Kepsek yang Aniaya Anak Guru di Jeneponto Ternyata karena Utang, Ini Kronologinya

TRIBUN-TIMUR.COM - Irma Jamiruddin (23) diduga menjadi korban penganiayaan oleh Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 7 Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada Kamis (23/11/2023).

Kepsek tersebut adalah Lenny Marlina yang tinggal di BTN Mappatunru, Jl Karya, Kecamatan Binamu, Jeneponto.

Kejadian penganiayaan dimulai saat Irma bersama ibunya, Hj St Mardiyah (53), mengunjungi kediaman Kepsek.

Kunjungan Irma dan Hj St Mardiyah dimaksudkan untuk menagih hutang.

Namun sayangnya, alih-alih melunasi hutang, ibu dan anak ini malah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.

"Saya ditarik keluar di depan rumahnya karena dia (Lenny Marlina) tidak mau melunasi hutang. Saat itulah dia menggaruk saya," kata Irma melalui telepon pada Jumat (24/11/2023).

Dia menjelaskan bahwa kejadian terjadi sekitar pukul 14.00 Wita, yang mengakibatkan luka pada tangan kirinya.

Luka tersebut meninggalkan bekas pada jari telunjuk dan telapak tangannya.

"Suaminya menahan saya, dan dia menggaruk tangan saya, tapi saya berhasil menghindari agar tidak terkena di wajah," ujarnya.

Setelah diselidiki, Hj St Mardiyah adalah seorang guru ASN di SMPN 7 Binamu.

Kepsek tersebut berhutang pada Hj St Mardiyah sebesar Rp 16 juta.

Namun, hutang ini belum juga dilunasi.

"Totalnya 16 juta. Kesepakatan adalah pembayaran dilakukan melalui bonus kinerja, yang sudah lewat, sekarang sudah bulan November," katanya.

Menyusul kejadian tersebut, Irma melaporkan Lenny Marlina ke Polres Jeneponto pada Kamis malam (23/11/2023).

Laporan tersebut terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan Kepsek terhadap dirinya.

"Iya (saya sudah melapor), dan pemeriksaan medis sudah dilakukan. Kami menunggu panggilan dari dia (Lenny Marlina)," tambahnya.

Sementara itu, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp, Lenny Marlina belum memberikan tanggapan.

Akun WhatsApp ibu Kepsek tersebut juga tidak aktif.(*)