Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Erick Thohir Pernah Jabat Ketua Panitia Asian Games 2018, Pengamat Politik: Modal Jadi Cawapres

Ray menjelaskan, Erick Thohir sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik di bidang olahraga dan pemerintahan. Makanya, elektabilitasnya meningkat.

Editor: Mikhael Gewati
Kompas.com
Menteri BUMN Erick Thohir di Puro Mangkunegaran. 

Asian Games diikuti oleh 46 negara se-Asia. Ada total 11.000 atlet yang mengikuti ajang olahraga ini.

Kesuksesan pelaksanaan pesta olahraga se-Asia itu pun kini mendatangkan kabar bahagia bagi masyarakat Indonesia.

Dewan Olimpiade Asia (OCA) memberikan penghargaan melalui kepada Indonesia atas kesuksesan ajang Asian Games 2018.

Penghargaan OCA Award itu diterima Indonesia melalui Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir dalam acara 72nd OCA Executive Board Meeting, Bangkok, Thailand, Sabtu (2/3/2019).

Sheik Ahmad Al Falah Al Sabah selaku Presiden OCA, mengatakan Indonesia dinilai mampu memberikan dampak positif dengan terselenggaranya Asian Games.

"Mewakili Indonesia, baik itu para pemimpin negara, panitia pelaksana, para relawan, dan juga seluruh rakyat Indonesia, saya merasakan kebanggaan atas penghargaan yang diberikan OCA atas penyelenggaraan terbaik pesta olahraga Asian Games 2018. Anugerah ini untuk Indonesia yang telah berhasil menggelar Asian Games yang mendapat apresiasi dari seluruh dunia," ujar Erick saat itu.

Berkat pencapaian tersebut, majalah Forbes Indonesia memberikan penghargaan Business Man of The Year 2018 kepada Erick Thohir.

Selain itu, Erick Thohir pernah menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021–2024.

Sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir terus melakukan transformasi pada perusahaan berplat merah.

Ia telah memangkas jumlah perusahaan BUMN dari sebelumnya berjumlah 142 perusahaan menjadi 41 perusahaan serta mengurangi jumlah klaster dari 27 menjadi 12.

Erick mengungkapkan bahwa hal itu merupakan upaya Kementerian BUMN untuk merampingkan portofolio yang sudah ada.

Berkat itu, BUMN kini memiliki total aset hingga 650 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 9.100 triliun. Hal ini tentunya memberikan kontribusi perekonomian besar bagi Indonesia.

Erick bahkan terus merampingkan perusahaan-perusahaan milik negara, sehingga bisa mencetak laba bersih yang lebih besar.

Pada masa kepemimpinannya, Erick menargetkan konsolidasi dilakukan secara bertahap dengan memangkas BUMN menjadi 37 perusahaan saja.

"Kita akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 perusahaan menjadi 30. Ini perlu waktu, karena saya akan fokus dari 41 ke 37. Hasilnya bisa kita rasakan sama-sama, laba bersih BUMN tadinya Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun, ini loncatan luar biasa," tuturnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved