Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rektor UMI Diberhentikan

Prof Basri Modding Diberhentikan, Profesor Muda Berpeluang Jadi Rektor UMI

Ketua Yayasan Wakaf UMI Prof Masrurah Mokhtar, tak ingin ada kekosongan jabatan setelah memberhentikan Prof Basri Modding sebagai Rektor.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM / EMBA
Ketua Yayasan Wakaf UMI Prof Masrurah Mokhtar ditemui di rektorat UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sabtu (28/10/2023) sore. Guru besar UMI sepakat memberhentikan Prof Basri Modding sebagai Rektor UMI. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Yayasan Wakaf UMI Prof Masrurah Mokhtar, tak ingin ada kekosongan jabatan setelah memberhentikan Prof Basri Modding sebagai Rektor.

Menurutnya, setelah rekomendasi pemberhentian Prof Basri Modding dalam rapat senat, hasil rekomendasi itu harus segera dibahas.

"Secepatnya kita akan bahas, karena kita tidak ingin ada kekosongan rektor," ujar Prof Masrurah ditemui seusai rapat senat di lantai 6 Menara UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sabtu (28/10/2023) sore.

Namun demikian, pengangkatan Rektor UMI yang baru nantinya harus melalui penjaringan.

"Iya, kita harus buat penjaringan dulu. Siapa-siapa yang memenuhi kriteria, itu yang masuk nanti," ujar Prof Masrurah.

Saat ditanya terkait kriteria rektor yang dibutuhkan UMI kedepan, Prof Masrurah enggan mengomentari terlalu jauh.

Baca juga: Prof Basri Modding Diberhentikan, UMI Segera Pilih Rektor Baru

Intinya kata Prof Masrurah, harus yang visioner dan terus mengharumkan nama baik UMI.

"Yang muda-muda juga boleh asalkan memenuhi kriteria," celutuknya.

Ditemui di lokasi yang sama Plt Rektor UMI Prof Sufirman Rahman mengaku akan menyukseskan pemilihan rektor nantinya.

Saat ditanya, terkait kesediaannya untuk ikut penjaringan, Prof Sufirman mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada aspirasi yang ada.

"Kalau saya itu tergantung aspirasi. Terus terang kalau aspirasi yang berkembang itu bukan karena saya ingin mengaktualisasi diri tetapi saya berjuang untuk keselamatan UMI," ujar Prof Sufirman.

"Persoalan siapa yang terpilih, itu tergantung seperti apa proses demokrasi yang dilalui," sambungnya.

Penjaringan Rektor

Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) bakal membuka penjaringan calon rektor baru UMI.

Rencana itu diungkapkan Ketua Yayasan Wakaf UMI Prof Masrurah Mokhtar, setelah Prof Basri Modding diberhentikan tetap sebagai Rektor.

Terlebih, seluruh senat UMI kata Prof Masrurah telah melakukan rapat dan bersepakat merekomendasikan pemberhentian Prof Basri Modding secara tetap.

Namun, rekomendasi itu masih akan dirapatkan dewan pembina dan pengurus yayasan Wakaf UMI, awal pekan depan.

"Setelah ada penetapan (pemberhentian Prof Basri Modding) akan dibuat dulu penjaringan calon rektor," kata Prof Masrurah Mokhtar ditemui seusai rapat senat di Menara UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sabtu (28/10/2023) sore.

Hal senada diungkapkan Plt Rektor UMI Prof Sufirman Rahman saat ditemui seusai rapat senat.

Menurutnya, dirinya yang ditunjuk sebagai Plt Rektor sudah berkewajiban menuntaskan polemik yang ada hingga mengawal jalannya pemilihan rektor yang baru.

"Tugas saya adalah akan memberi ruang yang besar pelaksanaan audit dan sementara berjalan, yang kedua adalah menjalankan tugas sehari-hari sebagai rektor," ujar Prof Sufirman.

"Tugas saya ketiga adalah mengantar atau mengawal proses pemilihan rektor yang baru. Siapapun yang terpilih seusai mekanisme harus berjalan lancar," terangnya.

Prof Basri Modding Direkomendasikan Diberhentikan Tetap

Rapat Senat Universitas Muslim Indonesia (UMI) merekomendasikan pemberhentian tetap Prof Dr Basri Modding sebagai Rektor priode (2022-2026).

Rapat senat lengkap itu berlangsung di lantai enam gedung Rektorat UMI, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sabtu (28/10/2023) sore.

Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar mengatakan, rapat yang digelar ini dihadiri seluruh senat UMI.

"Ini memang kami lakukan untuk memberikan penguatan, terhadap apa yang kami tetapkan. Kami tidak akan melakukan sesuatu yang tidak didukung seluruh aspek," ujar Prof Masrurah.

"Jadi kami undang senat lengkap, bukan hanya senat harian tapi ini lengkap dan semua guru-guru besar UMI ada disini," sambungnya.

Tujuan mengumpulkan seluruh senat UMI lanjut Prof Masrurah agar dapat menghimpun semua pendapat yang ada dan mengakhiri kekisruhan yang terjadi.

"Bagaimana pun juga akan berbeda jika pendapat kami sendiri menjadi masukan dalam menentukan satu keputusan, tapi kami ingin menghimpun seluruh pendapat yang ada," jelasnya.

Senat dalam rapat itu, pun memberikan rekomendasi pemberhentian Prof Basri Modding secara permanen.

"Sekarang kita hadirkan rekomendasi untuk memberhentikan tetap (Prof Basri Modding) atau permanen," terang Prof Masrurah.

Rekomendasi itu lanjut Prof Masrurah, nantinya akan dirapatkan kembali pada hari Senin pekan depan.

"Iya rencana hari Senin rekomendasi ini kita rapatkan lagi dengan dewan pembina," jelasnya. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved