Prof Hasyim Aidid Wafat
BREAKING NEWS: Kabar Duka, Guru Besar UINAM dan Mantan Ketua PC NU Makassar Prof Hasyim Aidid Wafat
Informasi terkait wafatnya Prof Hasyim Aidid diperoleh Tribun Timur pada, Selasa (28/11/2023) malam.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabar duka bagi keluarga besar UIN Alauddin Makassar (UINAM) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Makassar Prof Hasyim Aidid wafat.
Informasi terkait wafatnya Prof Hasyim Aidid diperoleh Tribun Timur pada, Selasa (28/11/2023) malam.
Prof Hasyim Aidid merupakan Guru Besar Ilmu Hukum UINAM.
Selain itu almarhum Prof Hasyim Aidid juga pernah menjabat sebagai Ketua PC NU Makassar.
"Innalilahi Wainnailaihi Raji'un, telah berpulang ke Rahmatullah Prof. Dr. Hasyim Aidid (mantan ketua PC NU Makassar/,Kader Ansor) malam ini di RS Wahidin Sudirohusodo," tulis pesan berantai yang tersebar di sejumlah grup whatssap.
"Jenazahnya menuju rumahnya Jl. Mannuruki 2 no.86 ( depan mesjid babussadah ) Makassar," sambung pesan tersebut.
Penggagas Petisi Bersihkan Trotoar Al Markaz
Penggagas petisi online #BersihkanTrotoarAlMarkaz Prof Dr Hasyim Aidid MA, ternyata sudah pernah menanyakan dan mengkonfirmasi langsung perihal keberadaan kelompok pedagang kaki lima (PKL) di pedestrian timur kawasan Masjid Al Markaz Al Islami, di Jl Sunu, Kelurahan Timungang Lompoa, Kecamatan Bontoala, Makassar kepada Walikota Makassar Muh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto, pertengahan tahun 2018 lalu.
Hasyim menyebut, rangkaian upaya formil dan diplomasi offline pembenahan PKL di sekitar Masjid Al Markaz Al Islami sudah diupayakan sejak enam tahun lalu ke pemerintah kota.
Hingga Selasa (20/11/2018) petang, petisi ini sudah mendapat 421 bubuhan tanda-tangan warga.
Artinya, kurang 79 bubuhan tandatangan, agar petisi ini melewati tahap pertama petisi, 500 dukungan.
Profesor Dr Hasyim Aidid adalah Wakil Ketua Majelis Ulama (MUI) Sulsel.
Selain Guru Besar Ilmu Hukum Islam di UIN Alauddin Makassar, Hasyim juga kerap dijadwalkan memberi ceramah dan tauziyah rutin di pusat dakwah Islam terbesar di timur Indonesia itu.
“Saya pribadi, Prof. Hasyim Aidid, yang kebetulan adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sulawesi Selatan dan juga anggota FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), pernah menyampaikan secara langsung kepada Bapak Walikota, Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto sekitar dua tahun lalu (2016), namun sampai hari ini juga belum melihat perubahan apa-apa.”
Bahkan, katanya, persoalan ini bahkan sudah pernah disampaikan langsung Wakil Presiden Jusuf Kalla sejak tahun 2013 termasuk pada acara ulang tahun Al Markaz bulan Januari 2016 dimana disitu hadir Walikota.
Upaya diplomasi formil yan ditempuh Doktor Hukum Islam ini juga diungkapkan putranya, Ali Akbar Aidid di laman komentar petisi yang disebar di akun media sosial Hasyim Aidid, Ali Akbar yang juga mahasiswa di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi ini menulis;
“Al Markaz kan dekat dengan perumahan dosen unhas Baraya. sudah bertahun-tahun ke-rantasa-kan ini terjadi, apakah sudah ada dosen pernah menanyakan ini ke pemerintah. Atau para dosen UIN yg tiap jumat khotbah di sana, apakah mereka sudah melayangkan protes ke pemerintah. Prof Hasyim sudah mulai bikin petisi di change.org. Inipun setelah beliau menanyakannya langsung ke pak Walikota tapi tdk ada respon. Mari kita bantu beliau membangun kesadaran pemerintah.”
