Pengusaha Tape Keluhkan Mahalnya Harga Singkong di Bantaeng
Salah seorang warga Lina (28), sudah lama menggeluti usaha tape ini secara turun temurun.
Penulis: Muh. Agung Putra Pratama | Editor: Sukmawati Ibrahim
BANTAENG, TRIBUN-TIMUR.COM - Pengusaha tape di Lingkungan Passui, Kelurahan Onto, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Selsel) mengeluhkan sulitnya mendapatkan singkong atau ubi kayu.
Salah seorang warga Lina (28), sudah lama menggeluti usaha rumahan ini secara turun temurun.
Ia menuturkan, bahan utama tape (singkong) saat ini mulai langka.
"Sekarang ini susah didapat karena tidak banyak singkong karena baru menanam," kata Lina kepada Tribun-timur.com di Rumahnya, Senin (16/1/2023).
Langkanya singkong tersebut membuat harga melonjak.
Saat ini, singkong yang ia beli perkarung mencapai ratusan ribu.
Ia lantas membeli setengah karung saja jika ingin membuat tape.
"Kan biasa beli satu karung tuh, karena mahal harganya sampai ratusan ribu," jelasnya.
Harga jualnya pun relatif murah.
Lina biasa menjualnya dengan harga Rp10 ribu per bungkus.
"Tergantung pembeli, kalau satu kantong Rp10 sampai Rp15 ribu, kalau di ecer biasa 3 seribu," pungkasnya. (*)
Laporan Kontributor Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama