Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngovi Tribun Timur

Tjing Ming Nelly: Sejarah Imlek Ditandai dengan Festival Musim Semi

Tahun baru Imlek ditandai dengan festival musim semi, di mana semua orang bergembira, apalagi warga Tionghoa telah melewati satu musim dingin.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
Tangkapan layar YouTube Tribun Timur
Sekretaris PD Permabudhi Sulsel Tjing Ming Nelly di acara Ngovi Tribun Timur, Jumat (20/1/2023). Tjing Ming Nelly menjelaskan perayaan Imlek sudah ada sebelum agama itu ada. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Warga Tionghoa tidak lama lagi akan menyambut tahun baru Imlek.

Agenda tahunan ini menjadi momentum yang sangat dinanti-nanti oleh mereka.

Sangat banyak tradisi warga Tionghoa yang dilakukan untuk menyambut Hari Raya Imlek.

Utamanya melakukan pemujaan kepada Sang Dewa Dewi yang mereka percaya membawa keberkahan.

Warga Tionghoa akan menggelar sembahyang, baik di rumah maupun di klenteng.

Perayaaan tahun baru Imlek kali ini dipastikan akan sangat meriah, berbeda pada saat masa pandemi covid-19.

Mereka sudah bisa menggelar silaturahmi tanpa batas dengan keluarga, kerabat maupun warga etnis lainnya.

Khusus di Kota Makassar gelaran 'Temu Hati Imlek 2023' akan mewarnai kebahagiaan keturunan Tionghoa.

Apalagi, tema yang diusung tahun ini 'Bersyukur, Bangkit, dan Maju Bersama' dipercaya punya makna yang sangat dalam.

Tribun Timur telah menghadirkan tiga narasumber dalam program Ngobrol Virtual (Ngovi) Spesial Imlek.

Mereka ialah Ketua Perhimpunan Daerah Indonesia Tionghoa (PD INTI) Sulsel, Peter Gozal, Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa (PSMTI) Saiman Sutanto, dan Sekretaris PD Permabudhi Sulsel Tjing Ming Nelly.

Baca juga: Peter Gozal Tegaskan Imlek Adalah Tradisi Bukan Peringatan Keagamaan

Baca juga: Temu Hati Imlek 2023 Lambang Kedamaian

Sekretaris PD Permabudhi Sulsel Tjing Ming Nelly menjelaskan perayaan Imlek sudah ada sebelum agama itu ada.

"Kalau lihat sejarah kebelakang, Tionghoa, China itu sudah ada dari masa dinasti Shang, sekira 3500 tahun lalu," ucapnya.

Imlek menjadi momentum untuk menghargai dan menghormati para leluhur. 

Tahun baru Imlek ditandai dengan festival musim semi, di mana semua orang bergembira, apalagi warga Tionghoa telah melewati satu musim dingin yang panjang. 

"Di Tionghoa itu ada empat musim, setelah dingin ada musim semi, disitulah kita mulai menanam. Selain berucap syukur, memasuki musim baru, warga Tionghoa juga berdoa memohon semoga penuh berkat di tahun baru ini," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved