PSM Makassar
Erwin Aksa Hubungi Mendikbud Nadiem Makarim Soal Kerja Sama Lahan Unhas untuk Stadion PSM Makassar
Sebagian dari 12 hektare yang menjadi perencanaan area stadion markas PSM Makassar tersebut saat ini masih merupakan lahan pendidikan Unhas.
TRIBUN-TIMUR.COM - Chairman of The Board Bosowa Erwin Aksa sudah komunikasi dengan Menteri Pendidikan Kebudaan dan Riset Teknologi Nadiem Makarim terkait langkah berikutnya membangun stadion untuk markas PSM Makassar.
Diketahui Stadion yang akan dibangun Bosowa dan salah satunya diperuntukan sebagai markas PSM Makassar itu akan berdiri di atas lahan seluas 12 hektare di kawasan Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Makassar.
Sebagian dari 12 hektare yang menjadi perencanaan area stadion tersebut saat ini masih merupakan lahan pendidikan Unhas.
Lahan pendidikan Unhas sekitar 6 hektare itu berada di belakang Bosowa Sport Center (BSC).
Pihak Bosowa menurut Erwin Aksa pun sudah menyurat ke Unhas untuk kerja sama penggunaan lahan tersebut.
Baca juga: Sosok Erwin Aksa : Berani Bangun Stadion dan Tuntaskan Masalah Finansial PSM Makassar
Baca juga: Erwin: Pembangunan Stadion Tak Hambat Gaji Pemain
Namun pihak Unhas mengatakan jika Unhas sebagai perguruan tinggi negeri tentunya segala asetnya merupakan milik Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Olehnya itu, Erwin Aksa akrab disapa EA mengambil langkah membangun komunikasi dengan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.
Erwin Aksa menyampaikan ke Mas Menteri sapaan Mendikbud Ristek, terkait pembangunan Indonesia Stadium.
"Sudah, saya sudah komunikasi dengan Mas Menteri. Sembari kita tunggu dari Unhas," ujar Erwin Aksa, Selasa (12/12/2023).
Diketahui, Bosowa Corporindo serius ingin membangun stadion baru untuk PSM Makassar.
Stadion baru rencananya akan dibangun di lahan sekitar Bosowa Sport Center (BSC).
Sesuai pemetaan awal, luas tanah dibutuhkan sekitar 12,5 Hektar.
Dari luas tanah tersebut, ada sekitar 5 hektar masuk dalam area tambak pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas).
Bosowa Corporindo pun sudah mengirim surat ke Unhas untuk membicarakan terkait proyek tersebut.
"Disana itu tambak pendidikan Unhas sekitar 5 hektar,"jelas Kepala Biro Umum Unhas Drs Jursum MM saat ditemui, Kamis (7/12/2023).
Drs Jursum menjelaskan tanah tersebut memang digunakan Unhas untuk proses pendidikan.
Namun, terkait kepemilikan lahan sepenuhnya dimiliki Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Hal ini tertuang dalam PP 53 tahun 2015 tentang Statuta Universitas Hasanuddin.
Aturan ini hadir sejalan dengan perubahan status Unhas menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
Dalam pasal 64 ayat 1, dijelaskan terkait kekayaan awal Unhas berupa kekayaan negara yang dipisahkan, kecuali tanah.
Ayat 2 menjelaskan tanah merupakan barang milik negara yang
ditatausahakan oleh Menteri.
Sesuai PP 53 tahun 2015, Drs Jursum menjelaskan tanah di area sekitar BSC tersebut merupakan milik negara melalui Mendikbudristek
"Disana itu kekayaan awal, atau kekayaan yang dipisahkan," jelas Drs Jusrum.
Sampai saat ini, belum ada pertemuan antara Bosowa Corporindo, Unhas maupun Kemendikbudristek.
Drs Jusrum mengaku langkah Bosowa Corporindo menyurat ke Unhas sudah tepat.
Kini, ketiga pihak masih menyesuaikan waktu untuk bisa membahas perihal tersebut.
"Belum ada pertemuan, sudah pernah ada suratnya. Kita belum bahas cari waktu untuk kementrian," jelas Drs Jusrum
"Suratnya tidak masalah masuk ke Unhas, nanti diteruskan ke Kementrian, Unhas kan pengguna juga," Lanjutnya
Informasi dihimpun, Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa saat ini sedang berada di China.
Dirinya menjalankan tugas hingga pekan depan.
Penjelasan lengkap Erwin Aksa terkait stadion baru PSM Makassar kepada Tribun Timur, Kamis (7/12/2023):
Bosowa Corporation amat serius dengan pembangunan stadion di kawasan Sungai Tallo,
Buloa, Makassar.
Upaya ini adalah bagian dari upaya Bosowa mengambil peran pelibatan swasta dalam membangin kota dan daerah.
Stadion itu bukan hanya untuk PSM saja, melainkan fungsi sosial budaya.
Konser musik, tabligh akbar, event dengan massa hingga 20 hingga 25 ribu, itu belum ada di Makassar.
Bayangkan kalau Iwan Fals, Slank atau Dewa 19 gelar konser besar di Makassar, rumput stadion kita tutupi pakai plastik thermal, jadi rumputnya tidak rusak.
Stadion itu, bukan didesain untuk jadi stadion utama seperti kapasitas GBK (Gelora Bung Karno) dengan seat 70 ribu.
Kita bukan juga mau bangun JIS (Jakarta International Stadion) yang 80 ribu seat, seperti gagas Gubernur Anies di Jakarta Utara.
Kita bangun stadion mini tapi standar FIFA.
Kenapa mini stadion kualikasi FIFA?
Karena kita pikirkan nilai keekonomian dan sustainability-nya.
Bayangkan kalau kita bangun seperti JIS.
Biayanya sampai Rp6 Triliun namun biaya pemeliharaan sampai Rp60 Miliar setahun, atau Rp5 miliar sebulan.
Coba lihat, waktu piala dunia FIFA U-17 di JIS, seat occupancy-nya di bawah 50 persen.
Desain kursi stadiun kita seperti stadion-stadion standar FIFA di Doha, Qatar.
Ada sekitar 14 stadion di sana. Semua standar FIFA.
Tapi stadion utamanya hanya kapasitas 42 ribu.
Sisanya stadion lain, hanya kapasitas 12 ribu hingga 20 ribu.
Nah, konsep mini stadion standar FIFA ala Doha itulah yang kita mau bangun di bantaran Sungai Tallo.
Kenapa kita butuh lahan tambahan milik Unhas?
Itu karena dengan lahan terbatas karena berada di bantaran Sungai dan dua ruas jalan tol.
Bakal lahan stadion yang ada sekarang milik Bosowa Sport Center kurang lebih 3 Hektare, untuk kapasitas 20 ribu.
Padahal standar FIFA, stadion kapasitas itu, butuh lahan parkir juga minimal 3 hingga 4 hektare.
Itu sebagian besar untuk lahan parkiran, green public space, dan sedikit commercial space untuk penonton dan warga di akhir pekan.
Konsep Stadion GBK sekarang sudah sesuai pengelolaan bisnis.
Mulai laba dan bisa hasilkan miliaran per bulan, justru bukan dari event sport saja, tapi public utilities revenue.
Nah itulah, kenapa kami bersurat ke Rektor Unhas.
Sebab, lahan di samping Bosowa Sport Center itu, tambak latih mahasiswa perikanan milik Unhas.
Ada beberapa skema kerja sama timbal balik yang kita siapkan untuk dibahas.
Kalau Unhas tetap mau pertahankan laboratorium perikanan lapangan, kita punya di Barru, Takalar, Jeneponto dan Maros.
Kalau di Tallo, Unhas punya 10 hektare, kita siap barter 30 hektare di Barru atau di
Jeneponto.
Kualitas dan salinitas airnya lebih baik dibanding yang di Tallo, dalam kota.
Pokoknya rektor respon dulu surat kitalah.
Kita duduk bicara dengan tim.
Di Makassar atau di Jakarta, kita siap.
Selain dengan Unhas kita juga sudah bersurat ke kementerian PUPR dan pengelola jalan tol, untuk membuka akses ramp off dan ramp on di jalan tol di sekitar stadion.
Bosowa punya banyak portopolio KPBU (kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau Skema Public Private Partnership di Makassar.
Saat bangun jalan Tol Reformasi 1999, kita pakai skema KPBU dengan kementerian PUPR.
Saat 2009, Bosowa bangun PLTU Punagaya di Jeneponto dengan BUMN PLN, atau penyimpanan LPG dengan Pertamina.
Prinsipnya transparansi.
Kita terbuka agar jauh dari masalah hukum.
Apalagi Unhas sekarang kan sudah berubah dari BLU (badan layanan umum) PTN BH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum) semi swasta. Intinya, kita tunggu respon dari Unhas.(*)
Daftar 13 Pemain PSM Makassar Belum Terdaftar di Super League, Suporter Jangan Khawatir! |
![]() |
---|
PSM Makassar Paling Banyak Mainkan Pemain U-23 Pekan I Super League, Persija - Persib ? |
![]() |
---|
Profil Sembilan Pemain Asing PSM Makassar: Didominasi Brasil, Yuran Fernandes Masih Termahal |
![]() |
---|
PSM Makassar Serahkan Jersey Nomor 01 ke Wali Kota Munafri Arifuddin |
![]() |
---|
Head to Head Bhayangkara FC vs PSM Makassar, The Guardians vs Juku Eja Batal Main Malam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.