PSM Makassar
Kritikan Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares Berbuah Hasil, Liga 1 Bakal Pakai Wasit Asing
Tak hanya Bernardo Tavares bersama skuad PSM Makassar sejumlah klub lain pun juga keseringan menyayangkan adanya keputusan wasit.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares kerap melontarkan kritik terhadap kinerja wasit di Liga 1 2022/2023.
Tak hanya Bernardo Tavares bersama skuad PSM Makassar sejumlah klub lain pun juga keseringan menyayangkan adanya keputusan wasit yang terbilang kontroversial.
Berdasarkan seluruh masukan ini PSSI sebagai induk sepakbola Tanah Air pun mengambil langkah cepat menjawab kritikan tersebut.
Dilansir dari laman PSSI, rencananya untuk Liga 1 2023/2024 bakal ada penggunaan wasit asing di beberapa pertandingan.
Sebelumnya, Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares berulang kali mengkritik kinerja wasit.
Baca juga: Termasuk Demi Menit Bermain Bek Masa Depan Timnas, Ini 3 Alasan PSM Makassar Lepas Agung Mannan
Baca juga: Media Asing Ungkit Protes Penolakan Israel Jelang Timnas Indonesia vs Argentina yang Diperkuat Messi
Makanya, juru taktik 43 tahun ini mendorong diterapkan VAR.
Keberadaan VAR menurut Bernardo Tavares akan membantu wasit dalam pengambilan keputusan.
Dia meminta PSSI sebagai induk federasi sepak bola Indonesia serius memikirkan penggunaan VAR.
"Hal bisa ditingkatkan dari segi perangkat wasit adalah menambahkan VAR di pertandingan Indonesia."
"Ini sangat membantu, karena ini akan sangat terlihat jelas di video saat menggunakan VAR," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Bernardo Tavares mengaku, keberadaan VAR akan membantu menjalankan taktik yang akan digunakan.
Dia bakal berani memainkan garis pertahanan tinggi.
"Paling tidak, kalau ide itu akan dijalankan nanti, terutama bagi saya sebagai pelatih di Indonesia akan berani memainkan garis pertahanan sangat tinggi," akunya.
Untuk sekarang taktik dengan pertahanan tinggi tak berani dipakai.
Pasalnya, wasit masih kerap keliru dalam menyatakan offside. Hal ini memang terlihat kecil, tapi berdampak besar di pertandingan.
"Sekarang saya tidak berani, pada saat saya memainkan garis pertahanan agak tinggi dan wasit tidak angkat bendera untuk offside. Ini cuma detail kecil, tapi ini sangat berpengaruh dalam pertandingan," tuturnya
Menurut Bernardo Tavares, penyakit sepak bola Indonesia adalah kepemimpinan wasit. Hal ini harus dibenahi jika sepak bola Indonesia mau maju.
“Karena ini sesuatu yang sangat terlihat dan kita harus betul-betul benahi ini,” tutur juru taktik asal Portugal ini.
Disampaikannya, wasit Indonesia terkesan membiarkan pelanggaran keras terjadi. Tidak ada peringatan atau kartu diberikan kepada pemain yang melanggar.
Tentu ini tidak baik karena akan terbawa jika mereka bermain di luar Liga Indonesia.
Wasit di luar pasti akan memberikan hukuman kepada pemain tersebut.
“Pemain Indonesia dipimpin oleh wasit Indonesia terbiasa dengan hal ini (pelanggaran keras), di luar mereka akan bawa. Mereka terbiasa tidak diberikan peringatan, tidak diberikan kartu kuning dengan tekel berbahaya dan mereka akan melakukan, tapi wasit di luar akan menghukum mereka,” paparnya.
“Makanya saya minta siapa pun yang punya kekuasaan untuk ubah ini, tolong diubah karena ini akan memajukan sepak bola Indonesia,” pinta Tavares.
PSSI Pakai Wasit Jepang
Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan President of Japan Football Association (JFA) Tashima Kohzo menandatangani Nota Kesepahaman (MoU).
Melalui MoU ini, PSSI dan JFA menyepakati tiga poin penting bagi pengembangan persepakbolaan Indonesia.
Penandatangan MoU antara PSSI dan JFA tersebut dilaksanakan di Prince Takamado Memorial JFA YUME Field, Chiba, Jepang, Senin (22/5/2023).
Poin yang disepakati adalah pertama, PSSI dan JFA akan bekerja sama dalam pengembangan tim sepakbola Putri.
Jepang memiliki catatan prestasi yang baik dalam mengembangkan tim putrinya, baik pada kelompok U–16, U-20, bahkan mampu menjadi juara dunia.
“Saya sudah meminta ada pelatih yang didatangkan dari Jepang, untuk bekerja sama dan bisa melatih di Indonesia,” ujar Erick dikutip dari laman resmi PSSI.
Kedua, PSSI dan JFA bersepakat mendorong dilakukannya benchmarking dalam hal manajemen tim nasional.
Tujuannya adalah mendapatkan masukan tentang bagaimana tim nasional sepakbola Indonesia dapat dikembangkan.
Benchmarking akan dilakukan antara liga- liga di Indonesia dengan liga yang diselenggarakan di Jepang, termasuk liga utama mereka, atau J-League.
Ketiga, masalah perwasitan juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Atas dasar itu, PSSI menggandeng JFA untuk memberikan dukungan perwasitan, termasuk mengirimkan wasit-wasit terbaik mereka ke Indonesia.
"Kita akan menggunakan wasit Jepang. Kita sedang tunggu nama-namanya. Dengan jalan ini kita berusaha perwasitan kita akan semakin baik,” tegas Erick.
Dia pun berharap kerja samanya dengan Jepang akan membawa banyak kebaikan bagi sepakbola Indonesia.
Sebelumnya, beres rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Erick kemudian mengarah ke Tokyo.
Di ibukota negeri Sakura tersebut Erick menemui koleganya di federasi sepakbola Jepang atau yang dikenal dengan JFA.
"Ini adalah bagian pembangunan sepakbola Indonesia yang kita inginkan. Dengan liga yang berkualitas kita dapat menciptakan pemain dan tim nasional yang berkualitas juga.," tutupnya.(*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya dari Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita
Uji Coba PSM Makassar vs Persipare di Stadion BJ Habibie Digelar Tertutup |
![]() |
---|
Manajemen, Panpel dan Suporter PSM Makassar Bertemu, Bahas Apa? |
![]() |
---|
PSM Makassar Rekrut Abu Kamara, Mampukah Akhiri Kutukan Striker Afrika? |
![]() |
---|
Perjalanan Karier Ardiansyah dan Persaingan di Bawah Mistar Gawang PSM Makassar |
![]() |
---|
3 Hari PSM Makassar Latihan Tertutup Stadion BJ Habibie Parepare, 24 Pemain Diboyong |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.