Meninggal saat Operasi Gigi Bungsu
Apakah Gigi Bungsu Perlu Dicabut? Berikut Penjelasan Dokter
Dalam banyak kasus, gigi bungsu perlu dicabut karena kemungkinan adanya anomali atau gangguan pada gigi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Baru-baru ini, kejadian tragis di RSHS Bandung mengundang pertanyaan banyak orang mengenai perlunya pencabutan gigi bungsu.
Apakah gigi bungsu memang perlu dicabut?
Gigi bungsu adalah gigi geraham terakhir yang tumbuh di bagian belakang rahang.
Umumnya, gigi ini muncul saat seseorang memasuki masa menuju dewasa, di antara usia 17-21 tahun.
Meskipun beberapa penelitian menyebutkan rentang usia yang lebih luas, yaitu antara 16 hingga 26 tahun.
Dalam banyak kasus, gigi bungsu perlu dicabut karena kemungkinan adanya anomali atau gangguan pada gigi.
Hal ini dapat meliputi pertumbuhan yang tidak normal, gigi terjepit, atau tidak ada cukup ruang bagi gigi bungsu untuk tumbuh secara normal.
Dalam beberapa kejadian, proses pencabutan gigi bungsu dapat melibatkan anestesi.
Namun, keamanan dan persiapan sebelum operasi sangat penting.
Setiap prosedur bedah memiliki risiko tertentu, dan persiapan yang baik sebelum operasi diperlukan untuk memastikan keselamatan pasien.
Mengenai kasus yang viral di media sosial, pengetahuan dan persiapan yang cermat sebelum menjalani prosedur operasi gigi bungsu adalah kunci penting dalam mencegah insiden yang tidak diinginkan.
drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati menekankan bahwa gigi bungsu seringkali menjadi sumber anomali atau gangguan pada gigi.
Namun, keputusan untuk mencabut gigi bungsu harus melalui pertimbangan yang matang dan konsultasi dengan dokter gigi untuk menentukan apakah pencabutan gigi bungsu diperlukan atau tidak.
Anomali ini bisa berupa impaksi yang dipicu oleh pertumbuhan dan bentuk dari tulang rahang.
Baca juga: Pasien Meninggal Usai Dibius Jelang Operasi Gigi Bungsu, Salah Anastesi? Penjelasan RSHS Bandung
Kemudian oleh proses erupsi atau tumbuhnya gigi geligi.
"Impaksi merupakan sesuatu yang terjadi oleh ketidaksesuaian antara ukuran dan bentuk gigi terhadap rahangnya. Maka ada kejadian anomali," ungkapnya pada talkshow Sapa Dokter Wartakota, Minggu (20/3/2022).
Selain impaksi, ada gangguan gigi lain saat gigi bungsu tumbuh, yaitu gigi yang tumbuh terkadang masih memiliki selaput dan sering mengalami trauma karena terbentur atau tergigit oleh gigi lawannya.
Lantas perlukah gigi bungsu dicabut?
Menurut dr Anastasia, ada beragam pandangan terkait penyelesaian masalah gigi bungsu ini.
Sebagian penelitian mengatakan jika belum ada gangguan, gigi bungsu sebenarnya bisa saja dicabut sebagai bentuk pencegahan.
Atau kalau tidak ada gangguan, dibiarkan pun tidak mengapa.
"Gigi tidak harus selalu dicabut. Karena prosedur pencabutan gigi tidak bisa dilakukan secara biasa. Tapi membuka jaringan lunak yang menutupi area sekitar gigi," papar dr Anastasia.
"Kemudian dokter mengurangi tulang di sekeliling gigi," lanjutnya.
Mencabut gigi bungsu perlu prosedur yang matang karena mengandung banyak risiko.
Baca juga: Viral! Pasien Meninggal saat Operasi Gigi Bungsu, Beberapa Menit Usai Dibius Langsung Henti Jantung
Menurut dr Anastasia, pada dasarnya pencabutan gigi tidak mudah diizinkan.
Karena risiko dan komplikasi cukup banyak, oleh karenanya indikasi dan diagnosis harus tepat, sesuai dengan kondisi pasien.
Beberapa implikasi yang bisa ditimbulkan saat mencabut gigi bungsu seperti pendarahan, pembengkakan, nyeri hebat, mulut tidak bisa dibuka, rasa kebas karena kerusakan syaraf dan sebagainya.
"Bisa pula terjadi karena infeksi radang pada tulang rahang sekitar gigi. Termasuk risiko kejadian. Gangguan saraf tadi ada yang sifatnya kembali pulih, tapi bisa pula permanen," pungkasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 'Haruskah Gigi Bungsu Dicabut? Berikut Penjelasan Dokter'.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.