Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Pemerhati PSM: Terima Kasih ke Aksa Mahmud Kalau Anda Merasa Orang Sulsel

Yang dikhawatirkan jika dibawa keluar Sulsel dan di sana berganti nama, maka tamatlah riwayat PSM Makassar.

Penulis: M Yaumil | Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN-TIMUR.COM
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin bersama Founder Bosowa Aksa Mahmud (kiri) dan Pelatih PSM Makassar di rumah jabatan gubernur Sulsel, Rabu (1/11/2023) malam. Pertemuan ini dalam rangka perayaan HUT 108 PSM Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - “Yang merasa sebagai orang Sulsel wajib mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga Pak Aksa,” tegas Pemerhati PSM Makassar, Irianto Kasim di Makassar.

Ia menegaskan hal ini di Makassar, Kamis (21/12/2023) seiring adanya kekhawatiran pecinta dan pemerhati bola di Sulawesi Selatan (Sulsel) terkait kabar PSM Makassar akan diakuisisi oleh pengusaha luar.

Jika diakuisisi maka PSM Makassar akan dibawa ke luar Sulsel.

Sementara PSM Makassar adalah harga diri masyarakat Sulsel.

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir keluarga Aksa Mahmud yang menangani Pasukan Ramang, julukan PSM.

Ia mengatakan tidak mudah mengurus sebuah tim sekelas PSM Makassar.

Diperkirakan dana yang disiapkan untuk satu musim kompetisi tidak kurang dari Rp1 miliar.

Sudah sepatutnya, kata dia, warga Sulsel berterima kasih kepada keluarga Aksa Mahmud yang sudah rela berkorban.

Ini juga sebagai bukti kecintaan serta mempertahankan harkat martabat orang Bugis Makassar.

“Konon Keluarga Pak Aksa Mahmud sudah menangani PSM sekitar 21 tahun, luar biasa,” ujarnya.

Founder Bosowa Aksa Mahmud, kata dia, dalam berbagai kesempatan menyampaikan PSM Makassar adalah harga diri masyarakat Bugis Makassar.

Ini tidak bisa dilepaskan begitu saja.

Ada marwah tersendiri dalam tubuh Pasukan Ramang.

Baca juga: Sadikin Aksa Ungkap Pendapatan PSM Lebih Banyak di Parepare Dibanding di Mattoanging

Kecintaan dan pengorbanan Aksa Mahmud dan keluarganya tidak bisa diragukan lagi.

Tanpa Aksa Mahmud bisa jadi PSM Makassar sudah tidak ada di kancah nasional.

“Saya yakin pengorbanan beliau sebesar itu karena kecintaan beliau kepada PSM dan keinginan beliau menjaga harkat dan martabat orang Sulsel khususnya di kancah persepakbolaan nasional,” jelas Irianto.

Terkait kondisi finansial klub, Irianto tidak menampik hal itu.

Namun, inilah waktunya masyarakat Sulsel bersatu meringankan beban itu.

Karena permasalahan finansial bisa saja membuka peluang akan adanya pengusaha untuk mengakuisisi PSM.

Tentu ini hal yang tidak diinginkan pecinta PSM.

“Sekiranya hal itu benar terjadi, maka sudah saatnya seluruh elemen masyarakat Sulsel turun tangan membantu pengelola, membantu meringankan beban pengeluaran pengelola,” tegasnya.

PSM Makassar suatu kebanggaan bagi masyarakat Sulsel.

Baca juga: PSM Makassar Kerja Keras Tembus 4 Besar Demi Pertahankan Gelar Juara

Kehilangan PSM artinya berakhir juga kebanggaan itu.

Dia berharap isu akuisisi hanya isapan jempol di sosial media.

“Semoga tidak terjadi isu yang berseliweran di medsos bahwa ada pengusaha kaya yang akan membeli PSM,” sebut Irianto.

“Yang dikhawatirkan jika dibawa keluar Sulsel dibawa ke provinsi lain dan di sana berganti nama, maka tamatlah riwayat PSM Makassar. Tamat sudah salah satu kebanggaan kita sebagai orang Sulsel,” pungkasnya.(*)

Laporan Kontributor Tribun-Timur.com, M Yaumil

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved