Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harta Kekayaan

Harta Kekayaan Saldi Isra Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi 2023-2028, Motor Harga Rp10 Juta

Awal menjabat sebagai Hakim Agung pada 2017 lalu, harta kekayaan Saldi Isra mencapai Rp 6.650.680.000.

Editor: Ansar
Kompas.com
Hakim konstitusi Saldi Isra (kanan) terpilih menjadi Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) untuk periode 2023-2028.Hal ini berdasarkan Rapat Pleno Hakim Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK pada Rabu (15/3/2023) yang dihadiri seluruh hakim konstitusi.Saldi memperoleh 5 suara, unggul atas Daniel Yusmic Foekh (kiri) yang beroleh 3 suara. Satu hakim konstitusi abstain menentukan Wakil Ketua MK. 

Ini yang menjadi dasar MK menggelar Rapat Pleno Hakim Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK pada hari ini.

Profil Saldi Isra

Saldi Isra lahir di Paninggahan, Solok, Sumatera Barat pada 20 Agustus 1968.

Saldi Isra lahir dari pasangan suami istri Ismail dan Ratina. Semula, namanya hanya Sal, namun ketika hendak mendaftar SD, Kepala Sekolahnya menanyakan nama yang terlalu pendek itu.

Akhirnya sang ayah menambahi “-di” di belakang, sehingga namanya menjadi Saldi. Baru ketika kelas 6 SD, sang ayah menambahkan nama “Isra” di namanya.

Isra ini sendiri merupakan gabungan dari nama sang ayah dan ibu, yakni Ismail dan Ratina.

Saldi Isra menikah dengan seorang perempuan bernama Leslie Annisaa Taufik. Dari pernikahan itu, mereka memiliki tiga orang anak yaitu Wardah A. Ikhsaniah Saldi, Aisyah ‘Alfiah Izzaty Saldi, Muhammad Haifan Saldi.

Setelah lulus dari SMA, Saldi Isra kemudian berusaha mengejar mimpinya untuk berkuliah ke ITB.

Memilih jurusan Fisika saat SMA membuat keinginannya untuk bisa kuliah di ITB sangat besar, terlebih ia memiliki nilai di atas rata-rata.

Karena itu, Saldi Isra kemudian mengikuti PMDK ke ITB, namun ternyata ia masih gagal. Tak mau menyerah terlalu dini, Sadil Isra kemudian mengikuti Sipenmaru pada 1988 mengambil jurusan Geologi ITB.

Lagi-lagi Saldi Isra harus menelan pil pahit karena gagal lagi menjadi mahasiswa ITB.

Setahun berikutnya, Saldi Isra kembali mengikuti UMPTN 1989 dengan mendaftar ke ITB lagi. Lagi-lagi dia gagal.

Tiga kali gagal, Saldi Isra kemudian merantau ke Jambi untuk mencari kerja.

Setelah uang yang dimilikinya dirasa cukup untuk masuk kuliah, akhirnya pada tahun 1990 Saldi Isra kembali mencoba peruntungan untuk mendaftar UMPTN.

Saldi Isra memilih tiga jurusan, yakni Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya sebagai pilihan pretama, Teknik Sipil Universitas Andalas, serta Ilmu Hukum Universitas Andalas sebagai pilihan terakhir.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved