Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idrus Marham: Indonesia Negara Demokrasi Tapi Tidak Dibenarkan Caci Maki Presiden

Idrus Marham mengungkapkan kehidupan kebangsaan saat ini sering diwarnai berbagai intrik dan fitnah politik antar-elit dan anak bangsa.

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Ketua Dewan Penasihat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Idrus Marham. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Ketua Dewan Penasihat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Idrus Marham menilai, penyelenggaraan diklatnas latihan manajemen dakwah (LMD) ke-3 atas kerjasama Lemhannas dengan BKPRMI berada dalam rel yang benar dan dilakukan pada momentum yang tepat.

Hal itu menurut Idrus karena dilakukan pada saat kehidupan kebangsaan berjalan kurang kondusif, yang ditandai dengan mengemukanya berbagai intrik dan fitnah politik antar-elit dan anak bangsa.

Setiap hari muncul caci maki kepada pemerintah, tidak terkecuali terhadap Presiden Jokowi juga.

‘’Ini sangat memprihatinkan dan menyesakkan dada. Masak presiden dicaci maki dengan berbagai lebel yang macam-macam dan tidak pantas kalau saya sebutkan satu persatu. Ibaratnya caci maki terhadap pemerintah dan presiden sudah tidak mengindahkan nilai-nilai yang patut, seperti kehidupan di hutan rimba yang tak mengenal norma-norma yang ada,’’ kata Idrus saat memberikan ceramah di Gedung Lemhannas, Jakarta, Senin (30/1) sore.

Padahal, prestasi Presiden Jokowi cukup membanggakan dan dipuji-puji dunia internasional.

Pada KTT G-20 yang lalu, Presiden Jokowi dielu-elukan oleh pemimpin bangsa lain, masak di dalam negeri malah dihina, dikatain seperti firaun, dajjal, Thogut, dan berbagai sebutan negatif lainnya yang cenderung menghina dan tidak mengindahkan nilai moral.

Idrus tidak rela Presiden Jokowi dicaci maki tak karuan.

"Untung saja presiden kita orangnya sabar dalam menyikapi berbagai cacian makian ini. Idrus mengatakan, kritik yang ditujukan kepada Presiden Jokowi sudah bukan lagi kritik yang sehat tetapi sudah berubah jadi ujaran kebencian. Kebebasan menyatakan pendapat yang dijadikan topeng untuk menyerang presiden sudah kebablasan. Saya nggak rela presiden kita dicacai maki ngga karuan,’’ kata Idrus Marham.

Menurut dia, kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat dalam demokrasi harusnya tetap disertai dengan tanggung jawab.

Harus dalam tata nilai yang bagus, tidak liar seperti di hutan rimba.

Jika pun ada kebijakan yang tidak pas, marilah dibicarakan dengan baik, dikomunikasikan secara santun sesuai budi daya luhung yang diajarkan oleh nenek moyang kita.

Penyampaiannya harus sesuai tata nilai yang ada serta lewat saluran yang tepat.

Politisi Golkar ini berharap Lemhannas terus mengadakan kegiatan seperti Diklatnas LMD BKPRMI.

"Lemhannas bersama BKPRMI betul-betul konsen ingin menjadikan lembaga ini mampu memberikan legitimasi akademik dan konseptual terhadap masalah-masalah kebangsaan. Saya berharap lembaga ini mampu menginspirasi bagi terciptanya sebuah tradisi politik yang demokratis,’’ ujarnya.

Tradisi demokratis itu, tutur Idrus, memberi ruang kepada semua anak bangsa untuk bersaing secara kualitatif, dengan menjadikan ide dan gagasan sebagai instrumen politik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved