Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polisi Tembak Polisi

Ahli Psikologi Ungkap Beda Kepribadian Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, dan Kuat Ma'ruf

Berikut ini beda kepribadian Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, dan Kuat Ma'ruf menurut ahli psikologi.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Jambi
Kolase: Bharada E, Ferdy Sambo, dan Putri Candrawathi terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J. 

Reni mengatakan ada pengalaman kecil yang membuat Ferdy Sambo merasa nyaman apabila ada orang-orang yang melindungi di sekitarnya.

"Dalam situasi kondisi normal, Ferdy Sambo akan terlihat sebagai figur yang baik dalam kehidupan sosialnya dan patuh aturan norma. Sebab dia dapat menutupi kekurangan dan masalah-masalahnya," sambungnya.

Reni menilai bukan berarti yang bersangkutan tidak mampu melanggar norma dan menggunakan kecerdasannya untuk melindungi diri di dalam situasi-situasi terdesak.

Reni menambahkan latar belakangnya sebagai keturunan Sulawesi Selatan membuatnya memegang teguh budaya yang mempengaruhinya dalam mengambil keputusan dan emosinya.

"Jadi ada harga dirinya terganggu apabila dia kehormatannya itu terganggu seperti itu. Dan kemudian dapat menjadi orang yang dikuasai emosi, tidak terkontrol, tidak dapat berpikir panjang terhadap tindakan yang dilakukan," tandasnya.

2. Putri Candrawathi

Ahli Psikologi Forensik Reni Kusumowardhani mengatakan Putri Candrawathi memiliki tipologi kepribadian yang berpotensi kuat terjadinya tonic immobility saat mengalami kekerasan seksual.

Dikutip dari hellosehat.com, Tonic Immobility pada manusia adalah ketidakmampuan diri untuk berbicara, bergerak atau melawan ketika berhadapan dengan situasi ekstrem atau traumatis.

“Pada kepribadian Ibu PC ini memang berpotensi kuat untuk terjadi immobility saat terjadinya kekerasan seksual berelasi dengan tipologi kepribadiannya, jadi merespons rasa takut, merespons rasa malu, itu membuat tidak bisa melakukan apa-apa,” jelas Reni Kusumowardhani.

Reni Kusumowardhani kemudian memberikan analogi bagaimana terjadinya tonic immbolity dengan tipologi kepribadian Putri Candrawathi.

“Ini mungkin diibaratkan seperti ini, kita berjalan di daerah yang sepi, kalau dasarnya saya ini penakut, kemudian tiba-tiba ada suara tertentu, bukannya saya bisa lari, tapi justru saya tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar Reni Kusumowardhani.

“Nah kira-kira Tonic Immobility itu analoginya seperti itu,” tambah Reni.

Dalam keterangannya, Reni Kusumowardhani pun menambahkan ada 3 respons yang dialami korban dalam menyikapi kekerasan seksual.

Pertama, kata Reni Kusumowardhani, flight atau lari meninggalkan kondisi atau hal yang sulit. Lalu fight, mengerahkan tenaga atau daya maksimal agar kesulitan dapat dia atasi dan freeze atau tidak berdaya.

“Nah ini (Putri Candrawathi) termasuk yang freeze, respons survival,” ujar Reni Kusumowardani.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved