PSM Makassar
Belum Pernah Tampil Musim Ini, Rafli Asrul Justru Disiapkan Jadi Penerus Pluim di PSM Makassar
Muhammad Rafli Asrul disiapkan sebagai regenerasi penerus Wiljan Pluim di PSM Makassar.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Muhammad Rafli Asrul disiapkan sebagai regenerasi penerus Wiljan Pluim di PSM Makassar.
Pasalnya, Wiljan Pluim telah menginjak usia 33 tahun. Walau begitu, ia masih cukup produktif.
Pada Liga 1 2022-2023 telah menorehkan tiga gol dan dua assist dari delapan penampilan.
Namun, penampilan pemain asal Belanda tersebut mulai sulit tampil konsisten.
Dua pertandingan terakhir, kontribusinya kepada Laskar Pinisi terbilang minim.
Bahkan, fisiknya terlihat menurun dan alami kenaikan berat badan pasca disanksi lima pertandingan.
Muhammad Rafli Asrul salah satu opsi yang menjalankan peran Wiljan Pluim.
Pemain 19 tahun ini memiliki visi bermain bagus sebagai kreator serangan.
Umpan dimiliki pun sangat akurat dan finishing yang bagus.
Namun, Rafli belum pernah diberi kesempatan bermain bersama PSM Makassar musim ini.
Ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
Bahkan, kerap tidak disertakan namanya dalam pemain dibawa di pertandingan.
Pengamat sepak bola, Muhammad Hanafing Ibrahim, menilai untuk mencetak pemain lini tengah butuh proses.
Apalagi, usia Rafli masih muda. Menghadapi pemain senior tentu berbeda dengan pemain sebayanya.
"Ketika hadapi pemain senior akan berbeda. Makanya, butuh proses," katanya, Senin (19/12/2022).
Menurut Hanafing, menjadi pemain lini tengah tidaklah mudah. Butuh knowledge of the game yang bagus.
"Bisa baca situasi dan kondisi di lapangan. Bagaimana menutup pressing ketat lawan, bagaimana kondisi timnya sendiri," terang eks juru taktik PSM ini.
Fisik harus kuat lantaran harus bermain naik-turun membantu penyerangan dan pertahanan.
Olehnya itu, mencetak pemain lini tengah perlu proses jangka panjang.
"Tidak gampang cetak lini tengah yang tangguh. Harus orang yang cerdas di situ," terang eks pelatih PSM ini.
Olehnya itu, untuk memunculkan pemain muda harus diberi kesempatan. Setidaknya dimainkan di 15 terakhir.
Setelah alami peningkatan performa, dimainkan 30 menit terakhir.
"Jadi dimainkan di 15 menit terakhir, sampai ada peningkatan. Lalu ditambah menit bermainnya menjadi 30 menit. Itu saran saya," pungkas Hanafing. (*)
Baca berita terbaru dan menarik lainnya di Tribun-Timur.com via Google News atau Google Berita