Momentum Hari Guru, Tamsil Linrung Serukan Perubahan Nasib Guru

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Bagi Tamsil Linrung, momentum hari guru nasional begitu berkesan.

Tamsil Linrung lahir dan dibesarkan dari keluarga guru.

Ayahnya berprofesi sebagai guru.

Sejatinya Tamsil Linrung Pendidikan Guru Agama Negeri Segeri pada 1973 sampai 1976 lalu.

Ia lalu melanjutkan pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujung Pandang.

Sang ayah menginginkan Tamsil Linrung mengabdikan jadi guru.

Pengaruh sang ayah membuat Tamsil Linrung memiliki kecintaan pada dunia pendidikan dan profesi guru.

Namun takdir berkata lain.

Tamsil Linrung memilih menekuni profesi sebagai politisi.

Saat ini Tamsil Linrung menjabat senator DPD RI Senayan.

Walaupun tak menjadi guru dan malah menjadi politisi, Tamsil Linrung tetap teguh memegang cita-cita ayahnya dengan cara mencintai para guru: memuliakan, menyejahterakan, dan meningkatkan kualitas mereka.

"Peringatan hari guru ke-78 tahun merupakan momentum penting bagi kita selaku anak bangsa dalam memikirkan nasib para tenaga pendidik yang saat ini belum merata dalam hal kesejahteraannya," kata Tamsil Linrung Sabtu (25/11/2023).

Tamsil Linrung mengatakan tugas hari ini bagaimana terus berjuang untuk mengubah nasib para guru yang belum merata.

Terkhusus di daerah pedalaman yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah terkhusus di kementerian pendidikan.

"Kami ingin memperjuangkan guru-guru di sekolah agama dan umum agar setara kesejahteraannya terkhusus di daerah terpencil yang sangat merasakan bagaimana perjuangan dalam mendidik siswa di pedalaman terpencil. 78 tahun Indonesia merdeka kesejahteraan belum secara merata dirasakan," ujar Tamsil Linrung.

Tamsil Linrung mengatakan para guru punya tugas mulia mewujudkan janji kemerdekaan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Mantan anggota DPR RI itu mendorong pemerintah untuk terus mencetak ribuan guru-guru profesional melalui pendidikan profesi guru.