Sambo Tegaskan Putri Dirudapaksa Brigadir J dan Tak Ada Perselingkuhan, Sebut Ada Bos Baru Bharada E
Sambo memastikan tak ada isu perselingkuhan di balik pembunuhan berencana terhadap anak buahnya, Brigadir J.
"Jadi waktu itu ibu Putri nangis, nangis saya tanya. 'Maaf bu kira-kira apa yang terjadi?' Jadi beliau menyampaikan bahwa saat itu beliau baru pulang dari Magelang, pakai celana pendek, istirahat di rumah Duren Tiga, sedang apa, santai-santai. Abis itu nangis lagi," ungkap Benny.
Saat melempar sejumlah pertanyaan kepada Putri, Sambo pun turut menceritakan soal kejadian di rumah dinas berdasarkan versinya.
Ketika itu, Sambo mengungkapkan bahwa istrinya mengalami pelecehan seksual oleh Brigadir Yoshua.
"Abis itu Pak FS menambahkan, bercerita lagi, abis itu saya tanya lagi (terhadap Putri), gimana ceritanya? Selanjutnya si almarhum Yoshua itu melaksanakan pelecehan sehingga beliau berteriak, selanjutnya almarhum itu keluar," kata Benny.
Lantas, majelis hakim menanyakan perihal pelecehan seksual tersebut.
"Apa yang diceritakan tentang pelecehan itu?" ujar Wahyu kepada Benny.
"Dipegang-pegang," jawab Benny.
"Paha?" cecar Wahyu.
"Iya," jawab Benny.
Selanjutnya, Benny mengatakan Putri tak bisa menjawab lagi dan hanya menangis.
Setelah itu, Benny bersama Susanto pun meninggalkan rumah Saguling dan kembali ke rumah dinas Sambo.
Dalam kasus ini, Sambo dan Putri didakwa melakukan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J bersama dengan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.
Dalam dakwaan jaksa, Richard Eliezer menembak Brigadir J atas perintah mantan Kepala Divisi (Kadiv) Propam kala itu, Ferdy Sambo.
Peristiwa pembunuhan Yosua disebut terjadi setelah cerita Putri Candrawathi yang mengaku dilecehkan Yosua di Magelang.
Kemudian, Ferdy Sambo marah dan merencanakan pembunuhan terhadap Yosua yang melibatkan Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf.