Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FGD

FGD Laznas BMH Sulsel Kuatkan Syiar Kebaikan ke Seluruh Negeri

Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Focus Group Discussion (FGD).

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
KASWADI/TRIBUN TIMUR
Foto bersama FGD Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulawesi Selatan di Kantor Laznas BMH Sulsel, BTP Blok M No 27A, Makassar, Selasa (21/3/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar Focus Group Discussion (FGD).

FGD bertema Kuatkan Syiar Kebaikan ke Seluruh Negeri.

Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Laznas BMH Sulsel, BTP Blok M No 27A, Makassar, Selasa (21/3/2023).

Hadir sebagai pembicara konten kreator Rijal Djamal, Direktur AMC Firman Lafiri dan Redaktur Tribun Timur Hasim Arfah.

Rijal Djamal membahas optimalisasi peran media sosial.

Dia berprinsip dalam menyanyikan konten di media sosial perlu didukung dengan data yang baik.

"Data yang bagus menghasilkan keputusan yang bagus dalam sebuah konten. Data yang jelek juga akan menghasilkan konten jelek," ujarnya.

Alumni Unhas ini menyebut, ada tiga hal jadi kunci dalam menggunakan media sosial.

"Pertama perbaiki niatnya, kedua siapkan kemampuannya dan ketiga pastikan ada kesempatan," katanya.

Tak lupa dan paling penting adalah karakter yang dibangun di media sosial dan konten dibuat.

"Kita jalankan sesuai niat dan karakter, jangan hanya ikuti tren," tegas Rijal.

Sedangkan Firman Lafiri mengatakan, media mainstream sekarang belum mengarusutamakan isu zakat, infak, sedekah. Biasanya mereka baru membahas ketika masuk bulan Ramadan.

Mereka masih banyak fokus dalam isu politik, ekonomi, sosial, olahraga, hukum, kriminal, life style dan fashion.

"Apakah karena political editorial media tidak menghendaki atau memang tren masyarakat melihat tidak menarik," ucapnya.

Lanjutnya, media mainstream terpengaruh dengan isu trending.

"Masih mengikuti apa yang lagi trending sehingga itu yang dibahas," sebutnya.

Namun seiring jalannya waktu, sejumlah media mulai melihat peluang dalam isu keagamaan.

"Sekarang sudah ada media menyiapkan rubrik khusus terkait keagamaan," jelasnya.

Redaktur Tribun Timur, Hasim Arfah membahas media sebagai sarana komunikasi publik.

Dia menyampaikan, media secara harfiah adalah perantara. Media memiliki sejumlah fungsi.

Pertama, media berfungsi sebagai sarana informasi bagi masyarakat.

Kedua, media sebagai sarana menyalurkan ide dan gagasan. Biasanya di media, khusus media cetak ada rubrik opini.

Di sini semua orang bisa menyalurkan pendapatnya mengenai sebuah masalah.

Melihat perspektif masalah secara umum, lalu melihat perspektif masa secara pribadi dam memberikan gagasan di akhir.

Ketiga, media sebagai sarana pendidikan belajar dan mengajar. Hal biasa dilakukan oleh media dengan buat berita terkait kisi-kisi soal yang kemungkinan keluar.

Keempat, media berfungsi sebagai sarana hiburan. Selain ilmu, media juga dapat menghibur. Misalnya, musik dan film.

Kelima, media pengawas dan pengontrol sosial.

Misalnya, keluhan masyarakat terkait drainase buruk sehingga menyebabkan banjir atau jalan rusak yang menjadi keluhan masyarakat.

"Media penyambung lidah masyarakat ke pemerintah," katanya. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved