Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

BeAT Pakai Pertamax Turbo

Jangan Tiru Emak-emak Viral Isi BBM Honda BeAT Pakai Pertamax Turbo, Mesin Motor Bisa Overheat!

Secara spesifikasi, Honda BeAT 2022 memang tidak cocok menenggak Pertamax Turbo dengan RON 98, alias oktan tinggi.

Editor: Hasriyani Latif
TikTok/@kimzizs
Emak-emak tengah mengisi motor Honda BeAT 2022 dengan BBM jenis Pertamax Turbo. Jangan ditiru, mesin motor bisa overheat. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Video emak-emak tengah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) motor Honda BeAT tahun 2022 dengan Pertamax Turbo viral di TikTok.

Sebagian warganet menganggap apa yang dilakukan emak-emak tersebut sah-sah saja.

Sebenarnya, bolehkah seperti itu?

Apakah tidak akan berpengaruh terhadap performa mesin kendaraan?

Untuk diketahui, Honda BeAT yang ada di video merupakan lansiran 20202 dengan kapasitas mesin 110 cc.

Secara spesifikasi, memang tidak cocok menenggak Pertamax Turbo dengan RON 98, alias oktan tinggi.

Team Owner Manual Tech Racing Ibu Sambodo menjelaskan efek bahan bakar oktan tinggi hanya bisa terasa pada motor-motor dengan kapasitas mesin yang tinggi pula.

Sebab hal ini berkaitan dengan tingkat kompresi pembakaran.

“Kalau motor dengan kapasitas 250 cc atau 500 cc ke atas, pasti akan terasa efek menggunakan oktan tinggi karena mesinnya memang cocok. Kalau kapasitasnya cuma 150 cc ke bawah, ya enggak kerasa bedanya,” katanya kepada Kompas.com, belum lama ini.

Alih-alih memberikan peningkatan performa, bahan bakar oktan tinggi justru bisa memberikan kendala pada motor dengan cc rendah.

“Motor cc besar memiliki daya kompresi BBM yang kuat, makanya cocok menggunakan oktan tinggi. Motor dengan cc rendah bisa kelelahan dan kurang mampu mengkompresi oktan tinggi,” kata Ibnu.

Baca juga: Viral Emak-emak Isi BBM Honda BeAT Pakai Pertamax Turbo, Netizen: Emangnya Gak Boleh?

Menurut dia, karena mesin harus bekerja ekstra untuk melakukan kompresi, ada potensi overheating bahkan kerusakan pada komponen-komponen tertentu.

Kepala Bengkel AHASS 88 Anto Hananto mengatakan, beberapa kerusakan yang dimaksud bisa berupa elektroda busi putus, piston terkikis, dan masa pakai oli menurun drastis.

“Kasus yang sering saya jumpai adalah mesin overheating, ciri-cirinya adalah oli mesin berwarna merah ketika diganti. Ini tidak baik bagi kesehatan mesin,” kata Anto.

Ia menyarankan pengguna untuk mengikuti anjuran pabrik terkait nilai oktan bahan bakar yang digunakan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved