Komunikolog Puji Jokowi Ngopi dengan Pemimpin Negara ASEAN di Kapal Pinisi di Labuan Bajo

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi menjadi sorotan internasional ketika ia memilih kapal Pinisi sebagai tempat bertemu dan ngopi dengan 11 pemimpin dan kepala negara se-ASEAN sambil menyaksikan sunset di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/5/2023).

Keputusan tersebut menuai banyak pujian, terutama dari para komunikolog Indonesia yang merasa bangga dengan keputusan Jokowi.

Demikian siaran pers diterima Tribun-Timur.com.

Hasrullah, komunikolog dari Universitas Hasanuddin, mengatakan bahwa Jokowi seharusnya lebih banyak meluangkan waktu untuk memainkan peran sebagai negarawan di tingkat dunia.

Menurutnya, Jokowi memiliki kapasitas untuk melanjutkan program unggulan yang memberi manfaat dalam kerjasama regional dan melanggengkan stabilitas politik di kawasan ASEAN.

Sementara itu, Suko Widodo, pakar komunikasi dari Universitas Airlangga dan koordinator Asosiasi Komunikolog Indonesia, memuji kinerja dan citra Jokowi yang akan meningkatkan kenegarawanan dan membawa nama baik Indonesia di mata dunia.

Momentum ini akan meningkatkan kredibilitas Indonesia dalam melakukan hubungan diplomatik yang mumpuni di akhir masa jabatan.

Effendi Gazali, komunikolog sekaligus peneliti komunikasi politik; Iwel Sastra, komunikolog dari LSPR; dan Usman Watik, komunikolog yang aktif di Muhammadiyah menyebut peran Jokowi dalam KTT ASEAN ini sebagai kerja cerdas.

Ia berharap Jokowi dapat segera bertemu dengan seluruh ketua umum partai untuk membicarakan peran internasional yang bisa dimainkan Indonesia di tingkat global.

Emrus Sihombing, komunikolog dari Universitas Pelita Harapan, menyatakan bahwa KTT ASEAN menjadi oase kerinduan bangsa Indonesia dalam kesegaran komunikasi politik.

Secara keseluruhan, keputusan Jokowi untuk menggunakan kapal Pinisi dalam pertemuan dengan para pemimpin negara ASEAN telah membuat para komunikolog bangga dan berharap agar Jokowi dapat memainkan peran yang lebih besar di tingkat internasional untuk memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.(*)