Saat mengungah dan menyebar petisi ini, Hasyim Aidid juga menggugah kepedulian kritis dan dukungan para guru besar dari sejumlah kampus di Makassar untuk membenahi sektor usaha informil di sekitar Al Markaz untuk lebih beradab dan tertata.
Alasan Hasyim menggalang dukungan warga karena pertimbangan wibawa warga kota terbesar di Indonesia timur ini.
“ALASAN MENANDATANGANI (karena) "SIRI", harga-diri, martabat manusia Sulawesi Selatan, dan Indonesia !!!.”
Dia juga menulis, “Tak ada guna jadi Prof atau Dr atau Dosen di UINAM, UNHAS, UNM, UMI, dll kalau tidak tergerak hatinya melihat kekotoran dan penyalah gunaan TROTOAR sekeliling MASJID AL-MARKAZ AL-ISLAMI JENDERAL M. YUSUF di Makassar itu.
Salam hormat semuanya & Mohon maaf.
Hasyim menyayangkan sikap Wali kota Makassar, yang dia anggap mengabaikan aspirasi tahunan warga ini. “keadaan diatas sudah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah Kota Makassar.
Oleh karena itu, jelas dia, maka marilah sama-sama umat Islam dan warga kota Makassar, menggalang awareness untuk permasalahan ini, dan marilah kita meminta dengan segala hormat Walikota Kota Makassar dan juga Gubernur Sulawesi Selatan untuk segara mengambil tindakan nyata, pembersihan dan pembenahan trotoar sekeliling Masjid Al-Markaz Al-Islamy ini, dan seterusnya berfungsi menurut semestinya yaitu buat para warga kota pejalan kaki.
Warga yang ikut membubuhkan tanda tangan dukungan atas petisi online ini, juga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata.
Amril Silenang, salah seorang pelaku usaha ekonomi kreatif DA-street di Makassar, memberi alasan kenapa bertanda-tangan: Saya orang makassar dan saya tdk Rantasa !!!
Petisi ini sudah mendapat sekitar 20-an respon komentar dukungan.
Warga Makassar lainnya, Diana Astuti, alumnus Perguruan Islam Makassar, juga mendukung dan meminta pemerintah kota mencari solusi relokasi bagi pedagang dan penggerak sektor ekonomi formil ini.
“Saya mendukung dari kegiatan pembersihan dengan syarat solusi apa yang bisa diberikan oleh pembentukan gerakan kebersihan itu kepada para pedagang yang bermata pencaharian disitu yang menjadi penyebab banyaknya sampah yang berseraka disekitar jalan masjid terbesarnya makssar.. apa solusinya? Harus ada solusi untuk membuat mereka tidak merasa rugi dan masih bisa mencari nafkah, perlu diwadahi kegiatan pembersihan ini bukan hanya dari segi pembersihan penyebab kotornya lingkungan tapi pewadahan akan kebiasaan untuk cinta kebersihan tanpa harus merugikan dalam mata pencaharian mereka.”
Pengurus Yayasan Mesjid Al Markaz Al Islami Makassar Husain Abdullah, juga membubuhkan tanda tangan dan dungkan langsung.
"Ini upaya mulia warga untuk menjaga icon peradaban Islam modern di Kota Makassar," kata Uceng, sapaan akrab Husain Abdullah, kepada Tribun.
Uceng menyebutkan, " petisi yg dipelopori bpk Hasyim Aidid mengetuk kepedulian Pemkot untuk menata dan menertibkan trotoar seputaran mesjid kebanggaan warga Sulsel tersebut," ujarnya kepada Tribun.
Pengurus Badan Pengelola Harian Mesjid Al Markaz sudah berjibaku membersihkan mesjid dan halaman bahkan mengontrak khusus cleaning service terbaik ISS untuk menjaga kebersihan masjid.
Namun sayangnya, trotoar seputaran mesjid yang menjadi otoritas Pemkot, tidak terjaga kebersihannya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.