Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polisi Tembak Polisi

Hasil Tes Poligraf Lima Terdakwa Pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi Paling Sering Bohong

Putri Candrawathi terbukti paling sering berbohong dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J sesuai hasil poligraf.

Editor: Sudirman
Youtobe Tribun Timur
Putri Candrawathi. Ahli Poligraf Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid, mengungkapkan hasil tes poligraf terhadap 5 terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ahli Poligraf Polri, Aji Febrianto Ar-Rosyid, mengungkapkan hasil tes poligraf terhadap 5 terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Lima terdakwa masing-masing Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf.

Hal itu disampaikan Aji Febrianto Ar-Rosyid saat menghadiri sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022).

Aji menjelaskan Ferdy Sambo mendapat nilai totalnya minus 8 , Putri minus 25, Kuat Ma’ruf dua kali pemeriksaan yaitu plus 9 dan minus 13, Ricky dua kali pertama plus 11, kedua plus 19, Richard plus 13.

Plus menandakan jika terperiksa jujur, sedangkan minus menandakan terperiksa berbohong.

Baca juga: Kebohongan Putri Candrawathi Hari Ini Sudah Diprediksi Pengacara Bharada E, Ronny Belajar dari Sambo

Aji menjelaskan terkait skor plus dan minus dari hasil pemeriksaan poligraf tersebut.

Dalam catatannya, Ferdy Sambo dan Putri terindikasi bohong.

Adapun berdasarkan skor, Richard dan Ricky dinyatakan memberikan keterangan jujur. Terakhir, Kuat Maruf jujur dan berbohong.

"Dari skoring yang Anda sebutkan itu menunjukkan indikasi apa? Bohong? jujur atau antara bohong dan jujur?," ucap hakim lagi.

"Untuk hasil +NDI (No Deception Indicated) tidak terindikasi berbohong," ungkap Aji.

"Kalau Sambo terindikasinya apa?," cecar hakim.

"Minus, terindikasi berbohong. Kalau PC terindikasi berbohong. Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong," tutur Aji.

Diketahui, Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir Yoshua menjadi korban pembunuhan berencana yang diotaki Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022 lalu.

Baca juga: Bharada E Bongkar Janji Ferdy Sambo Bikin Ajudan Sedikit Tenang, Ujung-ujungnya Gagal Total

Brigadir Yoshua tewas setelah dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Pembunuhan itu terjadi diyakini setelah Putri Candrawathi bercerita kepada Ferdy Sambo karena terjadi pelecehan seksual di Magelang.

Ferdy Sambo saat itu merasa marah dan menyusun strategi untuk menghabisi nyawa dari Yoshua.

Dalam perkara ini Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR, Kuwat Maruf dan Bharada Richard Eliezer alias Bharada didakwa melakukan pembunuhan berencana.

Kelima terdakwa didakwa melanggar pasal 340 subsidair Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Putri Candrawathi Jawab Dugaan Selingkuh

Jaksa Penuntut Umum (JPU) kembali menyinggung soal hubungan romantis istri Sambo dengan Almarhum Brigadir Yosua atau Brigadir J.

Jaksa awalnya menanyakan hubungan antara Putri Candrawathi dan Brigadir J.

Putri lalu menjawab jika Yosua adalah drivernya dan sudah dianggap seperti anak sendiri.

Jaksa kemudian mengungkit soal apakah Putri pernah dites menggunakan lie detector dan pertanyaan apa yang kala itu ditanyakan.

Karena Putri menjawab lupa, jaksa penuntun umum kemudian membacakan ulang isi pertanyaan lie detector tersebut.

Apakah anda berselingkuh dengan Yosua? apa hubungan anda dengan Yosua selama di Magelang? ucap jaksa mengutip pertanyaan dalam BAP Putri.

Putri menjawab tidak. Jaksa kembali bertanya apakah istri Sambo itu tahu hasil dari alat pendeteksi kebohongan tersebut?

Jaksa kemudian melanjutkan jika hasil dari lie detector adalah Putri Candrawathi berbohong.

Pelecehan seksual jadi motif penembakan terhadap Brigadir Yosua pada 8 Juli 2022.

Setelah Putri mengaku mendapat pelecehan hingga diperkosa oleh Yosua di Magelang.

Hingga kini tak ada yang tahu kejadian apa yang sebenarnya terjadi.

Namun dalam kesaksian Bharada Eliezer sebelumnya, ia melihat Brigadir Yosua ribut dengan Kuat Maruf diluar kamar Putri Candrawathi sehari sebelum kejadian penembakan.

Sayangnya, Kuat Maruf pun sampai saat ini mengaku tidak mengetahui apakah terjadi pelecehan atau tidak.

Tapi satu pernyataan darinya yang masih jadi pertanyaan jika Brigadir Yosua adalah duri dalam rumah tangga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hasil Poligraf Bharada E-Ricky Rizal Jujur, Ferdy Sambo-Putri Bohong, Kuat Ma'ruf Jujur dan Bohong

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved