Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ahmad Abdullah Jadi Alumnus Pertama Program Doktor Universitas Muhammadiyah Makassar

Ahmad Abdullah jadi alumnus pertama program doktor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dengan disertasi Pembinaan Nilai Spiritual Narapidana

Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Prodi S3 Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar Ujian Promosi Doktor perdana. Mahasiswa S3 Ahmad Abdullah, mengangkat disertasi berjudul “Implementasi Pembinaan Nilai-nilai Spiritual Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Kota Makassar”. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Prodi S3 Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah atau Unismuh Makassar menggelar Ujian Promosi Doktor perdana.

Kegiatan ini dihelat di Balai Sidang Muktamar 47, Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Selasa, 17 Januari 2023.

Mahasiswa S3 Ahmad Abdullah, mengangkat disertasi berjudul “Implementasi Pembinaan Nilai-nilai Spiritual Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Kota Makassar”.

Tujuan penelitiannya yakni, mendeskripsikan implementasi nilai-nilai spiritual dilembaga pemasyarakatan, mengkaji pelaksanaan pembinaan nilai-nilai spiritual dan tahap perencanaan pelaksanaan, pengawasan, yang meliputi pembinaan akidah,ibadah, akhlak.

Studi ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan keunggulan data menggunakan observasi, wawancara, komunikasi analisis data.

Sumber data dari penelitiannya berasal dari kepala lapas, staf, dan pembina narapidana. Model penelitian yang dilakukan, adalah membaca, tilawah, zikir bersama, kajian bersama.

Hadir dalam sidang, Ketua sidang Prof Ambo Asse, Sekretaris sidang Prof Irwan Akib, promotor Prof Syamsudduha Saleh MAg, co promotor Prof Sabaruddin Garancang, Dr Maryam MThi, penguji utama 1 Dr Amirah Mawardi MSi, penguji utama 2 Dr M Ilham Muchtar MA, serta penguji eksternal Prof Musafir Pabbabari MSi.

Dalam ujian terbukanya, Ahmad Abdullah mengatakan perbedaan dari penggunaan kata narapidana dengan warga pidana.

"Narapidana dan warga pidana itu sama, filosofinya sama, warga pidana artinya warga yang harus dibina. Hanya penyebutan halus saja," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, ada beberapa tahapan. Tahapan awal dan tahapan lanjutan

"Tahapan awal, semua ada pengklasifikasian, tidak semua dalam tahanan itu orang jahat, ada yang baik masuk tahanan, itu dapat dilihat dari latar belakang," ujarnya.

Ia juga menekankan perbedaan seorang tahanan dan narapidana.

"Ketika belum dijatuhi hukuman itu masih berstatus tahanan, kalau sudah divonis itu narapidana," tukasnya.

Abdullah juga mengatakan bahwa orang yang beragama belum tentu memiliki pengalaman spiritual.

"Tujuannya semua sama, saya tinjau dari aspek kesadaran agama. Dari faktor psikologis juga umur. Ada banyak tahanan yang ketika saya meneliti itu ibadah-ibadahnya rajin dilakukan," paparnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved