding November 2023. 

Namun hal itu kemudian berubah setelah tak terduga index PCE turun 0,1 persen dibanding November 2023 sehingga mendukung spekulasi pelonggaran moneter lebih awal pada tahun 2024. 

Ditambah lagi adanya revisi PDB kuartal ketiga negara tersebut, semakin memperkuat harapan penurunan suku bunga oleh the Fed pada bulan Maret tahun depan. 

“Hal ini meningkatkan daya tarik emas Batangan sebagai komoditas pilihan investasi dibandingkan dengan mencari keuntungan melalui produk investasi yang berbasis suku bunga,” papar Iwan.

Sementara itu, Makassar Retail Asst Manager Butik Emas Logam Mulia Antam Wid Andrioko menyebut, emas masih jadi pilihan investasi karena harga terus naik.

Baca juga: Update Harga Emas Antam di Makassar Selasa 14 November 2023, Lebih Rp1 Juta Per Gram 

Di awal tahun 2023, harga emas dikisaran Rp950 ribu per gram dan di akhir tahun 2023 atau 23 Desember harga emas Rp1.132.000 per gram.

“Emas masih menjadi pilihan investasi jangka panjang yang sangat aman,” kata Wid.

Pengamat: Mudah Dijual

Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Anas Iswanto Anwar menilai emas merupakan investasi yang relatif bagus dan menjanjikan, sebab tidak gampang terganggu kestabilan harga. 

“Memang beberapa waktu lalu sempat ada gejolak turun, tetapi cepat kembali harganya,” katanya.

Anas mengatakan, sekarang memang pilihan terbaik investasi adalah emas, bisa dilihat tren harganya. 

Alasan lainnya adalah emas merupakan investasi yang mudah dijual atau dicairkan.

Berbeda dengan investasi rumah atau tanah yang tidak gampang dijual.

“Itu salah satu kenapa emas jadi pilihan. Investasi sebenarnya ketika masyarakat butuh cash itu gampang dan emas paling gampang karena pasarnya jelas sehingga masyarakat memilih itu,” jelas dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unhas tersebut.(*)