Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muhammad Dzaky dan Sulthan Zaky Dipanggil, Pelatih PSM Bernardo Tavares Soroti Timnas Indonesia U-20

Dua pemain PSM Makassar, Muhammad Dzaky Asraf dan Sulthan Zaky dipanggil untuk persiapan Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 pada Maret mendatang

Editor: Ina Maharani
PSM
Bernardo Tavares. 


 
 
 
 
 
 
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -  Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares menyoroti pemusatan latihan (TC) jangka panjang Timnas Indonesia U-20.

Dua pemain PSM Makassar, Muhammad Dzaky Asraf dan Sulthan Zaky dipanggil untuk persiapan Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 pada Maret mendatang.


Akibatnya, dua pemain ini harus absen selama sebulan lebih perkuat PSM Makassar.


Pelatih berkebangsaan Portugal mengaku baru pertama kali menemui TC Timnas dalam jangka panjang.


"Di negara-negara lain yang saya tahu, ini adalah hal yang pertama (TC Timnas panjang) bagi saya temui di belahan dunia di sini, bahwa kita harus memberikan pemain jauh-jauh hari untuk latihan di Timnas," katanya saat pre match konferensi pers PSM Makassar vs PS Barito Putera, Rabu (8/2/2023).

 

"Apa yang mereka lakukan di sana, latihan, training camp," sambungnya.


Menurut Tavares, pemain seperti Dzaky Asraf harusnya tetap bersama skuad PSM Makassar.


Pasalnya, hal itu akan memberikan dampak positif bagi perkembangan pemain.


"Sepak bola itu bukan melulu itu dia bawa bola, sepak bola adalah decision making atau pengambilan keputusan. Di sini pemain muda bertumbuh," ucapnya.


Disampaikan juru taktik 42 tahun ini, dampak negatif jika pemain dibiarkan terlalu lama bergabung ke Timnas hanya untuk sekedar pemusatan latihan.


Seperti, kondisi yang kini dialami Edgard Amping. Alumni Garuda Select II dan III di awal kompetisi lebih banyak bergabung ke Timnas Indonesia U-20.


Namun, kurang mendapat kesempatan bermain. Berbeda dengan rekan setimnya yang tetap bersama tim, sehingga tetap menunjukkan kualitas mereka.


"Di awal liga, mereka lebih lama di Timnas ketimbang klub sendiri, ini berdampak kepada mereka saat kita latihan, saat kita assesment terhadap perkembangan mereka," ungkapnya.

 

"Pemain lain mendapat menit bermain, mereka dapat kesempatan untuk menunjukkan kualitas mereka di pertandingan," ujarnya.


Tavares menyebut, ketika pemain dapat menit bermain dan pertandingan kompetitif, mereka akan bertumbuh. 


Berbeda di Timnas, jika hanya latihan, berlari, training campa tidur pertandingan kompetitif.


"Saat mereka dapat menit bermain di situ, mereka akan bertumbuh. Tapi kalau ada di Timnas, mereka latihan, berlari, training camp, mereka tidak mendapat hal ini (menit bermain) sebagai bagian dari hal yang kompetitif, itu diperlukan," sebutnya.


Tak hanya soroti TC Timnas yang panjang, mantan Talent Scouting FC Porto ini menyoroti standar ganda PSSI dan Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong dalam pemanggilan pemain.


Sebab, dia telah melepas dua pemainnya sesuai waktu ditentukan. Di lain sisi, masih ada tim belum melepas pemainnya.


"Ada satu hal yang mau saya tanyakan, mungkin kalian bisa menyuarakan hal ini di luar sana bahwa aturan ya aturan. Di sini, PSM Makassar memberikan pemain mereka ke Timnas saat pemanggilan dilakukan. Beberapa tim tidak memberikan pemain mereka. Apakah aturan yang sama diberlakukan kepada satu klub dan yang lain tidak," tanyanya.


Dia berharap, ada jawaban dari pertanyaannya tersebut. Diakuinya sepak bola Indonesia masih coba dipahami.


"Saya mencoba memahami aturan yang ada di Indonesia, kenapa harus begini dan saya tetap respect kepada siapa pun yang buat keputusan memanggil pemain, kita berharap timnas memberikan performa baik di kompetisi mereka yang akan diselenggarakan lebih satu bulan lagi," pungkas Tavares. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved