Guru Besar Unhas Sorot Pengelola Kapal di Bajoe: Rutin Periksa Kesiapan Kapal Sebelum Berlayar
KMP Permata berlayar dari pelabuhan Bajoe ke Pelabuhan Kolaka, Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 15.00 Wita.
Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Ari Maryadi
BONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Guru besar Universitas Hasanuddin atau Unhas, Daeng Paroka angkat suara pasca Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Permata tiga kali mati mesin saat berlayar.
KMP Permata berlayar dari pelabuhan Bajoe ke Pelabuhan Kolaka, Jumat (9/12/2022) sekitar pukul 15.00 Wita.
Dikonfirmasi Tribun-Timur.com, Daeng Paroka menyebut, kapal sama halnya dengan kendaraan lain seperti mobil.
Saat melaju atau berlayar lalu tiba-tiba mati, artinya ada kerusakan pada mesin.
Jika baru pertama kali mati, masih bisa dimakulumi.
"Yang parah itu kalau sudah berulang-ulang mati sementara kapal sedang berlayar," kata Guru Besar Teknik Unhas bidang stabilitas kapal ini di ujung panggilan telepon, Minggu (11/12/2022).
Prof Paroka mengatakan, agar awak kapal rutin mengecek kondisi kapal terlebih dahulu sebelum berlayar.
Sebab, keselamatan penumpang bergantung pada kesiapan kapal serta kru kapal itu sendiri.
"Meski baru pertama kali mati, tidak boleh dianggap remeh. Perlu pemerikaan dan perawatan rutin, Terkhusus saat akan berlayar. Sehingga trouble yang sama tidak lagi terulang di lain hari," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, KMP Permata tiga kali mati mesin saat berlayar dari pelabuhan Bajoe menuju Pelabuhan Kolaka.
KMP Permata mati mesin pertama kali saat lima jam usai meninggalkan Pelabuhan Bajoe.
Mati mesin pertama berlangsung kurang lebih satu jam.
Lalu mati mesin kedua berlangsung kurang dari setengah jam dan sempat berjalan mundur saat hidup.
Mati mesin ketiga berlangsung sekitar setengah jam sebelum lanjut berlayar ke Pelabuhan Kolaka. (*)