Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi

Gempa Bumi 3.2 SR Baru Saja Guncang Sulawesi Utara, Kedalaman 10 Km, 40 Kilometer dari Melonguane

Harap diingat bahwa informasi ini disampaikan dengan kecepatan untuk memastikan aksesibilitas masyarakat.

Editor: Ansar
BMKG
Gempa bumi baru saja terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), Selasa 7 November 2023. 

- Jika Anda Berada di Luar Ruangan: Jauhi gedung, tiang listrik, dan pohon yang dapat roboh. Cari tempat terbuka dan hindari tempat-tempat yang dapat menjadi sasaran benda jatuh.

- Kendaraan: Jika Anda berada dalam kendaraan, berhenti di tempat yang aman dan hindari berada di bawah jembatan atau jalan layang. Setelah gempa berakhir, waspada terhadap kerusakan jalan dan infrastruktur lainnya.

- Setelah Gempa: Setelah gempa berakhir, periksa diri Anda sendiri dan orang lain di sekitar Anda untuk cedera.

Matikan sumber api jika ada kebocoran gas. Jika Anda berada di gedung yang terlihat rusak, segera evakuasi. Ikuti instruksi dari otoritas setempat.

- Sistem Peringatan Dini: Jika ada sistem peringatan dini gempa bumi di wilayah Anda, pelajari cara menggunakannya dan tetap waspada terhadap peringatan.

- Pertolongan Pertama: Jika Anda memiliki pelatihan dalam pertolongan pertama, gunakan keterampilan tersebut untuk membantu cedera ringan. Tapi ingat, selalu prioritaskan keselamatan diri Anda sendiri.

Selalu penting untuk memahami risiko gempa bumi di wilayah Anda dan mengikuti pedoman keselamatan yang disarankan oleh pemerintah dan lembaga meteorologi setempat.

Pendidikan tentang keselamatan gempa bumi dan persiapan darurat juga sangat dianjurkan untuk meminimalkan risiko selama peristiwa ini. 

Tentang Melonguane

Dikutip dari Wikipedia Melonguane adalah sebuah kecamatan yang juga menjadi pusat pemerintahan atau ibukota dari kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

Pada tahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 11.920 jiwa, dengan kepadatan penduduk 154 jiwa/km⊃2;.

Nama Melonguane memiliki sebuah cerita, ketika masyarakat lokal melihat birunya warna pada air laut yang tenang dan dangkal.

Pada saat itu sebagian besar dari mata pencaharian dari masyarakat lokal adalah nelayan atau sesuatu yang berhubungan dengan laut.

Ketika air laut mengalami pasang naik sehingga menutupi tepian pantai maka seakan-akan pantainya berwarna biru.

Itulah sebabnya nama melonguane diambil dari kata "Ma'elom" dan "Anne" yang artinya Biru dan Pantai (Pantai Biru).

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved