Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dinikahi Pria Korea

Sosok Arma Yulisa Sukses Bikin Netizen Iri Dinikahi Oppa Korea, Ternyata Lulusan S2 Postech Korsel

Sosok Arma Yulisa (31) gadis asal Melaboh, Aceh Barat sukses bikin netizen iri karena dinikahii oppa-oppa Korea Park Sang Hyeok (32). 

TikTok @kingunwoo
Sosok Arma Yulisa (31) gadis asal Melaboh, Aceh Barat sukses bikin netizen iri karena dinikahii oppa-oppa Korea Park Sang Hyeok (32).  

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Arma Yulisa (31) gadis asal Melaboh, Aceh Barat sukses bikin netizen iri karena dinikahii oppa-oppa Korea Park Sang Hyeok (32). 

Diketahui, pernikahan antara negara ini viral di media sosial. 

Dua sejoli beda negara ini telah melangsungkan pernikahan di kediaman mempelai wanita tepatnya Ujung Baroh, Johan Pahlawan, Aceh Barat pada Selasa (8/8/2023) lalu. 

Lantas seperti apa sosok Gadis Aceh Arma Yulisa?

Arma Yulisa merupakan warga Melaboh, Aceh Barat.

Perempuan 31 tahun ini merupakan lulusan S2 di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.

Baca juga: Sosok Pria Korea Park Sang Hyeok Nikahi Gadis Aceh Arma Yulisa, Mantap Mualaf Usai Galau 3 Tahun

Saat ini ia menyandang status istri oppa Korea bernama Park Sang Hyeok (32).

Lantas bagaimana cerita keduanya bertemu lalu akhirnya menikah? 

Kepada Serambinews.com, Arma mengatakan, bahwa dirinya pertama sekali bertemu dengan sang suami saat sedang melakukan riset penelitian untuk program magisternya di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.

Arma dan suami saat diketahui sama-sama mengambil program magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan (Environmental Science and Engineering).

Namun keduanya baru bertemu di laboratorium kampus ketika Arma sedang melakukan penelitian thesisnya.

Baca juga: Kisah Asmara Gadis Aceh Barat Dinikahi Oppa-oppa Korea, Netizen: Cowoknya Lee Jong Suk Versi Gemoy

"Itu di akhir 2017. Saya lagi sibuk penelitian untuk thesis. Si Oppa baru selesai wajib militer (Wamil). Terus masuk ke lab di bagian saya," ungkap Arma.

Arma mengatakan, saat itu Park Sang Hyeok yang masih berstatus sebagai mahasiswa S2 mendapat tawaran menjadi peneliti di laboratorium tersebut.

Hal itu karena sang suami terlambat mengurus berkas administrasi untuk program magisternya.
Namun karena kemampuannya di bagian enginering service yang diperoleh dari Wamil, ia pun diminta oleh profesor mereka untuk menjadi peneliti sementara di laboratorium.

"Jadi penelitian saya, di lab itu belum pernah ada yang ngerjain. Profesornya saya waktu itu ngasih tentang elektrogenesis, yang bener-bener tentang bio chemical system,"

"Jadi saya tanya ke senior, ga ada yang ngerti. Kebetulan satu senior nyuruh saya tanya ke si Oppa," cerita gadis kelahiran Melaboh, 17 Oktober 1992 itu.

Sejak saat itulah, Arma dan Park Sang Hyeok sering bertemu.

Park Sang Hyeok pun sering membantu Arma setiap kali ia mendapat kesulitan.

"Jadi deketnya itu memang gara-gara riset. Dia itu ngebantu banget. Dari bikin reaktor, diajarin ini itu. Sampai jam 2 malem reaktor ga jalan, Aku telpon dia, jam 2 malem dia mau balik ke lab," tutur Arma.

Berikut beberapa fakta menarik di balik pernikahan meriah gadis Aceh dengan Oppa-oppa Korea dikutip Tribun Timur di Serambinews.com : 

1. Kuliah di jurusan yang sama di Postech, Korea Selatan. 

Arma mengatakan, bahwa dirinya pertama sekali bertemu dengan sang suami saat sedang melakukan riset penelitian untuk program magisternya di Pohang University of Science and Technology (Postech), Pohang, Provinsi Gyeongbuk, Korea Selatan.

Arma dan suami saat diketahui sama-sama mengambil program magister di jurusan yang sama, yaitu Teknik Lingkungan (Environmental Science and Engineering).

Namun keduanya baru bertemu di laboratorium kampus ketika Arma sedang melakukan penelitian thesisnya.

"Itu di akhir 2017. Saya lagi sibuk penelitian untuk thesis. Si Oppa baru selesai wajib militer (Wamil). Terus masuk ke lab di bagian saya," ungkap Arma Yulisa

Arma mengatakan, saat itu Park Sang Hyeok yang masih berstatus sebagai mahasiswa S2 mendapat tawaran menjadi peneliti di laboratorium tersebut.

Hal itu karena sang suami terlambat mengurus berkas administrasi untuk program magisternya.

Namun karena kemampuannya di bagian enginering service yang diperoleh dari Wamil, ia pun diminta oleh profesor mereka untuk menjadi peneliti sementara di laboratorium.

"Jadi penelitian saya, di lab itu belum pernah ada yang ngerjain. Profesornya saya waktu itu ngasih tentang elektrogenesis, yang bener-bener tentang bio chemical system,"

"Jadi saya tanya ke senior, ga ada yang ngerti. Kebetulan satu senior nyuruh saya tanya ke si Oppa," cerita gadis kelahiran Melaboh, 17 Oktober 1992 itu.

Sejak saat itulah, Arma Yulisa dan Park Sang Hyeok sering bertemu.

Park Sang Hyeok pun sering membantu Arma setiap kali ia mendapat kesulitan.

"Jadi deketnya itu memang gara-gara riset. Dia itu ngebantu banget. Dari bikin reaktor, diajarin ini itu. Sampai jam 2 malem reaktor ga jalan, Aku telpon dia, jam 2 malem dia mau balik ke lab," tutur Arma Yulisa

2. PDKT cuma 1 bulan

Lebih lanjut Arma menceritakan, ia dan Park Sang Hyeok hanya menjalani masa pendekatan selama satu bulan.

Waktu satu bulan itu merupakan masa dimana mereka saling membantu pekerjaan satu sama lain.

"Dia sering bantu saya, jadi saya juga bantu balik. Profesor itu memang suka ngasih kerjaan ke Korean student parah banget, Dari pagi sampai tengah malem di lab terus. Lab kita lab basah (Molecular Biotechnology)" ungkap Arma Yulisa

"Jadi saya juga bantu dia (Park Sang Hyeok), dalam waktu satu bulan setengah itu lah kita banyak ngobrol, sampai dekat" sambungnya.

Setelah saling mengenal, keduanya pun akhirnya menjalin hubungan pacaran.

3. Oppa Korea putuskan jadi mualaf

Arma mengatakan, selama menjalin hubungan dengan Park Sang Hyeok, ada banyak perselisihan yang terjadi, terutama enam bulan masa awal pacaran.

"Perselisihannya lebih ke argumentasi. Karena semuanya (budaya) berbedakan. Dia orang yang kerja kerja terus. Sedangkan aku masih ada budaya Indonesianya," kata Arma.

Namun setelah satu tahun menjalin hubungan, Arma mendadak mendapat pertanyaan dari kekasihnya.

"Dia tiba-tiba nanya, kalau aku mau menikah sama kamu aku harus masuk Islam ya?" ungkap Arma.

Arma pun dengan tegas memberikan jawabannya, bahwa hal itu sudah pasti dan tidak dapat ditawar-tawar.

Namun Arma tak mau jika kekasihnya itu berpindah agama hanya karena mau menikah dengannya.

Ia pun lantas meminta Park Sang Hyeok untuk memikirkan hal itu secara matang.

"Aku bilang juga ke dia, jangan sampai kamu masuk Islam cuma karena mau nikah sama aku. Aku jelasin kalau masuk agama Islam nanti kamu ga bisa ini-ini, banyak banget aturannya.Jadi aku bilang cobalah pikir-pikir dulu" jelas Arma.

Setelah tiga tahun berpikir, pada 2022 lalu Park Sang Hyeok mantap memutuskan untuk menjadi mualaf.

"Tahun kemarin dia bilang ke aku, Arma aku udah siap, bawa terus aku ke imam," kata Arma.

Arma pun lantas mencarikan imam yang bisa membantu Park Sang Hyeok untuk bersyahadat.

Pada akhirnya, Arma membawa Park Sang Hyeok ke masjid di Busan yang tidak jauh dari kampus mereka.

"Kebetulan imam disitu dari Surabaya. Di sana langsung disyahadatkan," sebut Arma.

Setelah masuk Islam, lelaki kelahiran Korea Selatan, 15 Mei 1991 itupun berganti nama menjadi Firdaus Park.

4. Sempat diragukan orang tua

Arma mengaku, hubungannya dengan Park Sang Hyeok pada awalnya sempat diragukan oleh pihak keluarganya.

Lebih lanjut menceritakan, dua bulan sebelum Park Sang Hyeok menemui imam Masjid, Arma memberitahukan soal hubungan mereka ke orangtuanya.

Namun saat itu, kedua orangtua Arma tampaknya keberatan memberikan restu.

"Karena orang tua kan kahwatir. Saya cewe disana sendiri. Jadi orangtua mikirnya juga, kalau nikah sama orang jauh ga bakal pulang," ungkap Arma.

Akan tetapi, Park Sang Hyeok bersikeras ingin bertemu langsung dengan orangtua Arma.
Pertemuan itu pun akhirnya terjadi pada tahun lalu, saat Arma kembali ke Melaboh untuk menghadiri pernikahan adiknya.

"Si oppa itu maksa, minta dibawa ke orangtua. Katanya kalau ga dibawa sekarang (momen pernikahan adik Arma) kapan lagi. Karena orangtua kamu juga butuh waktu, ga langsung ketemu aku yes," sebut Arma.

Tak diduga, Park Sang Hyeok yang saat itu sudah mualaf berhasil meluluhkan hati kedua orangtua Arma.

Padahal, ia hanya berada di Melaboh selama satu minggu.

"Sebelum berangkat, mamak masih bilang jangan datang (si Oppa). Seminggu di sini, mamak liat dia selalu bantu-bantu kerjaan rumah. Bantu angkat piring, cuci piring, bersih-bersih. Pas Acara si adek bantu pasang-pasang tirai Aceh," cerita Arma.

"Jadi mamak tu bengong liat dia, sambil bilang Agam Aceh hana lagee nyo (Laki-Laki Aceh ga ada begini)," lanjut Arma sambil tertawa menirukan ucapan ibunya.

Ibu Arma pun sempat menanyai Arma soal perilaku dan sikap Park Sang Hyeok di negaranya.
"Pada akhirnya mama dan ayah dua-dua bilang ok," kata Arma.

Sementara itu, berbeda dengan pihak keluarganya, pihak keluarga sang suami menurutnya justru lebih dahulu memberikan restu.

"Awalnya memang orangtuanya ngira cuma pacaran, tidak ada niat serius. Pas tahun ketiga pacaran ditanya lagi masih sama dia (Arma). Si Oppa bilang masih. Akhirnya disuruh bawa ke rumah," tambahnya.

Setelah melalui berbagai drama, keduanya pun akhirnya resmi menikah pada 8 Agustus 2023.
Pernikahan Arma dan Park Sang Hyok di kediaman memeplai wanita itu juga turut dihadiri oleh keluarga inti mempelai pria.

Tips Menikah Beda Negara

Menikah dengan seseorang dari negara yang berbeda bisa menjadi pengalaman yang menarik, tetapi juga bisa memiliki tantangan tersendiri.

Berikut beberapa tips untuk menikah beda negara:

1. Kenali Hukum dan Persyaratan Lokal

Pastikan Anda memahami hukum dan persyaratan pernikahan di negara yang Anda rencanakan untuk menikah.

Ini mungkin melibatkan dokumen-dokumen tertentu, ujian kesehatan, atau proses tertentu.

2. Konsultasikan dengan Otoritas Berwenang

Jika Anda tidak yakin tentang persyaratan pernikahan, konsultasikan dengan otoritas berwenang, seperti kantor pendaftaran pernikahan atau konsulat negara Anda.

3. Pelajari Budaya dan Tradisi

Ketahui budaya dan tradisi dari negara pasangan Anda. Ini akan membantu Anda menghormati perbedaan budaya dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan keluarga dan teman-teman mereka.

4. Bahasa

Jika Anda dan pasangan berbicara dalam bahasa yang berbeda, pelajari bahasa satu sama lain atau pertimbangkan untuk mengikuti kursus bahasa. Komunikasi yang baik sangat penting dalam pernikahan.

5. Perencanaan Keuangan

Bicarakan perencanaan keuangan bersama-sama, termasuk bagaimana akan mengelola keuangan dalam pernikahan dan apakah akan ada perbedaan dalam mata uang yang digunakan.

6. Visum dan Izin

Pastikan Anda memahami persyaratan visa dan izin tinggal yang diperlukan untuk tinggal bersama di negara tertentu. Ini mungkin memerlukan proses administratif yang cukup rumit.

7. Pertimbangkan Lokasi Pernikahan

Anda dapat memilih untuk menikah di salah satu negara Anda atau di negara pasangan Anda, atau bahkan memiliki pernikahan yang sederhana di kedua negara.

8. Komunikasi Terbuka

Jaga komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangan Anda.

Bicarakan harapan, impian, dan rencana masa depan bersama.

9. Keluarga dan Teman: Pertimbangkan bagaimana Anda akan menjalani hubungan dengan keluarga dan teman-teman di negara masing-masing. Ini juga bisa menjadi faktor yang penting dalam pernikahan beda negara.

10. Sabar dan Fleksibilitas

Persiapkan diri untuk tantangan yang mungkin timbul dan bersikaplah sabar serta fleksibel dalam menyelesaikannya.

Menikah beda negara bisa menjadi pengalaman yang mendalam dan memuaskan jika Anda dan pasangan Anda bersedia bekerja sama dan memahami perbedaan yang ada. (*)

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved