Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kongres Kebudayaan

Alasan Budayawan Sulsel Sebut Kebudayaan Tidak Diperhatikan Pemerintah

Sabtu-Minggu (24-25/6/2023) adalah momen bagi para pemerhati, pakar, dan elemen Budaya dalam membahas Kebudayaan Sulawesi Selatan menuju Indonesia 204

Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Tangkapan layar program Ngobrol Virtual Kongres Kebudayaan Sulsel Menuju Indonesia Emas 2045 disiarkan langsung YouTube Tribun Timur, Jumat (23/6/23).   

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR - Kongres Kebudayaan menjadi tugas utama pemerintah dalam memperjuangkan arti dan nilai Budaya Sulawesi Selatan itu sendiri.

Sabtu-Minggu (24-25/6/2023) adalah momen bagi para pemerhati, pakar, dan elemen Budaya dalam membahas Kebudayaan Sulawesi Selatan menuju Indonesia 2045.

Hal tersebut disampaikan Penanggung Jawab Kongres Kebudayaan, Dr Ajiep Padindang bersama Ketua Panitia Kongres, Andi Abubakar saat mengikuti program Ngobrol Virtual Tribun Timur, Jumat (23/6/23).

Ajiep mengatakan, kegiatan tersebut menjadi musyawarah akbar pengambil kebijakan bidang kebudayaan di tingkat pusat maupun daerah sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 5 tahun 2017. 

"Adapun yang ingin kita ingin lahirkan dari Kongres ini bagaimana membuat pokok pikiran dan rekomendasi tentang perlunya regulasi kebudayaan dan kebijakan pembangunan," ujarnya kepada Tribun-Timur.com.

Sehingga, dalam merencanakan pembangunan di bidang kebudayaan tentu mendorong kami dari kalangan budayawan untuk menjawab seperti apa Kebudayaan yang sesungguhnya.

"Kita lihat sekarang, Kebudayaan belum menemukan chemistry antara revolusi digital itu sendiri. Disinilah bentuk gerakan untuk memperlihatkan puncak kejiwaan kita di Sulawesi Selatan adalah siri na pacce," tegasnya.

Lebih lanjut, Sulawesi Selatan kurang mendapat dana alokasi khusus di bidang kebudayaan sedangkan pemerintah pusat memiliki dana abadi Kebudayaan.

"Sebab Pemerintah kita di Sulawesi Selatan maupun daerah kurang memperhatikan regulasi dan tidak mampu mengarahkan lembaga untuk bergerak melestarikan Kebudayaan," lanjutnya.

Olehnya itu, ia berharap bahwa rencana menjadikan Kebudayaan sebagai prioritas dalam pembangunan bukan sekedar satu kalimat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

"Agar Kebudayaan menjadi bagian dari Jiwa kita, khususnya di Sulawesi Selatan dalam mewujudkan manusia yang memanusiakan manusia," tuturnya.

Senada, Ketua panitia kongres Kebudayaan, Andi Abubakar menjelaskan hal ini merupakan gerakan kemajuan Kebudayaan yang melibatkan berbagai kalangan.

"Sebagai pemicu bagi semuanya agar lebih fokus pada nilai Kebudayaan Sulawesi Selatan. Maka penting hukumnya bagi siapapun untuk menjaga dan melestarikan budaya menuju Indonesia 2045," ucap Abubakar.

Sebagai informasi, pelaksanaan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan merupakan kolaborasi Tim LAPAKKSS, Yayasan Aksara Lontara, Yayasan Sulapa Eppae, dan sejumlah stake holder.

Sejumlah kegiatan seperti seminar, pameran seni, dialog budaya dan lain sebagainya akan terhimpun dalam Kongres Kebudayaan tersebut.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved