Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Liga Champions

Catatan Jelang AC Milan vs Inter Milan Liga Champions : Inter Dibuat dari Milan, Jangan Lupakan Itu!

Leg pertama semifinal Liga Champions antara AC Milan vs Inter Milan akan berlangsung, Kamis (11/5/2023), Pukul 03.00 Wita.

Editor: Alfian
Reuters/Stefano Rellandini
Derby paling mengerikan antara AC Milan vs Inter Milan yang pernah terjadi dan akan kembali terulang di babak semifinal Liga Champions 2022/2023. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pertandingan besar di Liga Champions 2022/2023 akan menghadirkan derby Milan, AC Milan vs Inter Milan di babak semifinal.

Leg pertama semifinal Liga Champions antara AC Milan vs Inter Milan akan berlangsung, Kamis (11/5/2023), Pukul 03.00 Wita.

Jelang pertemuan AC Milan vs Inter Milan di partai prestisius Liga Champions ini, kembali diingatkan sejarah panjang persaingan derby paling memukau di dunia.

Dan berikut untaian catatan dan jejak perseteruan AC Milan dan Inter Milan selama berpuluh-puluh tahun dilansir dari The Athletic, Selasa (9/5/2023).

Siku Marco Materazzi keluar lagi dan, dalam keadaan normal, Manuel Rui Costa akan mengernyit dan menguatkan diri untuk dampaknya. 

Tapi ini bukan momen biasa. Materazzi sedang bersandar di bahu lawannya dalam posisi terheran-heran seolah-olah mereka sedang berada di bar Camparino di Galleria, berbagi semangat.

Pemain belakang Inter Milan tidak berusaha untuk menyakiti playmaker AC Milan.

Sebaliknya, mereka berdiri dalam keterkejutan dan kekaguman pada apa yang terjadi di depan mereka, ketika kepulan asap berwarna jeruk mengepul dari lusinan suar.

Gambar yang diambil oleh mantan fotografer Reuters Stefano Rellandini datang untuk mendefinisikan derby Milan yang paling ekstrim.

Tajuk utama di La Gazzetta dello Sport pada pagi hari setelah leg kedua perempat final Liga Champions 2005 menyebutnya 'Derby della Vergogna': Derby of Shame.

Wasit Jerman Markus Merk menangguhkan pertandingan pada menit ke-71 setelah proyektil menghujani Curva Nord Inter.

Ultras sangat marah dengan keputusannya untuk melarang gol oleh Esteban Cambiasso, yang mendapat kartu kuning karena protes kerasnya.

Harapan selalu menjadi hal terakhir yang mati tetapi mati itu terjadi pada kesempatan itu.

Inter tertinggal 1-0 pada malam itu setelah musuh bebuyutan mereka Andriy Shevchenko, pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam derby dengan 14 gol, kembali menyiksa 'sepupu' Milan itu.

Itu adalah gol tandang, membuat Inter tertinggal agregat 3-0 dan membutuhkan keajaiban 20 menit hanya untuk membawa hasil imbang ke perpanjangan waktu.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved