Digitalisasi Pelayanan Bikin Untung Pengguna Jasa, Inovasi Pelindo Regional 4 Pasca Merger
Dari semua bisnis yang dijalankan yakni arus kapal, penumpang, kargo atau barang, dan kontainer atau peti kemas, semuanya pencapaiannya di atas 100 pe
Penulis: Ina Maharani | Editor: Ina Maharani
Pencapaian ini, menurut Enriany, didukung inisiatif manajemen Pelindo, membentuk empat subholding. Yakni Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) yang fokus pada kegiatan bongkar muat non peti kemas, Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) dengan bisnis utamanya bongkar muat peti kemas.

Lalu Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yaitu anak usaha Pelindo dengan klaster bisnis logistik dan hinterland development, serta Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) yang fokus pada kegiatan pandu dan tunda kapal Perseroan.
“Pembentukan empat subholding merupakan langkah awal Pelindo pasca merger, yang bermuara pada peningkatan kinerja dan pendapatan perusahaan,” ucapnya.
Terdapat 10 pelabuhan kelolaan di Regional 4 yang operasional peti kemasnya telah diserah operasikan ke SPTP.
Yakni Terminal Peti Kemas (TPK) New Makassar (Terminal 1 dan Terminal 2), TPK Bitung, TPK Ambon, TPK Kendari, Kaltim Kariangau Terminal (KKT), Tarakan, Pantoloan, Jayapura, dan Sorong.
Untuk operasional kargo non peti kemas di Regional 4, cabang yang telah diserah operasikan ke SPMT yaitu Makassar dan Balikpapan. Sementara untuk operasional kapal, seluruh kegiatan pandu tunda di semua cabang di Regional 4 telah diserah operasikan ke SPJM.
Pola Kerja 24/7
General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin mengatakan, penerapan aplikasi dan serah operasi di wilayah kerjanya tentu juga diikuti dengan penerapan pola kerja 24/7 atau 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Sehingga produktivitas bongkar muat meningkat, yang akhirnya berdampak pada penurunan port stay dari semula dua hari menjadi 1 hari, khususnya di Pelabuhan Makassar.
“Alhamdulillah pasca dua tahun merger selalu ada peningkatan kinerja terutama di Pelindo Regional 4 Makassar. Karena tidak hanya bermuara pada standardisasi, tetapi sistem digitalisasi ini juga membuat tidak ada ruang untuk melakukan pungli di pelabuhan,” tukas Iwan.
Senada, Enriany memaparkan, serah operasi yang dikuti dengan penerapan pola operasi 24/7 ini juga dibarengi perbaikan proses bisnis, peningkatan SDM, dan digitalisasi pelayanan, serta peningkatan infrastruktur.
Tentunya berdampak positif, antara lain peningkatan produktivitas bongkar muat di TPK Makassar dan TPK Ambon.
Selain itu, pihaknya juga menerapkan standardisasi pola operasi di semua pelabuhan kelolaan, utamanya pelabuhan-pelabuhan di Regional 4.
Pola kerja 24/7 merupakan salah satu upaya Pelindo Regional 4 dalam meningkatkan pelayanan khususnya kepada para pengguna jasa. Penerapan plan and control serta training Sumber Daya Manusia (SDM) juga tak luput dari langkah perusahaan untuk menunjang pencapaian yang ada.
“Penerapan pola operasi berbasis plan and control sehingga operasional lapangan dapat direncanakan dan dikontrol. Pola operasi PnC ini didukung dengan kinerja SDM yang sudah terlatih dan penerapan aplikasi yang tepat, serta pemasangan rambu,” terang Enriany.
Penumpang Kapal di Pelindo Regional 4 Capai 4,16 Juta Orang di Semester I 2025 |
![]() |
---|
Pelindo Regional 4 Makassar Pererat Hubungan dengan Asosiasi Kepelabuhanan |
![]() |
---|
141 Pelanggar Ditilang, 14 Hari Operasi Patuh Polres Pelabuhan Makassar Nihil Lakalantas |
![]() |
---|
Pelindo Regional 4 Makassar Sabet Penghargaan Pemberitaan Terbaik di Forum Humas 2025 |
![]() |
---|
Profil AKBP Rise Kapolres Pelabuhan Makassar, Anak Buah Ditembak Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.