Pelecehan Anak
Oknum Guru Tersangka Kasus Dugaan Pelecehan Anak Dibebaskan, Keluarga Korban Pilih Damai
Pengajuan untuk damai atas kasus pelecehan yang dialami anaknya adalah permintaannya sendiri tanpa paksakan atau arahan dari pihak manapun.
Penulis: Nining Angraeni | Editor: Hasriyani Latif
"Karena yang meminta sendiri adalah pihak keluarga korban, jadi kami tidak bisa berbuat banyak apalagi memaksa korban untuk melanjutkan kasus ini," sebutnya.
Andi Bakhtiar menegaskan jika kedepannya ada kasus pelecehan seksual yang sudah dilaporkan, agar korban tidak memilih jalur damai dengan pelaku.
Mengingat tindakan tersebut akan dianggap remeh oleh pelaku-pelaku pelecehan seksual lainnya.
"Jalur damai bukan hal yang tepat. Justru jika kasus ini damai, yang dirugikan adalah korban. Psikis dan mental mereka bisa terganggu dan dikhawatirkan akan takut beradaptasi dengan lingkungannya. Kasus pelecehan seksual adalah kasus yang harus diselesaikan hingga pelaku mendapat efek jera," terangnya.
Dia juga mengimbau agar korban pelecehan seksual lainnya tidak takut dan ragu melaporkan hal ini ke pihak kepolisian.
"Kami sebagai tim P2TP2A Pinrang akan berada paling depan untuk membela korban serta memberikan penyembuhan psikis atau mental korban," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang anak di bawah umur menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru sekolah dasar (SD) laki-laki inisial RS di Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.
Orang tua korban juga telah melapor ke Polres Pinrang.
Juga meminta pendampingan ke Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Pinrang untuk mengawal kasus ini.
Setelah dilakukan penyidikan, oknum guru itu ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pelecehan seksual.
Tidak terima ditetapkan tersangka atas kasus dugaan pelecehan, oknum guru tersebut mengajukan pra peradilan di Pengadilan Negeri (PN) Pinrang.
Dalam sidang putusan PN Pinrang, korban dinyatakan menang. Namun, belakangan diketahui, korban dan tersangka justru berdamai.(*)
Laporan Wartawan Tribunpinrang.com, Nining Angreani