Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Desa Digital IM3

Era Baru Pemberdayaan UMKM ala Indosat Ooredoo Hutchison, Bikin Naik Kelas dengan Desa Digital

Desa Digital IM3 adalah program pemberdayaan pegiat UMKM dengan mendorong pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Editor: Fahrizal Syam
Kolase Tribun Timur
Program Desa Digital IM3 di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Senin (4/12/2023). Puluhan pegiat UMKM dilatih memanfaatkan digital untuk meningkatkan pemasaran produknya. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Joko Widodo telah menetapkan sejumlah program prioritas untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

UMKM dianggap sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, bahkan ASEAN.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk mengembangkan UMKM, digitalisasi satu di antaranya.

Digitalisasi adalah cara terbaik untuk membantu pengembangan UMKM, khususnya yang berada di pedesaan. 

UMKM di pedesaan memiliki potensi besar untuk berkembang, sayangnya, masih banyak pegiat UMKM desa tak paham pemasaran produk di era digital. 

Pegiat UMKM sebagian besar memang sudah mengenal e-commerce, namun masih kurang mampu menggunakannya untuk berjualan.

Hal ini disadari dan jadi perhatian Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).

Melalui brand IM3, IOH berpartisipasi mengembangkan UMKM pedesaan dalam bentuk program Desa Digital IM3.

Baca juga: Desa Manongkoki Siap Gali Potensi Bisnis dengan IDE Academy Indosat!

Desa Digital IM3 adalah program untuk memberdayakan pegiat UMKM dan mendorong mereka mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dalam meningkatkan perekonomiannya.

Pada program ini, pegiat UMKM dilatih bagaimana memanfaatkan sosial media, digital marketing, jurnalistik dasar penulisan, hingga fotografi dan videografi.
 
“Kita ingin memberdayakan masyarakat, seperti moto kami Empowering Indonesia,” kata SVP–Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison, Steve Saerang, saat menghadiri pelatihan Desa Digital IM3, di Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan (Sulsel), Senin (4/12/2023).

Khusus di Susel, IOH menyasar desa-desa atau kelurahan yang memiliki UMKM potensial untuk ditransformasi menjadi 'Desa Digital'.

Ada tiga lokasi yakni Lantebung Kelurahan Bira, di Kota Makassar, lalu Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, dan Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.

Lantebung dikenal sebagi salah satu spot pariwisata hutan mangrove di Kota Makassar.

UMKM bergerak di bidang kuliner maupun souvenir menjamur di wilayah ini.

Sementara Kelurahan Manongkoki dikenal sebagai Kampung Mebel Sulsel, dimana sekira 189 rumah warga adalah workshop mebel dan 13 industri sawmill, atau pengelohan kayu gelondongan jadi kayu industri.

Baca juga: Indosat Berdayakan UMKM Desa Lantebung Melalui Pelatihan Desa Digital IM3

Belum pernah ada pelatihan digital marketing di desa berjarak 5.1 kilometer utara Pattalassang, ibu kota Kabupaten Takalar, atau 36 km selatan Kota Makassar.

"Ini acara Desa Digital pertama di Takalar dari operator bersama media, semoga furniture, mebel dan hasil kerajinan warga di sini, bisa tembus pasar luar Sulawesi dan dunia," kata Lurah Manongkoki Muh Dahlan A Dg Naba, dalam sambutan seremoni pembukaan acara Desa Digital IM3, Sabtu (30/9/2023).

Begitu pun dengan Desa Bulu Cindea. Desa yang hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari pelabuhan PT Semen Tonasa, juga memiliki banyak pegiat UMKM potensial, seperti yang bergerak di bidang kuliner.

Strategic Marketing Manager Tribun Network Gemma Bagiaji menyebut, para pegiat UMKM di ketiga desa digital binaan IOH, sejatinya sudah mengenal dan tahu tentang platform digital marketing, atau e-commerce.

“Namun baru sebatas tahu, sebagian besar belum mampu memanfatkan untuk berjualan produk-produk UMKM mereka,” ujar Gemma yang datang langsung dari Jakarta untuk memberi pelatihan.

Menurut Gemma, digitalisasi adalah keniscayaan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

"Mengapa harus digitalisasi, karena pasarnya makin luas. Di Indonesia ada 213 juta pengguna internet, sebesar itu pasarnya di Indonesia yang bisa diraih pelaku UMKM desa," ujarnya.

"Semoga pelatihan kita bermanfaat bagi masyarakat untuk mengembangkan UMKM-nya, khususnya dalam pemasaran digital, tambahnya.

Steve Saerang menambahkan, akses terhadap manfaat digital, penting bagi pegiat UMKM di desa.

Dengan digital, komoditas yang mereka hasilkan dapat menjangkau pasar lebih luas, tak sekadar di desa itu saja.

“Pemasarannya tak akan kalah dengan di Jawa. Ibu-ibu dan bapak-bapak pegiat UMKM, membuat produk, lalu konten, jualan secara digital, dan akhirnya cuan, itu target kita,” ucapnya.

Kehadiran Desa Digital IM3 juga menjadi wujud pengembangan jaringan Indosat yang telah menjangkau lebih dari 90 persen populasi masyarakat di Sulawesi Selatan. 

Saat ini jumlah pemancar jaringan (sites) dan kapasitas internet di Sulawesi Selatan telah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. 

Tak sebatas ilmu digital marketing, IOH juga mendorong masyarakat semakin digital dengan menyiapkan wifi corner di desa binaannya, seperti yang terdapat di Desa Bulu Cindea.

Sebuah pos ronda di desa, dipasangi wifi berkuota ratusan gigabyte, yang dapat diakses masyarakat secara gratis.

“Kita ingin sebanyak mungkin warga di sana (Desa Bulu Cindea) bisa semua merasakan pakai IM3. Kalau ini sukses, akan dikembangkan ke daerah lain,” ujarnya.

IoT untuk Tanam Mangrove

Komitmen IOH untuk transformasi digital, juga menyasar sektor lain, seperti lingkungan.

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) atau internet untuk segala, dikolaborasikan dengan upaya menjaga ketahanan lingkungan.

Indosat memperkenalkan pemanfaatan IoT dalam penanaman mangrove.

Mangrove Desa Bulu Cindea
Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama Pemerintah desa menanam mangrove di pesisir Desa Bulu Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Senin (4/12/2023).

Teknologi ini nmemungkinkan petani untuk memonitor daya tahan hidup mangrove agar bisa meningkatkan survival rate.

Sehingga mangrove tersebut dapat seutuhnya tumbuh dan memberikan dampak baik untuk mencegah erosi, abrasi pantai maupun membantu penyerapan karbon

“Indosat berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi digital di pelosok Nusantara, hingga ke wilayah pedesaan," kata Steve.

Pemanfaatan teknologi IoT dalam penanaman mangrove di Desa Bulu Cindea menjadi terobosan baru.

Sebelumnya survival rate mangrove di Bulu Cindea cukup rendah dan menjadi tantangan bagi para petani.

"Kami harapkan dengan pelatihan teknik penanaman, mitigasi kerusakan dan peningkatan kapasitas petani mangrove yang didukung implementasi teknologi IoT dapat memberikan dampak yang maksimal terhadap pertumbuhan mangrove di Desa Bulu Cindea,” ujar Steve.

Steve juga memastikan IOH tak sekadar datang untuk seremoni tanam mangrove saja.

"Indosat tak seperti sebelumnya, datang seremoni lalu pulang. Saya akan datang lagi ke sini melihat mangrove-mangrove yang sudah kita tanam," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved